🍀
Lesya melangkah menuju taman belakang. Tadinya, ia sedang berada dikantin. Namun, ia sangat malas menonton drama sang pemeran. Lesya semakin muak melihatnya. Ia memilih untuk tidak menonton nya dan membiarkan alur berjalan semestinya. Lesya harus tetap hidup hingga cerita berakhir.
Entah kapan, cerita ini berakhir.
Ia duduk dikursi panjang taman yang tersedia, menikmati angin yang berhembus menerpa wajahnya. Sesaat, Lesya memejamkan matanya.
Membuka matanya kembali, seolah merasakan ada yang duduk disampingnya. Tebakannya benar.
Lesya menatap pemuda tersebut yang duduk dengan kotak makan bewarna pink bergambar Barbie dipangkuan nya. Lesya menatapnya dengan menahan tawa.
"Gak usah ditahan!" sindir nya malas, tawa Lesya terlepas.
"Serius Lo bawa kotak bekal gambar Barbie?" tanya Lesya dengan diselingi tawa. Jati diri Lesya yang cuek, hilang. Ada apa ini?
Decakan kesal terdengar dari pemuda tersebut. Lesya memberhentikan tawanya.
"Sorry-sorry!" cetus Lesya, dibalas dehaman.
Pemuda itu mengulurkan bekalnya pada Lesya, "kenapa dikasih gua?" tanya Lesya bingung.
"buat Lo, gua keyang!" jawabnya beralasan.
"ck-ck! Kasihan tau mami Lo udah buatin bekal tapi gak dimakan!" celetuk Lesya dengan decakan diawal.
"Itu bukan buat gua!"
Lesya menatap bingung, lalu setelah nya berseru, "oh, pasti buat Metasa, kan? Kenapa gak dikasih ke Metasa?" tanya Lesya.
"Makan aja."
"Gak deh, nanti Metasa nyariin bekalnya ini. Sana kasih ke adek, Lo!" Seru Lesya.
Kenzo membuka bekalnya, lalu kembali menyodorkan pada Lesya. Wah, nasi goreng dengan telor mata sapi!! Itu kesukaan Lesya, lebih tepatnya Alana.
"Makan!" titah Kenzo.
"Gak usah, gua udah makan!" tolak Lesya berbohong. Padahal cacing diperutnya meronta meminta diisi.
"Eh gua bisa sendiri!" cetus Lesya saat Kenzo menyodorkan sendok dengan nasi goreng.
Lesya mau tak mau mengambil bekal tersebut, menyendok kan dan memakan nya. "Enak! Mami Lo jago masak!" Puji Lesya.
"Bunda memang jago." Gumam Kenzo yang masih dapat didengar Lesya.
"ternyata anak bunda!" celetuk Lesya mengangguk-angguk. Keheningan melanda mereka, Lesya sibuk menghabiskan bekal pemberian Kenzo. Sedangkan Kenzo sibuk termenung.
"Udah habis, makasih!" ucap Lesya mengembalikan kotak bekal Kenzo yang telah kosong.
"Hm."
"Lesya!" panggilan seseorang, mengalihkan mereka.
Ia mendekat, melirik Kenzo sekilas. "Gua mau bicara sama Lo!" ucapnya pada Lesya.
"bicara apa?"
"Ayo, ikut gua!" Altheo menarik lengan Lesya, membawa nya pergi dari taman belakang.
---
"Lesya!" panggilan kembali terdengar, Lesya menoleh kebelakang. Berhadapan dengan sang protagonis wanita.
"Aku boleh tanya sedikit sama kamu?" tanya Metasa, Lesya mengangguk pelan.
"Kamu— ada hubungan apa sama Abang aku?" tanya Metasa membuat Lesya mengerutkan keningnya. Hubungan ia dengan Kenzo?
"Gak ada," jawab Lesya jujur.
"Beneran?" tanya Metasa kurang yakin dengan jawaban Lesya. Lesya mengangguk.
Sepertinya, Lesya tau kenapa Metasa bertanya hubungan ia dengan Kenzo. Metasa cemburu. Ia takut perhatian abangnya beralih.
"Tenang aja, gua gak akan rebut Abang lo." Ucap Lesya, lalu berbalik untuk pergi.
