Twenty five: Tujuan Alana or Lesya

3.3K 226 7
                                    

Happy Birthday to me, hehe💗
🍀

Angin menerpa wajahnya, beberapa anak rambutnya bergerak, matanya memejam sejenak. Menikmati suasana yang begitu menenangkan. Taman belakang sekolah ini memang sangat cocok untuk menenangkan pikirannya.

Matanya terbuka saat merasakan seseorang duduk di sampingnya. Menatap sang empu yang juga menatap. "Kenapa?" tanya Lesya bingung.

Cowok itu menggeleng, "cantik."

Lesya menyernyit, karena tidak mendengar ucapan lirih cowok di sampingnya. Lesya memilih diam, memikirkan berbagai hal yang telah terjadi padanya.

Ia di hakimi semua orang atas video viralnya di puncak ulang tahun sekolah. Lesya tidak begitu peduli pada hakiman mereka, tapi ia takut dampaknya akan memburuk untuk dirinya dan alur dunia novel ini.

Bagaimana jika dampaknya membuat Lesya berakhir mengenaskan?

Alana tidak mau kembali merasakan akhir yang mengenaskan, seperti di dunianya dulu. Ia ingin perannya sebagai Lesya memiliki ending yang baik. Alana boleh saja kembali mati, tapi ia ingin mati setelah melakukan banyak hal baik pada orang sekitar nya.

Setidaknya, orang lain dapat merasakan kebahagiaan walau ia tidak merasakannya.

Iya, Alana punya tujuan sekarang. Setelah perbincangannya dengan Razean, ia dapat memastikan tujuannya di dunia ini. Tujuannya, membuat semua tokoh di dunia novel ini berakhir baik, walau ia harus mengorbankan nyawanya sekalipun. Alana ingin menebus dosanya di dunia dulu yang memilih bunuh diri. Ia akan menebusnya di dunia ini, lalu ia akan tenang. Keinginan nya hanya kembali ke pangkuan Tuhan dengan tenang. Itu saja.

"Lesya,"

Panggilan itu membuat Lesya tersentak pelan, "hm, kenapa?"

"Gua suka sama lo." Pernyataan itu membuat Lesya bungkam. Ia jelas bingung, karena tidak seharusnya cowok disampingnya ini menyukai Lesya. Alurnya memang sudah melenceng jauh, berarti Lesya harus memperbaikinya.

Lesya menatap manik cowok itu, "Rafael, maaf—"

"Gak perlu minta maaf, gua cuma mau nyatain perasaan gua aja." Ungkap Rafael, wajah yang biasanya menampilkan ekspresi datar itu tersenyum tulus.

Membuat Lesya merasa bersalah, "Rafael, gua tau lo orang baik. Tapi, bukan gua pasangan yang baik buat lo."

"Lesya, gua gak peduli lo seperti apa, karena gua gak mencari yang terbaik." Balas Rafael, ucapannya menyentuh, tapi bagi Lesya ini salah. Jika memang Rafael tidak ditakdirkan bersama Protagonis, setidaknya ia harus mendapatkan yang lebih baik dan pantas untuknya, bukan malah beralih pada Lesya.

"Lo emang tulus, Rafael. Tapi, maaf sekali lagi, gua gak punya perasaan apapun sama lo." Lesya menjawab dengan tegas, ucapannya mungkin menyakiti Rafael, tapi ini pilihan yang terbaik untuk dirinya, Rafael, maupun tokoh yang lain.

"Gapapa, tapi gua boleh kan tetap suka sama lo dan jadi temen lo?" tanya Rafael.

"Tentu," Lesya tersenyum, "gua gak akan melarang lo untuk membiarkan perasaan lo tetap ada."

Rafael ikut tersenyum. Dengan ini, semua yang Lesya perbaiki akan berawal baik, kan?

——

Buku Tanpa JudulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang