2. DIPERTEMUKAN LAGI

17 3 0
                                    

SELAMAT MEMBACA

.

.

Kini sudah terhitung satu bulan semenjak ayni bertemu dengan orang misterius itu dan semenjak dari hari itu juga ayni selalu menyempatkan diri untuk datang kehalte bis itu juga cafe itu harap dirinya bisa bertemu dengan orang itu

Entahlah, ayni juga bingung kenapa dirinya seperti ini cuma gegara mau ketemu dengan orang itu.

Tapi yang ayni tahu adalah, semenjak hari itu dirinya tidak pernah lagi bertemu dengan orang itu.

Sampai disuatu ketika disaat ayni ingin menyerah dan tidak mau berharap lagi, semesta malah kembali mempertemukan lagi mereka berdua disaat tidak terduga

Hari itu sama seperti hari sebelumnya, lagi lagi ayni pun harus kembali dengan perasaan yang lelah dan juga kecewa setelah menunggu beberapa jam dihalte bis itu

Namun disaat perjalanan menuju rumah, ayni malah tidak sengaja melihat seorang gadis kecil sedang menangis sambil berjongkok dipinggir jalan sepi itu

Ayni yang melihat itu mendadak menjadi kasihan terhadap gadis kecil itu yang membuat ayni memutuskan untuk mendekati gadia kecil itu "Hey, adik kecil kenapa menangis? Kemana orang tuamu?" Tanya ayni sambil sedikit berjongkok menghadap gadis gadis itu yang berkisar 5-6 tahunan

"Fi-fira nggak tahu, fira tersesat." Jawab gadis itu dengan wajah bekas menangis

"Ohh, jadi namanya fira ya?" Batin ayni bertanya

"Emangnya kamu tadi sama siapa kesininya?"

"Tadi itu sama abang, fira tadi lihat ada yang jualan balon jadi fira kejar eh pas fira kejar penjual balon itu udah enggak ada." Cerita gadis kecil yang bernama fira itu

"Ooh, jadi nama kamu fira ya?" Tanya ayni untuk memastikan

"Iya,"

Mendengar jawaban itu ayni pun langsung menganggukan kemudian menatap kiri kanan jalan itu

Jalan yang begitu sepi dan juga jarang dilewati oleh orang orang, apa gadis kecil ini akan baik baik saja kalau dirinya dia tinggal? Pikir ayni sambil menatap tajam kesekitar jalan itu

Enggak, enggak mungkin akan baik baik aja, bagaimana kalau gadis kecil ini diculik? Dan dirinya masuk penjara akibat tidak menolong seorang gadis kecil yang sedang tersesat? Apa dirinya tolong aja ya? Udahlah tolong aja.

"Hem, mau kakak bantu cari abang fira?" Tanya ayni basa basi sambil membenarkan rambut gadis kecil itu

"Iya, mau kak!" Seru fira bersemangat

"Baiklah akan kakak bantu tapi sebelum kita cari abang fira, kita beli air mineral untuk fira dulu ya, fira haus kan?"

"Iya kak, fira haus!"

"Baiklah, sini kakak gandeng tangan fira. Didepan sana ada warung jadi kita beli air mineral disana aja ya?" Mendengar itu fira hanya menganggukkan kepalanya

Disaat ayni dan fira ingin melangkah menuju warung yang berada didepan sana, ayni dan fira malah mendengar suara seseorang yang sedang berteriak sambil memanggil nama fira

"Fira... Fira... kamu dimana dek!" Teriak orang itu dari kejauhan

"Kak, itu kayaknya seperti suara abang deh, ABANG! Fira disini!" Teriak fira balik sambil melepaskan genggaman tangan ayni

Tidak lama setelah fira berteriak seperti itu, kini terlihatlah seorang lelaki yang cukup tampan tengah berlari menuju gadis kecil didepan ayni

Melihat fira yang sudah kembali bertemu dengan abangnya, sontak ayni tersenyum lega karena bisa lepas dari tanggungjawab itu

Namun semakin lelaki itu mendekat semakin ayni merasa tidak asing dengan wajah lelaki yang bersandang abangnya fira itu "Kenapa gw kayak gak asing dengan wajah itu ya?" Batin ayni

"Bentar, dia kan--"

"Firaaa, kamu dari mana aja? Abang udah cari kamu kemana mana loh" tanya lelaki itu sambil masih memeluk tubuh seorang gadis kecil yang bernama fira itu

"Fira tadi lihat balon jadi fira kejar, eh ternyata pas fira balik lagi ke abang udah gak ada, terus untung ada kakak ini yang nyamperin tadi jadi fira gak sendirian deh." Cerita gadis kecil itu pada abangnya yang masih memeluk tubuh kecilnya

"Kalau fira mau balon ngomong aja sama abang, biar abang beliin jangan fira kejar, oke?" Tanya lelaki itu sambil melepaskan pelukannya

Melihat kedekatan antara dua saudara itu refleks ayni yang masih berdiri dibelakang fira pun tersenyum menatap kejadian itu

"Terimakasih ya, udah mau temani adek gw." Ujar lelaki itu sambil tersenyum menatap ayni yang masih terdiam

"Oh, sama sama"

"Eh, tunggu sebentar ya, jangan pergi kemana mana dulu." Setelah berkata itu ayni pun langsung menuju warung yang berada tidak jauh dari tempatnya berdiri

Beberapa menit kemudian, kini ayni pun sudah kembali dari warung itu dengan dua air mineral ditangannya

Namun langkah ayni pun malah terhenti disaat dirinya tidak sengaja melihat fira dan lelaki yang bersandang abangnya itu sudah duduk disebuah kursi yang terletak dibawah pohon besar sambil tertawa riang

Melihat kebersamaan mereka berdua kini ayni pun kembali dilanda perasaan ragu, perasaan yang sama dirasakannya dulu

"Apakah gapapa kalau gw masuk disaat sekarang?" Gumam ayni sambil menatap air mineral yang berada ditangannya itu

"Udahlah, kasih ajalah" perlahan ayni pun kembali mengambil langkah untuk mendekati dua saudara yang sedang terduduk itu walaupun perasaannya sedang dilanda oleh keraguan

"Ini air mineral untuk fira, kan tadi fira bilang haus kan?" Tanya ayni sambil membukakan tutup botol itu

"Makasih kak!" Seru fira gembira sambil memperlihatkan susunan gigi susu yang rapih

"Iya, sama sama fira."

"Dan ini untuk lo, pasti lo hauskan mencari fira tanpa arah yang jelas?" Lanjut ayni sembari memberikan botol air mineral pada lelaki yang sedang duduk disampingnya fira

"Oh, makasih ya." Ucap lelaki itu dengan senyum diwajahnya sambil menerima pemberian ayni

"Sialan, jantung gw malah gak aman." Batin ayni sambil memegangi dadanya yang tiba tina berdetak cepat

Melihat tingkah laku ayni yang tiba tiba memegangi dadanya sontak itu malah membuat orang yang berada disamping fira mengerutkan keningnya "lo gakpapakan?"

Setelah mendengar ucapan itu dengan cepat ayni pun langsung membenarkan postur tubuhnya lalu kembali menatap orang yang berada disamping fira itu sambil menggelengkan kepalanya pertanda bahwa dirinya tidak apa apa

"Hem, kalau gitu kakak duluan ya fira."

"Loh, kok kakak duluan sih?" Tanya fira dengan raut wajah yang sedih

"Iya, karena kakak masih ada urusan" ucap ayni sambil tersenyum

"Kalau kita ketemu lagi, kakak janji kakak akan ajak fira main seharian sampai fira puas, gimana janji?" Lanjut ayni sambil janji jari kelingking

"Okelah, janji."

"Ekhem, gw duluan ya" ucap ayni yang kini sudah berhadap orang yang bersandang abangnya fira itu

"Iya, lo hati hati ya dan sekali lagi ya ucapkan terimakasih banyak karena udah nemenin adek gw tadi."

"Iya sama sama, kalau gitu gw duluan bye."

.


.

Bersambung

Sampai jumpa di bab selanjutnya..

Salam dari penulis raa.

The story after the rain (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang