"AAKH!! AKKHH AKKH!!"
Konsentrasi Marhan pecah. Ia langsung memutus sholatnya. Dengan cepat ia berbalik badan melihat ke arah sumber suara.
Dan saat itu di belakangnya.. tirai jamaah wanita sudah menyembul membentuk tubuh manusia yang berdiri di baliknya dengan kepala yang terus menggeleng geleng dan mengeluarkan suara orang tercekik..
Tubuh Marhan kaku. Dalam posisi duduknya, ia menyaksikan sosok itu yang semakin tinggi dan melayang..
"....." Marhan tidak bisa berkata apapun. Matanya terbelalak seperti dipaksa untuk melihat ke pemandangan mengerikan itu.
"AKKH!! HUHK!! AKH!!" suara orang yang terdengar seperti tercekik itu seakan menggema di dalam ruangan sholat.
Perlahan sosok itu mengarah padanya dan saat akan tersingkap.. sosok itu menghilang bagaikan angin.
Kain pemisah antara jamaah perempuan dan laki laki yang tadi membentuk tubuh manusia itu kembali seperti semula.
Jantung Marhan seakan lepas dari posisinya. Peluhnya deras keluar dengan mata yang was was melihat ke arah kanan dan kiri. Namun keadaan memang sudah kembali seperti semula.
"Nggak.. nggak.. gaada! Gaada! bismillah" gumam Marhan mengumpulkan lagi keberaninannya.
Marhan merapikan sarungnya dan kembali berdiri. Ia hendak mengulang sholatnya yang terputus walaupun bibir dan tangannya bergetar hebat. Kali ini ia tidak mengeraskan bacaannya, ia memperpendek bacaan surat setelah alfatihah.
Saat ia sudah sampai di rakaat akhir dan akan salam, tiba tiba saja..
TUK!
TUK!!
TUK!!!
Suara ketukan yang cukup keras terdengar dari sebelah kiri Marhan. Matanya yang dari tadi terbuka spontan ia tutup. Ia tidak ingin melihat ke arah sumber suara itu seperti sebelumnya.
Marhan menyelesaikan tasyahud akhirnya dan mengucap salam ke kanan.. dan ke kiri..
TUK!!!
Dan saat itulah suara ketukan itu kembali berbunyi. Arahnya dari lorong tempat keranda berada.. dan yang mengeluarkan suara itu adalah sesosok pocong yang membenturkan kepalanya ke kaca..
"Audzubillahiminnassyaithonnirojim..." Marhan mencoba menenangkan dirinya dan melawan jelmaan jin di hadapannya.
"Qul audzu.."
TUK!
Marhan tersentak dan memberhentikan bacaannya karena terkejut..
"Qul audzu birobbin.."
DAR!!!
Kali ini pocong itu tidak sekedar mengetuk, namun seperti menghantamkan kepalanya ke kaca. Kusen dan jendela kaca bergetar akibat benturan itu.
"Qul audzu birobbinnaas..."
DAR!! DAR!!!! DAR!!!!
Pocong itu menghantam hantamkan kepalanya dengan gila dan brutal. Cairan hijau kehitaman mengalir di kaca setelag kepala pocong itu dihantamkan disana.
DAR!!! DARR!!! DARRR!!!!
"AALAHU AKBAR TERKUTUK KAU JINN KUFFAR!!" pekik Marhan menantang balik pocong tersebut.
Ia kemudian memejamkan matanya. Berkonsentrasi penuh dan membaca surah An Nas secara sempurna. Saat matanya ia buka kembali, sosok pocong tadi sudah hilang dari tempatnya tadi berdiri.
Marhan mengatur nafasnya, ia melihat ke sekeliling sambil bibirnya tidak berhenti melafadzkan surah surah yang ia hapal. Ia sudah siap jika sosok itu muncul lagi dari arah manapun. Namun setelah Marhan tunggu, tidak ada apapun yang muncul..
Merasa sudah aman, dengan tenang Marhan berjalan ke arah kamar.
Di dalam, Niko masih terlelap tidur tanpa tau ada kengerian apa yang baru saja Marhan alami diluar.
"Nik, Nik.. Nik bangun. Tadi saya liat apa yang kamu bilang" ujar Marhan sambil mengguncang guncang tubuh sahabatnya itu.
"HAH?? HAH?? APO RUAK??" tanya Niko mengumpulkan kesadarannya.
"Saya liat apa yang kamu bilang kemarin, memang ada pocong disana"
Wajah terkejut Niko perlahan berubah menjadi wajah kemenangan.
"Nah kan saya bilang juga apa.. makanya kamu itu.."
DAR!!! DARR!! DARR!!!!
Niko berhenti berbicara dan sadar suara ketukan keras itu berasal dari sisi kirinya
"Itu nyo Ruak?.." (itu dia nyet?) wajah Niko berubah.
Marhan mengangguk lemah.
" astaghfirullah.. balik lagi...." keluh Marhan.
"Terus kamu mau apa??" cecar Niko.
Marhan masih terus beristighfar dengan suara kecil. Ia mengatur nafasnya sehingga kembali normal. Ia mengembalikan konsentrasinya.
"Kita harus bereskan dia Nik! Cepat!" ajak Marhan.
Marhan menarik tangan Niko hingga memaksanya berdiri dan melihat sendiri sosok pocong itu. Namun saat mereka keluar dari kamar, suara gedoran dan sosok poong itu sudah lenyap.. begitu juga dengan cairan hijau kehitaman yang tadi mengalir di kaca sudah menghilang begitu saja.
"Tadi dia ada disana.." tunjuk Marhan ke sebuah jendela vertikal yang menghadap lorong keranda.
"Iya, saya percaya. Saya waktu kemarin saya lihat dia juga ada disini.." ucap Niko.
Marhan terdiam sejenak sambil melihat ke sekeliling sudut bangunan. Matanya mengedar ke segala arah. Seakan membaca apa yang harus ia lakukan kedepannya jika memang ada sesuatu disini yang diluar dari hal normal.
"Kalau memang begitu keadaanya, sepertinya kita harus meruqiyah Surau ini secepatnya" ujar Marhan,
"Meruqiyah Surau?.." tanya Niko ragu.
"Iya, kita harus bicarakan ini ke Pak Datuak"
bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
SURAU
HorrorKisah dari sebuah Surau yang menjadi lokasi seseorang mengakhiri hidupnya sendiri di Sumatera Barat. Marhan dan Niko, ditugaskan meramaikan kembali Surau ini setelah kosong dan dicap terkutuk oleh warga setempat selama bertahun tahun..