Di dalam hening malam, di antara bayangan-bayangan kenangan yang merayap, aku menuliskan kata-kata ini tentang dia yang masih tetap spesial. Ada begitu banyak yang ingin kuterjemahkan dari getar-getar hati yang terpendam, tentang kehadiran wanita yang dulu mempermainkan emosi dan kini kembali dengan pelukan hangatnya.
Tentang Dia yang Masih Tetap Spesial
Aku merenungi langit yang dipenuhi gemintang, mencoba mengurai benang merah kenangan. Pernah ada saat di mana kita bersama, merasakan getaran hati yang tak terungkapkan dengan kata-kata. Dia, yang dulu seperti sinar matahari dalam hidupku, tiba-tiba pergi seperti angin yang meninggalkan kesan sejuk.
Namun, keajaiban tak terduga terjadi. Seiring waktu, seperti kisah-kisah takdir dalam buku-buku klasik, dia kembali. Tanpa dramatis atau gemuruh, melainkan dengan langkah-langkah yang bersahaja. Rasa-rasa lama muncul, dan aku merasa hancur sekaligus pulih di hadapannya.
Mungkin, itulah pesona kehadirannya. Rasa yang dulunya terpendam seperti lava di dalam gunung berapi, kini mengalir tenang seperti sungai yang tahu arahnya. Aku terperangkap dalam pusaran kenangan, dan entah mengapa, hati ini tetap terbuka untuknya.
Di matanya, aku menemukan langit yang tak asing. Bintang-bintang itu tetap bersinar meski aku berusaha memadamkannya. Seolah-olah, kepergiannya tak pernah terjadi, dan kita kembali terjebak dalam ruang waktu yang melibatkan dua hati terjerat dalam takdir yang rumit.
Setiap tatapan matanya menyusup masuk ke dalam benakku, mengurai simpul-simpul perasaan yang tersembunyi. Aku merasakan getaran kecil di jantungku, sebuah denyut yang terlupakan namun kini bangkit kembali. Seperti melihat matahari terbit setelah malam panjang, aku merasakan kehangatan yang tak tergantikan.
Aku merasakan getaran rasa di setiap kata yang keluar dari bibirnya. Saat dia tersenyum, seperti mimpi yang datang kembali, membawa warna ke dalam kehidupan yang kini terasa hitam putih.
Rasa itu hanya mengalir. Rasanya seperti menari di atas awan, menghirup udara segar setelah terjebak dalam kegelapan. Meski perpisahan itu menyakitkan, ada keindahan tersendiri ketika merasakan kehadirannya kembali.
Dia mengatakan bahwa aku masih spesial baginya. Tapi apakah dia bisa membaca bahwa di mataku, dia adalah semua yang pernah aku cari?
Begitu banyak cerita terlukis dalam setiap detik bersamanya. Ada senyum yang terlepas begitu saja, mengingatkan pada masa yang dulu penuh tawa. Ada juga kerinduan yang terukir dalam setiap kata yang terucap, seakan mengisahkan perjalanan melintasi waktu dan ruang.
Aku tidak tahu apakah ini takdir atau hanya kebetulan indah yang membawanya kembali. Namun, satu yang pasti, dia tetap spesial, bagaimanapun juga. Meski telah ada luka yang tergores, rasa itu masih terasa. Aku mencoba mengerti, mencoba merangkai kata-kata untuk menjelaskan perasaan ini, namun kata-kata itu sendiri terasa terlalu sederhana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Nisa dan Rasa [SELESAI]
Romance-- CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA. JIKA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH, TEMPAT KEJADIAN ATAUPUN CERITA, ITU ADALAH KEBETULAN SEMATA -- Dia Nisa, sampai saat ini dia adalah satu-satunya orang yang membuatku menelan ludahku sendiri. "Kita kan sahabat, jadi...