Datuak berdengus kesal. Namun pikirannya membenarkan apa ucapan Labai. Ia sudah berdoa pada Tuhan untuk mengembalikan istrinya namun tidak membuahkan hasil, sementara sekarang di hadapannya ada peluang yang bisa ia coba untuk mewujudkan kembali impiannya itu.
"semua kembali ke Datuak.. kalau mau, kita teruskan ini, kalau tidak, ya maka kita tidak ada urusan apa apa lagi.." ujar Labai sambil mengangkat kepalanya dan mengembuskan asap dari rokoknya ke udara. Ia tau ia berhasil mengungguli Datuak dalam argumen kali ini.
"saya akan ambil" ujar Datuak pada akhirnya.
Labai tersenyum puas, dan sebaliknya Wandi begitu ketakutan mendengar kedua syarat yang Labai sampaikan.
Labai lalu mengeluarkan sebuah buku kecil bersampul hitam. Di dalamnya terdapat tulisan arab gundul yang terpotong potong. Selain itu ia memberikan sebuah cincin dengan permata batu merah.
"buku ini adalah petunjuk bagi Datuak saat akan melakukan pemanggilannya, dan ini, cincin ini, ini adalah wadah tempat saya memindahkan istri Datuak. Bawa ini kemanapun dan kenakan saat Datuak ingin bersama dengan istri Datuak nantinya setelah pemanggilan selesai" jelas Labai.
Datuak membuka lembaran demi lembaran buku bersampul hitam itu. Huruf huruf arab yang terpotong potong di dalamnya hampir bisa dikatakan tanpa arti.
"Lalu bagaimana dengan penyembahannya?
Darimana saya dapat orang sebanyak itu?"
"sudah saya bilang ini cara yang berat, dan itu adalah urusan Datuak bagaimana cara melakukannya" ujar Labai.
Datuak menutup buku itu dan menatap Labai lama lama.
"Apa pertanggung jawabanmu seandainya ini gagal?" tantang Datuak.
"selama Datuak melakukannya dengan benar, tujuannya akan tercapai. Percaya dengan saya" ujar Labai dengan yakin.
Tidak ada pilihan lain, dan demi menyembuhkan kerinduan serta kecintaannya yang lama ia pendam, Datuak bersedia melakukan segala praktik yang disyaratkan, termasuk dengan membayar uang tunai sekian juta rupiah pada Labai sebagai jasanya memperkenalkan dan mengajarkan praktik itu pada Datuak.
"saya pamit dulu. Jika ada sesuatu, saya akan kesini lagi" ujar Datuak.
"datanglah kapan saja Datuak mau, pintu saya terbuka lebar untuk Datuak" rayu Labai setelah sadar Datuak akan jadi sumber uang besarnya beberapa waktu kedepan.
Sepeninggal Datuak, Labai masuk ke dalam kamar. Di dalam sudah berdiri sosok menyerupai manusia bertubuh aneh. Kulitnya hitam penuh bulu, tangannya lebih panjang dibanding proporsi tubuhnya, dan kuku kukunya hitam panjang.
"Kau.. pergi ikuti pria tadi dan pastikan ia melakukan semua syarat yang saya berikan. Jika sudah, kau menjelma jadi istrinya dan ikuti apa niat dalam hatinya.." ujar Labai.
Sosok itu membungkuk pelan lalu menghilang begitu saja bagaikan angin.
Labai lalu melihat ke arah segenggam uang bayaran Datuak yang baru saja ia dapat. Ia lalu tersenyum puas.
"jin yang disembah oleh orang sholeh yang terjerumus.. sudah lama sekali jin jin saya tidak mendapatkan makanan sebaik ini.." gumamnya.
Saat kembali ke rumah, Datuak tiba tiba merasa dilema apakah akan melakukan perbuatan ini atau tidak. Ia baru saja beberapa hari lalu mengutuk orang melakukan kesyirikan, namun sekarang ia sudah memegang sesuatu yang akan menjerumuskannya pada hal yang sama.
Datuak kemudian menaruh benda benda pemberian Labai dan memilih tidur untuk menjernihkan pikirannya. Namun mimpinya malam itu justru mendorongnya untuk melanjutkan niatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURAU
HorrorKisah dari sebuah Surau yang menjadi lokasi seseorang mengakhiri hidupnya sendiri di Sumatera Barat. Marhan dan Niko, ditugaskan meramaikan kembali Surau ini setelah kosong dan dicap terkutuk oleh warga setempat selama bertahun tahun..