Bagian 7 - Part 2

1.2K 85 14
                                    

"SALMA! BERHENTI!" Marhan coba melepaskan pagutan itu dan mendorong Salma.

Namun Salma hanya mundur satu langkah lalu kembali mencoba mendekati Marhan dan menciumnya. Marhan menahan wajah dan bahu Salma dengan tangannya, tapi kekuatan perempuan bertubuh kecil seperti Salma bisa mengimbangi Marhan.

Marhan mengerahkan seluruh tenaganya untuk mendorong Salma. Sebuah hentakan akhirnya bisa membuat Salma terjatuh dan menjadi kesempatan untuk Marhan pergi. Namun baru saja ia akan melangkah, kakinya seakan menempel pada Surau. Tekanannya begitu kuat hingga Marhan yang semula berdiri, kini seperti dipaksa untuk duduk.

"Su.. Surau ini benar benar ter.. AKH!" leher Marhan tercekat. Rasanya bagaikan ada sebuah duri tajam melintang di kerongkongannya.

"AKH!! AKH!! HAHK!!!" Marhan berusaha mengeluarkan sesuatu dari mulutnya, namun tidak ada apapun di dalam sana. Tapi rasa sakitnya begitu menyiksa hingga Marhan tidak bisa mengeluarkan suara apapun kecuali suara tercekik.

"Kau sudah terikat.. kau sudah menyembahnya Marhan.. " ujar Datuak tersenyum penuh kebanggaan.

Marhan masih memegangi lehernya saat perlahan lahan muncul bayangan bayangan yang menutupi cahaya dari lampu teras.. kemunculan bayangan itu dibarengi dengan suara gemuruh dan bau amis yang begitu mengganggu..

Saat Marhan menengok ke jendela.. surau sekarang sudah dikepung oleh belasan pocong yang bertubuh tinggi hingga mencapai langit langit teras..

DAR!! DAR!! DAR!!! ARRBRRHHLLL ABBBRHLL

Belasan sosok pocong yang mengelilingi Surau mulai mengeluarkan suara gaduh. Mereka bergumam dan seperti merapal sesuatu. Disaat yang sama mereka membentur benturkan kepala mereka ke kaca dan dinding Surau hingga menciptakan getaran di bagian dalam.

Sosok yang berada di posisi imam masih berdiri diam. Ia hanya melihat ke bagian tengah Surau seakan menunggu sesuatu dari Datuak.

Sementara Datuak di depannya hanya tersenyum melihat Marhan yang berjongkok sambil memegangi lehernya yang masih sakit. Air liur Marhan mengalir deras. Tatapannya nanar menghadap lantai Surau yang memantulkan bayangan kepala pocong pocong diluar sana.

Salma lalu mendekati Marhan lagi dan dengan mudah mendorong tubuhnya hingga Marhan kini terbaring tak berdaya. Nafasnya pendek dan tubuhnya lemas karena sangat sulit menarik nafas. Perlahan, Salma turun dan memeluk tubuh Marhan dibawahnya..

Datuak Kayo tertawa di depan posisi imam "...Lihatlah sayang.. peristiwa tiga tahun lalu akan terulang lagi sekarang... dan kali ini kamu akan benar benar kembali bersama abang.." ucapnya. 


Desa Limau Bareh, 3 tahun lalu..

Jam dua dini hari, seorang wanita berjalan tertatih dari kamarnya menuju ruang tengah. Ia berpegangan dengan dinding untuk menjaga kestabilannya. Ada dua buah koyo menempel di kepala, dan beberapa lagi di lehernya.

Suaminya saat itu ada di ruang tengah, menghitung berapa pemasukan kebun sawitnya bulan ini yang sudah panen dan dibayar pengepul.

"bang.." panggil wanita itu getir.

Mendengar panggilan lemah istrinya itu, Datuak Kayo segera berbalik dan meninggalkan kegiatannya. Ia segera memegangi istrinya dan menuntunnya.

"Kamu mau kemana mah.." ujar Datuak Kayo sambil memegangi tangan istrinya yang bergerak perlahan dengan langkah langkah yang kecil.

"aku mau wudhu bang.. mau sholat.." ujar wanita itu, Rismah, sambil mengarah ke wc.

SURAUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang