Di Surau Nurul Falah, Marhan terbangun pukul satu dini hari. Ia harus tampil segar dan meyakinkan saat tahajud bersama Datuak Kayo. Ia mengenakan pakaian terbaiknya dan mengenakan parfum.
KRING KRING
Marhan sengaja menyetting handphonenya yang biasanya hanya getar menjadi berbunyi kalau kalau ia ketiduran malam ini.
[sudah bangun Marhan?] sebuah pesan dari Datuak Kayo masuk ke handphonennya.
[sudah pak] jawab Marhan
[baik. Saya kesana]
Tak lama, Datuak Kayo datang bersama Salma yang sudah mengenakan mukenah. Melihat kehadiran Salma, wajah Marhan sumringah. Agaknya baru kali ini tahajud yang biasanya ia lakukan dengan waswas dan ketakutan, akan berjalan dengan baik dan tenang sebagaimana seharusnya.
Marhan menyalami Datuak dan segera mempersilakan Datuak untuk menjadi imam, ia melakukan itu untuk basa basi karena pasti dirinyalah yang akan ditunjuk menjadi imam seperti biasa. Namun kali ini Marhan salah, Datuak maju dan menjadi imam untuk sholat tahajud malam itu.
Mereka sholat di bagian tengah Surau, Datuak menjadi imam, di kanannya ada Marhan, dan dua shaf di belakangnya ada Salma.
"Allahu Akbar.." Datuak bertakbir tanda dimulainya sholat diikuti Mahan dan Salma di belakang.
Datuak sengaja mengeraskan bacaannya, ia memilih beberapa surah pendek juz 30 sebagai bacaan sholatnya. Berbeda dengan yang sudah sudah, Marhan merasakan tahajud kali ini benar benar sepi dan tanpa gangguan. Benar benar semua kemudahan dan itu dimulai dari perginya Niko 2 hari lalu.
"Assalamualaikum.. Assalamualaikum" Datuak menutup dua rakaat pertama tahajud malam itu.
Tanpa berbincang dulu, Datuak langsung bangkit untuk melakukan 2 rakaat berikutnya. Marhan ikut bergegas bangkit di sampingnya.
"Nanti kalau ada apa apa, tetap sholat dan jangan sampai batal ya.." pesan Datuak.
Marhan ingin bertanya apa maksudnya, namun Datuak sudah lebih dahulu memulai takbir.
"Allahu Akbar.."
Pada rakaat ini, Datuak membaca surah yang cukup panjang. Berbeda dari shalat sebelumnya yang membaca surah pendek, kali ini Datuak membaca surah Al Jinn.
Awalnya bacaan Datuak baik baik saja, hingga pada pertengahan surat, Marhan menyadari ada beberapa kata yang salah dan benar benar mengubah maknanya. Marhan yang tau akan hal itu segera mengoreksi bacaan Datuak. Namun alih alih membenarkan bacaannya, Datuak meneruskan baacan tersebut tanpa mengulanginya.
Meskipun suara saat itu hanya berasal dari bacaan Datuak, tapi Marhan merasa Surau itu terasa begitu ramai. Ada suara suara yang berputar di kepalanya dan membuyarkan konsentrasinya dalam menyimak bacaan Datuak dan akhirnya membirakan Datuak menyelesaikan bacaannya yang banyak kesalahan itu.
"Allahu Akbar.." Datuak bertakbir untuk rukuk dan diikuti oleh Marhan.
"Sami'Allahu.."
"Allahu Akbar.." Datuak sujud yang kemudian disusul oleh Marhan dan Salma.
"Allahu Akbar.." Datuak duduk diantara dua sujud.
Marhan mengikutinya, namun saat ia mengangkat kepalanya..
DEG..
Sosok hitam berlengan panjang yang waktu itu ia lihat kembali muncul di hadapan Datuak. Sosok itu duduk bersila tepat di depan sejadah datuak yang masih dalam posisi duduk diantara dua sujud.
Marhan terdiam. Namum ia juga tidak bisa menoleh secara langsung pada sosok itu karena akan membatalkan sholatnya.
Lalu tanpa bertakbir lagi, Datuak bersujud pada sosok itu...
KAMU SEDANG MEMBACA
SURAU
HorrorKisah dari sebuah Surau yang menjadi lokasi seseorang mengakhiri hidupnya sendiri di Sumatera Barat. Marhan dan Niko, ditugaskan meramaikan kembali Surau ini setelah kosong dan dicap terkutuk oleh warga setempat selama bertahun tahun..