🍀
Mereka duduk di kursi panjang di taman belakang. Keheningan tercipta beberapa saat, hingga Lesya mengeluarkan suaranya
"Jelasin semua yang lo tau!" seru Lesya, ia menyorot tajam pada Razean yang menampilkan wajah seperti biasa, tidak ada ketakutan dalam rautnya, seperti pertemuan ini sudah ia rencanakan untuk membongkar suatu hal.
"Siapa lo sebenarnya, Razean?" pertanyaan itu pada akhirnya Lesya keluarkan.
"Gua sama seperti lo, Aluna." Jawaban singkat dengan nama jiwa aslinya membuat Lesya tak berkutik.
"Gua dari dunia yang sama dengan lo, Aluna Falansa."
"Bedanya, bukan hanya jiwa gua yang masuk ke dalam dunia ini, tapi raga gua juga. Seharusnya, Razean Sambuaga tidak pernah ada dalam dunia novel ini. Tapi, gua di sebutkan sebagai pemeran figuran." Jelasnya.
Razean tatap mata Lesya, "di dunia ini, gua mengulang waktu terus-menerus."
"Kenapa?" tanya Lesya bingung.
"Gua gak tau pasti alasannya, tapi 6 kali mengulang waktu dengan ending yang sama dan ingatan yang tidak hilang, itu menyiksa gua." Jawabnya, rautnya terlihat gusar, seperti banyak ketakutan yang ia tampung.
"Ending yang sama? Memangnya ending seperti apa sampai buat lo tersiksa?"
"Hancur."
Lesya menyernyit tak mengerti.
"Ending nya hancur. Semua tokoh yang terlibat, utama maupun figuran, merasakan keleyapan tubuhnya yang menyiksa diri mereka hingga tubuhnya leyap bagai abu dan dunia ini yang hancur berkeping. " Razean masih ingat jelas rasa sakit atas tubuhnya yang mulai leyap, sungguh ia tidak pernah lupa. Tokoh lain bisa lupa atas rasa sakit dan ingatan mereka sebelumnya, tapi Razean tidak di biarkan melupakan itu.
Lesya tak mampu bersuara kembali, ia jelas merasakan ketakutan besar dalam diri Razean.
"Gua selalu mencoba mengubah alur, tapi gua gak pernah bisa. Semua tetap berjalan sama seperti semula."
"Ini kehidupan yang ke-7," beri tahunya. "Gua mimpi, jiwa dari dunia nyata datang ke dunia ini, menempati tubuh salah satu figuran."
"Dalam mimpi itu, gua di tugaskan melindungi dan mengarahkan setiap langkah jiwa itu," lanjut nya.
Razean memegang tangan Lesya, ia genggam dengan tatapan teduhnya. "Jiwa itu lo, Aluna. Lo datang sebagai penyelamat dunia ini. Yang nantinya akan menghentikan pengulangan waktu dan tidak ada keleyapan di akhir cerita."
Melindungi? Mengarahkan? Jiwa penyelamat?
Jadi, Razean ada di sampingnya hanya untuk menjalankan tugas itu? Agar Razean tidak mengulang waktu lagi? Agar ia tidak merasakan keleyapan untuk kesekian kali?
Apakah jiwanya hanya digunakan sebagai alat dari dunia metaforgana ini?
Apa benar seperti itu? Jika benar, berarti tidak ada ketulusan dalam diri Razean selama ini? Ketulusan untuk Aluna maupun Lesya.
Razean melihat sorot kecewa dari mata Lesya, ia menyernyit bingung. Ada apa? Apa yang sedang Lesya pikirkan tentang penjelasannya?
Lesya lepas genggaman tangan Razean, ia mengangguk pelan. "Sekarang, gua tau kenapa gua ada di sini."
Matanya kembali menyorot tajam, "hanya sebagai alat di dunia ini, kan?"
Razean menatap tak mengerti.
"Lo tenang aja, gua akan selesaikan masalahnya dan lo gak akan merasakan keleyapan itu, lagi." Ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku Tanpa Judul
Teen FictionAlana Falansa, menemukan Buku Tanpa Judul. Ia memasuki dunia buku itu, menempati tokoh figuran yang sekali muncul karena terlibat konflik kecil. Lama dalam dunia ini, ia temukan berbagai masalah setiap pemeran. Bahkan masalah tentang dirinya sendiri...