22

45 22 53
                                    

Di tepi senja yang perlahan meredup, teringat kisah yang merayap seiring waktu. Tergores dalam berjuta paragraf indah, tentang pertemuan dan saat perpisahan.

Seperti embun pagi yang perlahan menguap, kisah terbangun dalam kehangatan tulus. Namun, langit oranye yang kita pandang, Menyingsing perlahan, meninggalkan hati yang tidak baik baik saja.

Ada rindu dalam senyap, saat kita saling berpandangan tanpa kata. Detik-detik itu berlalu, meninggalkan luka yang tak terucap.

Ada kekosongan dalam setiap langkah yang tertinggal, berjalan menjauh dengan hati yang remuk. Senyap malam berbisik menggelayut pilu, meratap dalam kesedihan yang tak tertahan.

Pembicaraan yang singkat, perjumpaan yang jarang, namun setiap saatnya mampu mengukir kenangan.

Terlalu singkat untuk disebut bicara, terlalu cepat untuk disebut berjumpa, namun kenyataannya, itulah yang membuat bahagia.

Hati yang hampir menyerah, terjebak dalam ilusi, menggoyahkan logika yang telah lama tidak berfungsi.

Hanya ada rasa dan dugaan. Senyuman seringkali muncul tanpa tahu tempat, dan getaran hebat saat kau dekat.

Namun terkadang muncul pertanyaan yang tak terjawab, apakah kau juga merasakan hal yang sama?

Kini, ada jawaban atas pertanyaan yang menghampiri pikiran, cukup sakit tapi tidak apa-apa. Terimakasih, dalam setiap detik kebersamaan yang singkat, aku menemukan kebahagiaan.

Biarkanlah tulisan ini menjadi ungkapan perasaan yang tak terucapkan, dalam perjumpaan yang terbatas, namun berarti.

Untukmu dariku

Awan

Aku, Nisa dan Rasa [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang