Twenty six: First mission

3K 221 8
                                    

Happy happy happy!💕
🍀

Lesya duduk di sofa ruang tamu dengan tenang, menunggu sang Ayah pulang. Rumahnya sepi, hanya dirinya seorang diri. Tidak ada tampilan televisi yang menemani, hanya suara detak jam yang berbunyi. Menyiapkan diri untuk menerima kebenaran yang ada.

Suara decitan pintu yang terbuka, membuat Lesya seketika menoleh. Pria paruh baya yang ia tunggu kepulangannya, berdiri disana, melangkah menghampirinya dengan senyuman hangat. Mengapa bisa sehangat ini?

"Putri Ayah, belum tidur? Kenapa nunggu Ayah pulang? Ada yang mau dibicarakan?" runtunan pertanyaan dari Riko membuat Lesya tersenyum.

"Iya Ayah, ada yang mau Lesya bicarakan." Jawab Lesya. Riko duduk di sofa single, sembari menatap Lesya yang ingin membicarakan sesuatu padanya.

"Ayah, Lesya cuma mau tanya satu hal," ujar Lesya.

"Lesya mohon, Ayah jawab jujur."

Perasaan Riko mendadak tak enak, ia takut apa yang ia pikirkan menjadi kenyataan saat ini.

Lesya menatap sang Ayah, "apa benar, Tante Kazia adalah Bunda kandung Lesya?"

Sudah Riko duga, putrinya akan mempertanyakan hal itu. Ia tau, Kazia datang ke rumahnya untuk bertemu Lesya dan memberi tahu fakta tentang hubungan mereka, yaitu antara ibu dan anak.

Awalnya Riko marah mendengar Kazia datang tiba-tiba ke rumahnya, Riko tidak ingin putrinya mengetahui kebenarannya dari orang lain, biarkan Riko yang memperjelas nantinya. Namun, semua sudah terjadi, Kazia sudah datang dan kebenaran akan terungkap.

Helaan nafas berat terdengar, ia balas menatap manik putrinya. "Iya, Kazia, Bunda kandung kamu." Ungkap Riko.

Lesya tak begitu terkejut, karena dari awal jawaban itu yang sudah ia yakini keluar dari mulut Ayahnya. Ia hanya memastikan. Jika benar seperti itu, Lesya harus apa?

"Apa Lesya boleh tau masalah yang buat Ayah dan dia pisah?" tanya Lesya, Riko tak langsung menjawab.

"Ayah, Lesya gak tau kenapa bisa lupa semua hal tentang keluarga kita dulu." Aluna pun tak mengerti, mengapa tidak ada ingatan tentang keluarga Lesya? Apa karena ia hanya jiwa asing yang tak perlu tau permasalahan itu? Apa mungkin karena jiwa Lesya asli sudah tiada dan ingatan nya pun ikut menghilang bersama jiwanya?

"Lesya ini putri Ayah, Lesya berhak tau tentang permasalahan antara orang tua Lesya. Jadi, Lesya mohon, kasih tau Lesya," pinta Lesya pada Riko.

"Restu orang tua," jawab Riko tak bisa dipahami, "Ayah dan Kazia menikah tanpa restu dari Papah Kazia."

"Dulu, Ayah ini orang gak punya, tapi Ayah nekat menikahi Kazia yang jelas derajatnya sangat tinggi. Papah Kazia jelas tidak merestui kami, dia sudah memilih calon suami yang katanya cocok untuk Kazia. Dengan segala tekad, Ayah mengajak Kazia pergi jauh dari orang tuanya, lalu kami menikah tanpa memberitahu orang tua Kazia. Ayah tau ini salah, tapi waktu itu Ayah berpikir, apapun akan dilakukan demi orang yg dicintai." Jelas Riko panjang lebar, dulu tekad dalam dirinya sangat besar. Namun, dari kesalahannya, ada saja yang harus direlakan.

"Kita hidup berdua dengan bahagia, sampai abang kamu lahir dan satu tahun setelahnya kamu lahir juga. Tapi—" Riko menjeda ucapannya, "—hidup itu gak melulu tentang senang, pasti ada saja masalah yang datang."

Buku Tanpa JudulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang