Bagian 7 - Part 1

1.2K 75 9
                                    

"KENAPA TIDAK KAU IKUTI GERAKAN SAYA???!" wajah Datuak terlihat marah untuk beberapa saat sebelum ia menggeleng dan kembali ke wajahnya semula.

"Kenapa Marhan?.. kenapa tidak ikuti bapak?.."

Marhan hanya terdiam. Tubuhnya kaku dalam posisi duduk dengan kedua tangannya di paha.

Datuak merangkak mendekat ke arahnya. Wajahnya kini berada di samping wajah Marhan. Tatapannya tajam mengarah ke Marhan yang tidak bisa meliriknya balik.

"sujudlah.." bisik Datuak Kayo.

Marhan menggigit bibirnya ketakutan. Namun ia tidak bisa menoleh, bergerak, apalagi berlari.

"Marhan.. sujudlah.." ajak Datuak lagi. Mulutnya kini benar benar berada di depan cuping telinga Marhan.

"lakukanlah dan dia akan mengabulkan apapun yang kamu inginkan.." bisik Datuak lagi.

Sosok yang duduk di depan sajadah Datuak merangkak ke arah depan sajadah Marhan. Sosok tersebut lalu berdiri disana, ujung kukunya yang hitam dan panjang serta kakinya yang berukuran tidak normal bisa Marhan lihat sekarang ada di hadapannya.

"Lakukanlah.. mintalah Salma.. mintalah kamu bisa menikah dan mendapatkan tubuh anak saya.. takutlah pada dia.. mintalah pada dia.."

Marhan menggeleng lemah. Tatapannya tertuju tepat ke arah sujudnya. Matanya memerah menahan takut yang sudah memuncak.

"SUJUDLAH! TAKUTI DAN SEMBAH DIA MARHAN!"

Tangan Datuak langsung mendorong kepala Marhan dan menghujamkannya ke tanah dengan paksa. Marhan terjerembab dalam posisi sujud. Lalu ia mendengar suara tawa yang melengking di atas kepalanya.

Pandangannya perlahan gelap.. kepalanya terasa begitu sakit.. lama kelamaan, suara tawa itu sedikit demi sedikit menjauh, lalu..

..

"Allahu Akbar.." Datuak bertakbir untuk duduk tasyahud akhir.

Marhan tersentak dan membuka matanya. Saat itu, ia sadar sedang dalam posisi bersujud. Nafasnya tersengal sengal dan peluhnya membasahi sajadah yang ia gunakan.

Mendengar takbir tadi, Marhan mengikuti gerakan Datuak sebagai imam. Ia melakukan tasyahud akhir dengan kepala kosong dan bingung. Apa dia tadi sudah tertidur sambil bersujud, atau..

"Assalamualaikum.. Assalamualaikum.." Datuak menutup sholatnya.

Marhan melakukan hal yang sama. Namun pandangannya saat mengucapkan salam ke kanan dan kiri benar benar berbeda dari biasanya. Mata Marhan kosong karena kebingungan. Ia bahkan tidak menyelesaikan bacaan tahiyat akhirnya dengan sempurna, yang ia inginkan hanyalah menyelesaikan sholat itu secepat mungkin.

"Pak..tadi itu.. tadi itu apa??" tanya Marhan langsung tanpa melakukan dzikir setelah sholat.

"Apa?.. tidak ada apa apa" tanya Datuak sambil berbalik menghadap Marhan.

"Tadi di hadapan bapak.. tadi di hadapan bapak ada makhluk hitam pak!" jawab Marhan masih dengan peluh membanjiri kening dan punggungnya.

"Apa maksudmu Marhan?.."

Marhan bangkit dari posisinya dan berdiri menghadap Datuak dan Salma yang masih duduk di belakang tanpa sedikitpun bergeming meski Marhan sendiri sudah begitu panik dan ketakutan sejak tadi.

"Pak.. itu.. tadi ada sosok yang menghuni Surau ini.. saya pernah lihat sebelumnya di mimpi saya.. dia sosok yang sama pak!" tunjuk Marhan pada sisi kosong di depan Datuak.

"Kamu bicara apa?.."

"Ada jin di Surau ini pak! dan dia selalu muncul di depan orang yang sedang sholat!" ujar Marhan yakin.

SURAUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang