Bagian 5 - Part 6

982 60 2
                                    

Salma mencium bibir Marhan secara tiba tiba. Tidak hanya itu, tangannya pun melingkar di pinggang Marhan dan memeluknya dengan erat.

Sementara Marhan hanya bisa berdiri kaku tanpa tau apa yang harus ia lakukan. Ia tidak pernah berpikir Salma akan seperti ini. Lagi lagi kepalanya mengatakan bahwa ini salah, namun tubuhnya seakan membiarkan ini terus terjadi selama mungkin yang ia bisa.

"kenapa kamu diam Han?.. bukankah ini yang kamu mau?.." tanya Salma. Wajahnya sangat dekat dengan Marhan. Marhan bahkan bisa mencium aroma parfum tipis milik Salma.

"saya.. say.."

CUP

Lagi lagi Salma membungkam bibir Marhan dengan kecupannya. Marhan kaku dan bagaikan disambar petir setiap kali bibir lembut itu bertemu dengan bibirnya.

"ini adalah bukti aku serius denganmu Han. Jangan sampai aku didapatkan oleh orang lain. Jika kamu memang ingin bersamaku, maka buat ini semua bisa kita lakukan sampai kapanpun.."

Mata Salma terpejam dan ia membiarkan bibirnya masih menempel pada bibir Marhan tanpa memberikan gerakan. Sedikit demi sedikit bibir Marhan mulai membalas..

Perlahan tangan Marhan naik ke punggung Salma. Ia mulai terbawa suasana. Pelukan Salma itu ia balas dengan pelukan balik yang tidak kalah eratnya. Kedua insan itu melepaskan rasa yang sudah mereka pendam dalam kegelapan Surau Nurul Falah. Lalu kembali keduanya berciuman satu sama lain.


BRRMMM..

Dari luar suara gas motor yang Marhan kenali memecah keheningan desa.

Pagutan keduanya terlepas. Wajah Marhan panik begitu sadar itu adalah suara motor Niko yang sudah sangat dekat. Ia tidak menyadari kedatangan motor itu padahal biasanya ia bisa mendengarnya dari jarak cukup jauh.

"Salma.. Salma.. itu Niko" ujar Marhan sambil melepaskan pelukannya.

Salma mengangguk paham, namun ia memberikan sebuah kecupan yang cukup kuat di leher Marhan. Ia merapikan jilbabnya yang sudah rusak selama percumbuan mereka tadi.

Motor Niko sudah berada di dekat jalan lurus dari arah masuk kampung. Lampu jauh berwarna kuning dari motornya sudah menembak nembak dari kejauhan.

"Cepat, kamu kamu lewat jendela arah lorong keranda aja.. biar nanti tidak kelihatan dia.." perintah Marhan sambil menunjuk jendela yang ia maksud.

Salma lalu berjalan ke arah jendela yang meghadap ke lorong keranda. Jendela itu memang seukuran tubuh orang dengan jarak antara jendela dengan lantai relatif rendah. Salma dengan mudah melangkah keluar melalui jendela tersebut.

Sementara Salma keluar, Marhan mencari cari alasan agar tidak dicurigai Niko, termasuk kenapa Surau dalam keadaan gelap. Setidaknya apa yang baru saja Salma dan dirinya lakukan tidak akan diketahui Niko.

Namun saat sedang berpura pura menyalakan lampu, dari arah luar terdengar suara Niko yang terkejut.

"SALMA! KAMU NGAPAIN DI DALAM??"

Salma, yang seharusnya berjalan memutar lewat belakang justru sekarang sudah berdiri di teras depan tepat di pintu utama Surau. Bibirnya terlihat sedikit menebal dan kemerahan dibanding biasanya, selain itu jilbabnya yang biasa rapi, sekarang dalam keadaan rusak dengan beberapa rambut yang keluar, tidak seperti biasanya.

Suara teriakan Niko juga terdengar oleh Marhan di dalam yang tidak menyangka Salma justru ketahuan. Jantungnya berdegup kencang karena panik, pikirannya blank dan bingung.

"SALMA, KAMU.. KAMU HABIS NGAPAIN??" Niko kembali meneriaki Salma sambil berjalan mendekatinya.

Namun Salma langsung bergegas pergi meninggalkan Surau itu tanpa sempat dicegah Niko. Disaat bersamaan, lampu Surau menyala dan Marhan ada di dalamnya.

SURAUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang