Prolog
Matahari cukup terik pagi itu, namun cahayanya hanya menghasilkan perasaan hangat, tidak panas membakar seperti di kota kota. Suasana desa Limau Bareh masih begitu tenang. Sesekali terdengar suara lenguhan sapi atau kokokan ayam dari beberapa rumah dan kandang sapi disana.
Di jalan setapak menuju sawah, seorang pria mengarahkan bebek bebeknya agar berjalan lurus. Jumlahnya puluhan ekor dan berbaris dengan rapi sesuai aba aba pria tadi. Tujuannya adalah hamparan sawah milik warga setempat. Disana, keong keong yang menjadi makanan para bebek sangat berlimpah dan warga juga dengan senang hati membiarkan bebek bebek mencari makan di sawah mereka karena mengurangi hama padi itu.
Tepat di tepi jalan setapak dari tanah yang dilalui pengembala bebek itu terdapat sebuah surau(mushola) yang baru setengah jadi. Dindingnya masih berupa semen kasar dan lantainya berupa semen halus mengkilap dengan beberapa kaca berkusen kayu sudah terpasang.
Kwek kwek kwek
Bebek bebek yang ia bawa berjalan melintasi surau itu tanpa masalah. Namun salah satu bebek tiba tiba saja berhenti lalu keluar dari barisan. Bebek itu menghadap ke arah surau dan diam. Akibat satu bebek itu, seluruh bebek lainnya berhenti dan mengikuti perilaku bebek tadi.
"Hoih kama tu! Jalan jalan!" (Hoih mau kemana! Jalan jalan!) bentak pengembala bebek itu sambil menggeretak bebek bebeknya dengan sebuah kantong kresek yang diikat pada ujung galah.
Namun seluruh bebek itu tetap diam berdiri sambil menatap lurus ke arah surau tanpa menghiraukan pria tersebut.
Pria tadi lalu melihat ke arah yang sama dengan bebek bebeknya lihat. Tidak ada sesuatupun yang mencurigakan atau menarik perhatian. Hanya tembok luar sebuah surau yang bagian dalamnya tidak terlihat karena gelap. Namun sebuah dorongan dalam hatinya mengatakan untuk melihat ke bagian dalam.
Ia mendekat kearah kaca dan menempelkan kedua tangannya untuk menutup pantulan cahaya dari langit, lalu ia mengintip ke dalam.. dan yang pertama ia lihat adalah sepasang kaki yang melayang tepat di tengah tengah ruangan. Refleks pandangannya ia arahkan ke atas dan nampaklah jasad seseorang yang menggantung tak bergerak..
"ASTAGHFIRULLAH!! ADO MAYIK!! ADO URANG GANTUANG DIRI DI SURAUUU!!" (ASTAGHFIRULLAH!! ADA MAYAT!! ADA ORANG GANTUNG DIRI DI SURAUUU!!) pekiknya memecah keheningan pagi yang tenang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURAU
HorrorKisah dari sebuah Surau yang menjadi lokasi seseorang mengakhiri hidupnya sendiri di Sumatera Barat. Marhan dan Niko, ditugaskan meramaikan kembali Surau ini setelah kosong dan dicap terkutuk oleh warga setempat selama bertahun tahun..