7. AKSI

6 2 0
                                    

SELAMAT MEMBACA

.

.

"Ay, lo beneran gak mau ikut?" Tanya lisa yang sudah tiga kali pada ayni yang masih setia dengan buku tulisnya

Iya, kini sudah memasuki jam istirahat yang ke dua, seperti biasa juga semua siswa sudah berhamburan diluar kelas

Berbeda dengan siswa lain, ayni dan keempat sahabatnya itu termasuk nursa dan keempat temannya masih saja berada didalam kelas

Sejujurnya ayni mau saja ikut mereka namun tugas yang diberikan oleh guru kimia itu masih sangat banyak dan harus ayni selesai sebelum bel masuk kelas berbunyi

"Iya lisa," ucap ayni tanpa menoleh dan masih saja fokus sama kegiatannya

Mendengar jawaban yang lagi lagi sama dengan jawaban sebelumnya, makin membuat lisa maju mundur untuk meninggalkan ayni sendirian didalam kelas itu

Karena sejujurnya dari pagi tadi dirinya sudah mempunyai firasat yang tidak enak terhadap hari ini terutama terhadap ayni yaitu sahabatnya sendiri

"Yang bener? Lo gak takut apa sendirian didalam ruang kelas ini?" Kini via pun ikut mengangkat suara sambil sedikit menakuti ayni yang masih saja fokus menulis

Mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh via barusan sontak membuat ayni menghentikan kegiatannya menulis kemudian lalu menatap heran kearah via "Takut? Takut apa? Hantu? Disiang bolong kayak gini? Hahaha ada ada aja lo via" ujar ayni sambil tersenyum kecil

"Ais, bisa bisa lo ketawa disaat para sahabat dengan khawatir sama lo ay." Ujar nana yang sedikit kesal saat melihat reaksi ayni yang seolah meremehkan

"Gak, bukan kayak gitu maksud gw. Tapi gw tuh cuma bingung aja kenapa dengan kalian hari ini?" Ucap ayni yang kini sedikit serius

"Entahlah, namun yang pasti hari ini gw punya firasat yang gak enak terhadap hari ini terutama terhadap lo ayni." Ujar alin yang kini ikut ikut mengangkat suaranya

"Firasat? Mungkin cuma firasat lo aja gak?"

"Gak ay--"

"Sejujurnya bukan alin saja yang merasa firasat itu tapi gw juga ngerasa seperti akan ada sesuatu yang terjadi sama lo, ayni." Ujar lutfi pelan setelah memotong ucapan alin

Dengan gerakan yang cepat ayni dan delapan sahabatnya itu langsung menoleh kearah lutfi dengan tatapan terkejut setelah mendengar ucapan yang dilontarkan oleh lutfi tadi

"Apa maksud lo?" Tanya nursa bingung setelah beberapa detik terdiam

"Ga--"

"Udahlah, usah dibahas lagi." Ucap ayni sambil menakis pikiran buruk para sahabatnya

"Tapi ay--"

"Udahlah, kalau ayni bilang udah." Ucap lisa sambil menatap alin untuk menghentikan omongannya

"Dan, kalau kalian mau kekantin pergilah, biar gw aja yang temenin ayni disini." Lanjut lisa sambil kembali tempat duduk yang berada disamping ayni

"Baiklah, gw setuju sama lo." Ujar nursa yang menyetujui ucapan lisa barusan

"Eh, astaga! Kalian ini kenapa sih?! Cuma gegara firasat doang bisa buat kalian kayak gini?" Tanya ayni yang tiba tiba kesal saat melihat tingkat para sahabatnya yang seperti itu

"Kalian cuma mau kekantin aja bukan? Gak sampai pindah sekolahkan? Iyaudah, sana pergi gak usah pikirin gw." Lanjut ayni sambil menatap kesal para sahabatnya satu satu

"Tapi ay, kita cuma khawatir sama lo." Ucap lisa

"Astaga, iya gw tahu kalian khawatir sama gw tapi gw juga udah gede bisa jaga diri, tolonglah jangan kayak anak kecil yang ditinggal mamanya pergi." Ucap ayni yang seolah memohon untuk meninggalkan dirinya didalam kelas itu

"Tap--"

"Please lah, percaya sama gw." Ucap ayni dengan mata yang memohon

Nursa yang melihat ayni sudah sangat memohon untuk percaya pada dirinya, akhirnya nursa pun menyerah akan permohonan ayni tersebut "Oke, baiklah ayni gw percaya, ayo gaya kita kekantin." Ujar nursa sambil berjalan meninggalkan ruang kelas sepi itu

Melihat reaksi nursa yang seperti itu, perlahan membuat ayni pun menghelakan nafasnya disaat kelas yang tadinya ramai kini mendadak sepi setelah kepergian para sahabatnya itu "Dahlah, mau gimana lagi. Lebih baik gw kembali menulis tugas kimia ini." Ujar ayni sambil kembali untuk fokus pada buku tulisnya

Skip

Setelah beberapa menit berlalu kini akhirnya ayni dapat menyelesaikan tugasnya yang diberikan oleh guru kimia nya itu "Akhirnya, selesai juga!" Ujar ayni dengan rasa bangga pada dirinya sendiri sambil mengangkat buku tulis itu setara dengan mukanya

"Ayni," panggil seseorang yang berada diambang pintu masuk ruang kelasnya

Mendengar namanya dipanggil sontak membuat ayni langsung menoleh kesumber suara itu "Putri?" Gumam ayni yang masih duduk ditempat duduknya

"Iya, kenapa put?" Kini ayni pun melanjutkan ucapannya sambil berjalan mendekati putri yang masih berdiri diambang pintu itu dengan raut wajah yang sedikit ragu

"I-itu, lo dipanggil mira untuk segara ke gudang belakang." Ucap putri dengan rasa takut yang menghantui dirinya

Disaat nama mira disebut refleks ayni pun langsung memiringkan kepalanya bingung, kenapa dirinya dipanggil mira untuk segara ke gudang belakang? Apakah dirinya sedang diprank oleh para sahabatnya?

Ah, itu gak mungkin, untuk apa para sahabatnya menggunakan nama mira untuk memanggil dirinya ke gudang belakang? Dan untuk apa juga para sahabatnya menyuruh putri anak 12 B ini?

"Ohiya, kenapa mira nyu--"

"Ka-katanya ada yang mau dia bicarakan sama lo." Ujar putri yang langsung memotong ucapan ayni yang belum dirinya selesaikan

Melihat reaksi putri yang sangat gugup saat berbicara dengannya makin menambah kecurigaan ayni terhadap apa yang akan terjadi kedepannya

"Aneh, sepertinya ada yang gak beres nih" batin ayni yang curiga sambil menatap datar kearah putri yang kini sedang menundukkan kepalanya

"Baiklah, makasih ya" ujar ayni sambil tersenyum ramah

"I-Iya, sama sama"

Melihat putri yang perlahan menghilang dari pandangannya, ayni pun langsung memutar tubuhnya dan lalu berjalan ketempat duduknya

Disaat ayni sudah sampai ditempat duduknya, dengan gerakan yang cepat ayni pun langsung mengambil ponselnya yang berada dilaci mejanya

__________________________________________

MESSAGE

-Lisa🌸-

Ayni : Saa

Ayni : Gw sedang bersama mira.

Dilihat

__________________________________________

"Baiklah, ayo kita temui dia." Ucap ayni sambil berjalan meninggalkan ruang kelas yang tidak ada orang itu

.

.

Bersambung

Sampai jumpa di bab selanjutnya..

Salam dari penulis raa.

The story after the rain (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang