Bagian 8 - Part 7

1.1K 101 13
                                    

Marhan tertegun.

Ucapan Niko menyadarkannya.. Al Quran tidak akan salah.. tapi tidak semua bisa menanggung dan memanfaatkan Al Quran pada puncak tertingginya, karena Al Quran terhubung dengan seseorang melalui hatinya..

"...penyakit ilmu itu sombong, penyakitnya ibadah itu riya.." tiba tiba Marhan teringat saat ia berada di kelas bersama Ustadz Syahroni dahulu. Kalimat penutup yang selalu Ustadz Syahroni ucapkan di setiap kelasnya untuk memastikan ilmu yang baru saja ia sampaikan tidak membuat para muridnya jumawa dan merasa sudah paling paham dibanding orang lain.

Namun kali ini ingatan Marhan kembali saat ia bertanya untuk pertama kalinya setelah beberapa kali mendengar kalimat itu.

"Ustadz.." tanya Marhan sambil mengangkat tangannya.

"Ya, Marhan? Ada pertanyaan?" tanya ustadz Syahroni.

"Ustadz bilang penyakit ibadah itu riya.. bagaimana dengan orang yang sholat malam sendirian, membaca quran sendirian, dan semua hidupnya serba sendirian.. apa dia masih bisa terkena penyakit riya pada ibadahnya?.." tanya Marhan.

Ustadz Syahroni tersenyum.

"pertanyaan menarik.. dengar dan saya harap semua juga memahami ini, Riya itu jangan kalian artikan ingin di puji saja. Ingin dipuji hanyalah satu cabang diantara cabang cabang riya. Riya secara garis besar adalah menjadikan makhluk ciptaan Allah sebagai alasan kamu beribadah. Seorang memperindah bacaan Qurannya, memperbagus sholatnya, dan lain lain, yang sudah ia siapkan untuk sesuatu yang selain ketaatan pada Allah.." ujar Ustadz Syahroni.

Marhan dan seisi kelas menyimak dan meresapi kalimat itu.

"terdengar susah ya?.. memang begitu. Maka dari itu Allah memberikan tempat yang begitu mulia bagi orang orang yang ikhlas dalam beribadah atas dasar ketakwaan.. dan yakinlah, ikhlas dan riya ini sebenarnya hanya dibatasi oleh satu benang tipis yang sangat sulit dikira kira oleh manusia.. karena ikhlas dan riya ini adalah pekerjaan hati, bukan dari lisan, bukan dari gestur tubuh. Dan satu satunya yang tau isi hati setiap makhluk hanyalah Allah ta'ala.." jelas ustadz Syahroni lagi.

"..kalau memang itu hanya satu benang tipis, apakah seseorang bisa berpindah dari yang semula ikhlas menjadi riya, atau sebaliknya, dari yang semula riya menjadi ikhlas?" tanya Marhan lagi.

"..Allah itu Maha Membolak Balikkan Hati seseorang Marhan.. tentu Allah akan memberikan rasa ikhlas itu hadir bagi hamba hamba-Nya yang Dia kehendaki. Namun bukan berarti kita hanya menunggu hidayah datang begitu saja, kita harus sadar akan apa yang kita lakukan, apakah sudah terjerumus ke riya atau masih berada di jalan yang lurus. Kalau kita merasa sudah terjerumus, kembali lagi. Minta pertolongan Allah. Mohon ampun atas kesalahan kita, dan minta Allah kokohkan kita lagi dalam keikhlasan serta keistiqomahan..".

"Karena riya ini adalah seburuk buruknya pencuri amal.. kalian punya ibadah apa saja, maka ia akan disapu bersih Allah begitu saja.. dan jika Allah menjanjikan suatu keutamaan pada suatu amalan, lalu kita lakukan amalan itu tidak karena Allah, maka amalan itu akan gagal dan terhapus.."

"ingat ini terus dan jangan biarkan ilmu dan amal kalian kelak habis menjadi debu hanya karena penyakit ini.." tambah Ustadz Syahroni sambil tersenyum pada seluruh santrinya.

Marhan untuk beberapa saat melamun mengingat sore harinya di kelas Ustadz Syahroni itu.

"benar.. Ustadz Syahroni benar.. selama disini saya hanya beribadah untuk manusia lainnya.. saya memperbaiki bacaan saya untuk lomba.. saya rajin di kelas agar berprestasi.. dan sekarang saya rajin beribadah demi mendapatkan wanita. Saya lupa ridho Allah seharusnya adalah alasan utama semua hal itu saya perjuangkan selama ini.." Marhan berkata dengan dirinya sendiri.

SURAUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang