Minal aidzin walfaidzin, mohon maaf lahir dan batin🙏
Masih ada yang nunggu gak ya?
🍀
Gion memasuki ruangan Papa nya, ruangan dengan dekorasi simple yang nyaman itu sudah bertahun-tahun lamanya menjadi tempat Papa nya menyibukkan diri dengan berkas-berkas. Gion mendekat, seperti biasa Papa nya terlihat sangat sibuk.
"Papa!" panggilan itu berhasil mengalihkan Gentanio Zean Willdanson, selaku Papa nya.
"Ada apa?" tanya Gion, tumben sekali Genta memanggil ia di tengah kesibukan pria itu.
Genta membenarkan kacamatanya, "temani Selly ke psikiater!" tegasnya tak terbantah.
"Enggak mau, Gion sibuk!" tolak Gion ketus.
"Gion, Papa tau kelakuan kamu di sekolah! Turuti kata Papa, jangan bikin Papa ngerebut semua fasilitas kamu dan membuang kamu ke Belanda." Ancam Genta, manik hitam pekatnya menyorot putranya tajam.
"Pa! Gimana bisa Papa jodohin Gion sama cewek gila kayak dia?!! Dia gak pantes jadi pendamping aku!!" Seru Gion kesal. Ia benci perjodohan ini, malah Gion lebih membenci Selly. Gara-gara gadis itu, Gion harus menurut semua perintah Papa nya. Ia tidak bebas bersikap dan tidak bebas untuk memilih pasangan seumur hidupnya.
Seumur hidup itu lama, Gion tidak mau seumur hidupnya harus terbuang sia-sia karena menemani gadis gila seperti Selly.
Belanda? Lagi-lagi negara Kincir Angin yang menjadi ancaman. Genta tau Gion membenci hidup di negara itu, karena putranya pernah hidup lima tahun di negara itu saat usia delapan tahun.
"Papa sangat butuh kerjasama dengan perusahaan Kakek Selly yang sekarang dikelola Ibu Selly! Jadi, kamu gak bisa nolak apapun perintah Papa! Nurut seperti biasanya, Gion! Dan juga ..." ucapan Genta terjeda, manik nya semakin menyorot tajam seolah ingin mengunus mata putranya.
"... Kamu yang buat dia gila!" lanjut Genta dingin.
Tubuh Gion menegang, seberapa banyak kelakuan Gion yang Papa nya tau?
"Papa udah bilang, Papa tau semua kelakuan kamu!"
"Temani Selly! Tanggungjawab atas kelakuan kamu yang menyakiti dia!" Ujar Genta tegas.
"Pa, keluarganya berantakan mungkin itu penyebab dia jadi gila, bukan Gion penyebabnya!" sangkal Gion tak ingin di salahkan.
"Sudah tau keluarganya berantakan, tapi kamu malah semakin membuat dia berantakan!" geram Genta tak habis pikir.
"Di mana otak kamu, Gion?!"
"Saya gak nyangka, anak yang saya besarkan susah payah menjadi anak yang memiliki otak dangkal, menyakiti dan kasar terhadap perempuan!"
"Bagaimana jika istri saya tau anaknya tumbuh seperti ini? Anak yang ia lahirkan hingga mengorbankan nyawanya! Istri saya pasti menyesal melahirkan kamu!" Kalimat yang terlontar dari mulut Genta berhasil menyakiti hati Gion.
Menyesal? Apakah Mama nya di atas sana menyesal melahirkan nya jika tau anak nya tumbuh seperti ini?
"Ingat perkataan saya, kamu salah satu penyebab Selly terluka! Kamu!" Ucap Genta menekankan kalimatnya kepada sang putra.
"Jadi, turuti perintah saya!"
"Kalau tidak, kamu habis sama saya!"
---
Beberapa hari berlalu dengan berbagai cacian, Lesya tetap tenang menghadapi perlakuan orang-orang disekitar terhadapnya.
Kali ini, ia berjalan seorang diri di lorong menuju toilet perempuan. Namun, sosok yang membuat masalah padanya beberapa hari lalu muncul dengan senyum polos, seolah tak memiliki beban apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku Tanpa Judul
Novela JuvenilAlana Falansa, menemukan Buku Tanpa Judul. Ia memasuki dunia buku itu, menempati tokoh figuran yang sekali muncul karena terlibat konflik kecil. Lama dalam dunia ini, ia temukan berbagai masalah setiap pemeran. Bahkan masalah tentang dirinya sendiri...