[32] alea luka

1K 71 16
                                    

Gumpalan putih diantara bentangan langit menutupi sinar matahari, yang sejak pagi memang malu-malu untuk muncul, nyaris setengah hari kota terlihat mendung dan berangin namun sebulir air pun tak kunjung turun. Mungkin belum, tapi hawa dingin sudah mulai menusuk-nusuk kulit.

Pergi keluar rumah bukan hal yang sungkan dilakukan Alea, berjalan keluar dengan cuaca seperti ini sangat santai karena tidak ada cahaya yang akan menyengat kulit putihnya.

Sudah hampir setengah jam Alea menjernihkan pikiran dengan cheesecake dan latte macchiato usai sebelumnya menghabiskan waktu diperpustakaan daerah.

Alea bingung, hubungannya dan Sunghoon berjalan begitu saja sampai perlu mengirim kabar setiap hari padahal dia masih belum menaruh perasaan sedikitpun. Tapi gadis itu tahu bila Sunghoon menaruh harapan pada dirinya, dalam kutip Sunghoon ingin kepastian dalam hubungan mereka.

Kini gadis itu beranjak pergi menuju kasir sambil membawa bil pesanannya.

"Permisi." suara seorang perempuan menginterupsi Alea, hingga gadis itu membalikkan tubuh ke belakang.

"Bisa gue duluan gak? Soalnya bentar lagi hujan, buru-buru." lanjut orang itu.

Alea mengernyitkan dahi tidak suka, memangnya hanya dia yang terburu-buru sebab akan turun hujan? Tapi bukan itu masalahnya, pandangan sinis Alea juga karena dia mengenali orang didepannya. Pertama kali dia melihat sosok perempuan yang membuatnya bertanya-tanya bagaimana rupa asli seorang Giselle.

"Boleh gak?"

Alea masih tidak merespon malah gadis itu kembali berbalik badan dan menyerahkan bil nya ke kasir.

"Misi, gue buru-buru banget." ujar Giselle yang sedikit mencondongkan tubuhnya di pundak kanan Alea.

"Lo bisa sabar gak sih? Lo pikir lo doang yang buru-buru?" ketus Alea.

"Oke—"

"Mau ketemuan sama selingkuhan?"

Giselle terlihat bingung dengan perkataan Alea, dia pun melirik ke sekitarnya beberapa orang yang mendengar ucapan Alea kini mencuri-curi pandang dari dirinya. Pasti orang-orang itu mulai berasumsi negatif.

"Gue gak paham maksud lo." balas Giselle terdengar ragu.

Alea mendekatkan wajahnya ke telinga Giselle, "Lo Giselle kan, selingkuhan mantan pacar gue."

Mendengar ucapan yang begitu Alea tekankan, Giselle membulatkan matanya.

"L-lo Alea?"

Alea memutar bola mata malas. Usai membayar total semuanya, gadis itu melenggang pergi, sengaja menubruk bahu Giselle. Meski tidak ada lagi hubungan dengan Jay, dia sangat kesal melihat Giselle bahkan rasanya lebih menyebalkan dibanding melihat Clara.

Langkah cepat Alea rupanya disusul oleh Giselle yang dengan cepat menarik lengan kanannya.

"Kita harus ngomong." pinta Giselle.

"Gak mau."

"Ini tentang Jay."

Alea menghentikan langkahnya,
"Jay bukan urusan gue lagi, gue cuma sekedar kasih tau lo aja, lo bebas ngelakuin apapun tapi gak bebas dari konsekuensi, dan rasa sakit hati gue bakal lo alami nanti."

Giselle yang masih berusaha membujuk Alea dengan sesekali menghembuskan napas pelan, antara bersabar dan juga ragu kembali bicara, "Kita bicara di mobil gue."

"Gue buru-buru."

"Tolong dengeri gue—"

"Kenapa harus? Yang gue tau lo sama Jay ada main dibelakang gue. Bener kan?"

Posesif || Jay ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang