Ujian akhir semester sudah berlangsung, selama hampir satu minggu akhirnya mereka mendapatkan waktu senggang untuk beristirahat sebelum dilanjutkan ujian nasional menuju perguruan tinggi. Ujian semester saja sudah menghajar habis-habisan para siswa kelas akhir, ada yang belajar sampai larut malam dan berakhir kelelahan hingga tertidur dikelas setelah ujian. Mungkin ujian selanjutnya akan membuat beberapa siswa tumbang—hingga jatuh sakit, para anak ambisius tentu akan membayar waktu mereka dengan hasil ujian diatas rata-rata.
"Rambut lo panjang banget." Sunghoon berkomentar, rambut Jake sudah tidak terurus lagi malah tumbuhnya lebih cepat karena asupan-asupan buku pelajaran.
Jake yang menyadari itu tercengir, dia hampir tidak punya waktu; bolak-balik ke perpustakaan sekolah dan daerah, setelah itu mencari link internet untuk berlatih soal-soal, tidak ada telepon tiap malam dengan Sera dan itulah yang membuat Sera tidak menegurnya sama sekali. Tapi Jake tidak peka, ketika Sera memilih pulang sendiri, dia hanya melambaikan tangan tanpa menawarkan untuk pulang bersama seperti biasa.
"Gue keliatan stres banget ya dengan rambut ini? Tadi juga udah ditegur Pak Taeil kok," Jake menggaruk tengkuknya, "Nanti temenin ke salon Hoon, Sera males liat gue keknya karna rambut ini deh."
Sunghoon memutar bola matanya, dasar ambisius, "Dia itu ngambek gara-gara lo gak kasih kabar."
"Emang iya?" tanya Jake terkejut, wajahnya nampak keheranan.
"Kan gue belajar, bukan selingkuh." monolog Jake.
"Cewek emang gitu Jake, lo ngilang sehari aja dia uring-uringan." Sunghoon menggelengkan kepala, memang nilai masih menjadi ambisi Jake Shim, tapi setidaknya Sera aman dari gangguan gadis lain karna Jake hanya akan membuatnya bersaing dengan nilai.
"Y-yah? Emang lo sama Alea teleponan kayak biasa?" tanya Jake penuh selidik.
Sunghoon mengangguk mantap, "Malah belajar bareng."
"Mana bisa begitu! Gak fokus lah!"
"Kalo bisa bagi waktu, bisa aja sih. Kalo begini terus lo emang cepet jadi profesor tapi bakal ditinggali Sera." Sunghoon tertawa mengejek Jake membuat sepatu putih Jake melayang mengenai bahu Sunghoon.
"Gak bisa, gak bisa, dimana lagi Sera bakal ketemu cowok kayak gue? Kenapa gak ngomong sih kalo mau kabar, padahal tiap hari ketemu." Jake seperti menggerutu sambil memasang kembali sepatu nya yang sempat ditendang Sunghoon.
"Emang lo langsung telepon dia, kalo dia mau sleep call?"
"Itu—"
"Hp lo aja tiap malem di setel mode 'Jangan ganggu' hadah."
"Gue mana tau Hoon, kalo Sera minta cium pun langsung gue kabulin kok, sendirinya gak mau ngomong."
Sunghoon tidak menjawab lagi, dia merapikan tas sekolahnya bersiap untuk menemui Alea diruang ujian lain. Hampir setiap hari dia pergi-pulang bersama gadis itu, jadi mereka selalu bercerita termasuk menceritakan soal Sera dan Jake, bagi Sunghoon komunikasi itu penting, tidak ada komunikasi adalah masalah.
"Lo sama Alea udah sejauh mana?"
"Masih difase tanpa status."
Jake terkikik geli, Sunghoon jujur sekali.
Jake menyikut lengan Sunghoon, "Kenapa gak langsung confess aja, kan dia udah tau perasaan lo."
"Gue gak mau maksa Alea, dia kayaknya belum bisa. Karna setiap gue nyinggung ke arah sana, dia selalu ngalihin topik," Sunghoon melirik Jake yang berjalan disampingnya, "Apa karena dia mau fokus belajar ya, biar gak kepikiran?"
Jake sendiri terlihat serius menanggapi omongan teman nya itu, "Tapi opini paling pasti dia masih suka sama Jay."
Sunghoon tersenyum tipis, matanya memilih mengedar ke penjuru sekolah, menepis jauh-jauh apa yang baru saja Jake katakan. Jika memang benar, eksistensi Jay untuk digantikan tidak mudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif || Jay ✓
Fanfiction[Enhypen Fan Fiction] Jay benar-benar mencintai atau hanya terobsesi. [written by miyehan, 20 Agustus 2021]