Metasa menatap punggung Lesya dengan penuh arti.
—
Earphone terpasang ditelinga Lesya, ia menghentikan langkahnya. Menatap kembali drama diparkiran sekolah. Tiada hari tanpa drama. Selly kembali seperti semula, mengganggu tokoh utama.
"Ck!" Decak Lesya saat lagi-lagi protagonis menang dari antagonis.
"Kalau drama trus, konfliknya kapan jalan sih?" Tanya Lesya kesal. Jika konflik tidak berjalan, cerita tidak akan pernah menuju akhir.
"Pulang bareng gua!"
Lesya terkejut bukan main, "ck, ngagetin!"
Kemunculannya secara tiba-tiba seperti hantu yang tak diundang.
"Ayo!" Rafael menarik lengan Lesya menuju parkiran montornya.
"ada perlu apa lo?" tanya Lesya heran, pasalnya tiba-tiba Rafael sang second lead mengajaknya pulang bareng. Eh, ini gak akan merubah alur kan??
"Gak ada," jawabnya singkat.
"Trus kenapa ngajak gua pulang bareng?"
"Cuma pengen."
Lesya semakin menatap Rafael aneh, "gue gak mau!" tolak Lesya.
Tanpa peduli, Rafael memberikan jaket pada Lesya, yang ditatap bingung oleh Lesya.
"Pake di pinggang Lo!" titah Rafael.
"Lo budek?! Gua bilang, gue gak mau pulang bareng Lo!!" seru Lesya menolak, ucapannya tak keras sehingga tidak perlu khawatir perhatian orang tertuju pada mereka. Karena sudah pasti pasang mata hanya tertuju pada drama sang pemeran utama.
Rafael tak menghiraukan Lesya, ia memasangkan jaket pada pinggang Lesya. "Naik!" titah Rafael.
"Gua-"
"Gua gak nerima penolakan." Tekan Rafael datar. Mau tak mau, Lesya menurut. Ia menaiki motor Rafael, berdoa dalam hati, semoga adegan pulang bareng Rafael tidak mengubah alur sedikitpun.
Dari kejauhan seseorang memperhatikan Lesya dan Rafael yang sudah pergi dari kalangan sekolah.
Setelah Kenzo, dia deketin Rafael? Batinnya.
—
Metasa memasuki rumahnya, melangkah menuju dapur untuk bertemu sang mama.
"Mama!" ia menyalami tangan sang mama.
"Mama lagi masak apa?" tanya Metasa pada Kazia— mama tirinya.
"Nasi goreng, Kenzo lagi pengen katanya!" jawab Kazia, Metasa mengangguk.
"Kamu gak ganti baju?"
"bentar, Ma!" Metasa menuangkan air kegelas, lalu duduk di kursi meja makan yang memang terletak dekat dapur.
Ia meneguk air, matanya tak lepas dari kotak bekal berwarna pink tersebut. "Abang, tadi bawa bekal?" tanya Metasa.
"Iya," balas Kazia yang membuka kotak bekal itu, "habis!” gumam Kazia senang.
"Tadi Metasa liat Abang makan bareng cewek di taman belakang sekolah, Mah!" ujar Metasa memberi tahu.
"Kenzo punya pacar?" tanya Kazia.
"Meta gak tau! Tapi mereka kelihatan dekat."
"Kamu tau namanya?" Metasa mengangguk.
"Namanya Lesya, seumuran sama Meta." Ujar Metasa, Kazia terdiam, senyum tipis terlihat darinya.
"Oh, Lesya yang waktu itu nolongin mama!"
"Bagus kalau Kenzo dekat sama dia, Lesya anaknya baik. Lain kali, ajak Lesya kesini ya, Meta!"
Bukan itu jawaban yang Metasa harapkan.
🍀
Jangan lupa senyum.Jangan lupa bersyukur.
Jangan lupa vote.
Terima kasih telah membaca.
27-10-23
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku Tanpa Judul
Ficção AdolescenteAlana Falansa, menemukan Buku Tanpa Judul. Ia memasuki dunia buku itu, menempati tokoh figuran yang sekali muncul karena terlibat konflik kecil. Lama dalam dunia ini, ia temukan berbagai masalah setiap pemeran. Bahkan masalah tentang dirinya sendiri...