Twenty three: Playing victim

3.4K 269 8
                                    

Maaf ya updatenya lama hehe:)
🍀

Brukk

"Metasa!"

Pangeran penolong tiba-tiba datang menghampiri Meta yang tersungkur di tanah. Ia berjongkok, "kamu gapapa? Mana yang sakit?" tanya Gion dengan lembut.

"Lutut aku berdarah ..." jawab Meta lirih.

Rahang Gion mengeras saat melihat darah segar keluar dari lutut Metasa yang terluka. Ia berdiri, matanya menatap nyalang seorang gadis yang menyebabkan sang pujaan hatinya terluka.

"Apa yang lo lakuin ke Meta?!!" Hardik Gion.

"Maaf, gua gak sengaja," jawab Lesya.

"Alasan lo klasik!"

"Lo selalu jawab itu saat lo ngelukain Meta! Sebenarnya, apa sih masalah lo sama Metasa?!" tanya Gion tajam.

"Loh, bukannya dia yang nyari masalah sama gua?" balas Lesya datar.

"Meta gak pernah cari masalah sama lo! Lo duluan yang selalu nyakitin dia!" teriak Gion membela.

Lesya mengerutkan hidungnya, "gak usah teriak, mulut lo bau!" sungut Lesya mengejek.

Aliran amarah semakin mengalir, wajah Gion memerah dengan rahang mengeras.

"Lagipula, siapa yang selalu nyakitin dia?" Lesya menunjuk dirinya, "gua?" tanya nya bingung.

"Bahkan, liat wajah sok polos dia aja gua jijik!" cemooh Lesya, "kalau dia gak duluan mulai, gua gak akan dorong dia!" lanjut Lesya.

"Itu sama aja lo ngelukain dia!"

"G-gion, udah ... Aku gapapa," sahut Meta dengan suara lirihnya.

"Gak! Kalau dibiarin, dia bakal terus nyakitin kamu, Meta!" seru Gion.

"Metasa!" beberapa orang tiba-tiba datang. Seorang pria paruh baya berjongkok mendekati Metasa.

"Kamu, kenapa?" Andre Endiri, Ayah Metasa.

"Pah, a-aku–"

"Om, Tante, Meta di dorong sama dia!" sahut Gion mengadu.

"Gion, kamu jangan sembarangan nuduh! Lesya itu teman Meta!" tegur Kazia.

"Aku gak asal nuduh, tanya aja Meta, Tan!"

"Benar begitu, Meta?" tanya Ayah Meta.

"I-iya, dia dorong aku! Aku gak tau aku salah apa sama dia, t-tapi aku gapapa kok." Jawab Metasa menunduk.

Playing victim, batin Lesya. Ia tetap diam, membiarkan semua orang menatapnya.

Andre berdiri berhadapan dengan Lesya, "apa maksud kamu ngelukain anak saya?" tanya nya tajam.

"Maaf, saya gak sengaja," jawab Lesya mengulang kalimat awalnya tadi.

"Lesya, kamu kenapa bohong?" tanya Meta dengan sedih, "aku tau kamu gak suka sama aku, tapi apa dengan kamu dorong aku bikin kamu puas?"

"Kamu selalu nyakitin aku. Tadi, kamu rusak kebaya aku dan sekarang kamu dorong aku. Kalau kamu masih marah sama kejadian kemarin, aku minta maaf. Tapi, jangan bully aku terus, Lesya!" Ucap Metasa dengan mata yang berkaca-kaca membuat siapapun yang melihatnya iba.

"Kamu bully anak saya?!" hardik Andre menatap Lesya tajam. Sedang sang empu tidak membalas apa-apa, pandangannya lurus menatap gadis yang berbicara omong kosong.

"Lesya, kamu kenapa bully Meta? Bukannya kalian temenan?" Kazia mulai terhasut dalam omong kosong.

"Lo merasa tersaingi sama Metasa?" timpal Gion.

Buku Tanpa JudulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang