[4] zeyu

3.5K 203 10
                                    

"Lea! Ini Jay udah sampe loh!"

Mama Yuna meneriaki Alea yang mana gadis itu masih berada di dalam kamar.

"Lea-"

"Iya Ma iya!"

Alea keluar kamar menuju ruang tamu dengan rambut yang masih agak basah dan hanya mengenakan baju kaos serta celana pendek. Ya, hari ini minggu dan Alea baru mandi pukul 09 pagi, malas sekali mandi apalagi jika hanya berdiam diri di rumah.

Minggu Alea dan Jay berbeda dengan minggu teman-teman mereka, dimana sepasang kekasih itu menghabiskan waktu di rumah untuk belajar apalagi jika ujian sudah dekat.

"Malu loh sama Jay, masa' anak gadis mandinya siang." oceh Mama Yuna.

"Mama ih cerewet, yang penting 'kan aku udah mandi." sahut Alea ketus.

Mama Yuna menepuk pelan kepala anaknya, "Kebiasaan. Yaudah Mama mau pergi dulu ke reunian sama temen Mama, sore baru pulang. Kamu jaga rumah sama adek kamu ya."

"Lah aku mau ikut Ma!" protes Alea.

"Terus kalo kamu ikut, aku disini sama siapa? Pacaran sama dinding?" sela Jay.

"Tuh bener kata Jay. Udah dirumah aja belajar sama Jay, biar anak Mama pinter. Jay Mama titip Alea ya." seolah-olah Alea bodoh, Alea memang tidak sepintar pacarnya Jay atau teman sekelasnya Jake dan Sunghoon.

"Siap Ma. Mama hati-hati." ucap Jay.

Setelah Mama Yuna pergi, keduanya masih berdiam diri diruang tamu. Alea malas menerima tamu pagi hari.

"Pagi banget kamu datang."

"Kamu-nya yang bangun kesiangan." Jay menyentil dahi Alea, lalu pemuda itu menyodorkan sebuah kantung plastik pada Alea, "Nih."

"Apaan-ehe tau aja aku lagi dapet." Alea menyengir malu, tahu saja Jay tanggal Alea menstruasi.

Pemuda itu memang selalu siap siaga dalam segala hal yang berhubungan dengan Alea, menghapal semua kebiasaan Alea dan mengatur semua urusan Alea melebihi Mama Yuna dan Papa Leon. Termasuk hal-hal seperti ini, kalau kata Jay masa bodoh dengan malu yang penting maju dulu buat kamu.

"Mau minum apa?" mereka melangkah masuk ke area ruang keluarga. Jay belum menyahut, dia mendudukkan bokongnya diatas sofa lalu meraih remot tv. Alea pernah bilang anggap saja rumah sendiri.

"Terserah sih."

"Air cuci piring mau?" tawar Alea.

"Asal minumnya berdua aku mau." Jay menarik tangan Alea agar gadis lucu itu duduk disampingnya, "Duduk disini aja, nanti kalo aku haus juga ambil sendiri, lagian ini 'kan rumah calon istri."

"Dih, siapa istri kamu?" sinis Alea yang geli mendengar candaan Jay.

"Leon."

"Ish itu Papa aku, aku aduin sama James loh, anaknya kurang ajar!"

Ya, Leon adalah Papa Alea dan James adalah Papa Jay.

Pemuda itu langsung merangkul Alea dan menarik pipi Alea serta mengaduk-aduknya gemas, yang dicubit hanya cemberut, toh cubitan Jay juga tidak sakit paling pipinya tambah melebar seperti dorayaki.

Alea juga menyamankan posisinya sambil menghirup aroma parfum Jay yang menguar.

"Jay aku mau diet."

"Tiba-tiba?"

"Aku 'kan pendek jadi keliatan gendut banget gak sih?" Alea mulai menyandarkan kepalanya di bahu Jay.

"Siapa yang bilang gendut? Ntar aku puter kepalanya jadi kebelakang, gemes gini kok, nyaman dipeluk. Jangan diet-diet ya nanti yang bantu ngabisin duit aku siapa?" Jay berkata benar, Alea tidak gendut sama sekali, itu karena efek dari pipi yang chubby.

Posesif || Jay ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang