30. TAWA

4 2 0
                                    

SELAMAT MEMBACA

.

.

Setelah mata pelajaran kuliah terakhir berakhir, terlihat empat orang perempuan tengah duduk bersantai ditaman belakang kampus itu dengan canda tawa sekali kali yang muncul dari perbincangan mereka

"Sumpah, gw udah capek sama kuliah ini!" Ujar via untuk pertama kali setelah beberapa saat terdiam seusai tertawa kecil tadi

"Bersabarlah sedikit lagi, kan bentar lagi kita mau lulus juga." Jawab alin sembari meminum air mineralnya

"Iya sih~ tapi sepertinya kita melupakan sesuatu deh," ujar via kembali disaat dirinya merasa ada yang kurang

"Lupa? Lupa apa?" Tanya lisa sembari menatap via heran

"Entahlah, tapi gw ngerasa ada yang hilang gitu, seper--"

"Gays!" Seru nana yang tiba tiba datang dengan raut wajah yang amat bahagia dan jangan lupa dengan senyum sumringah nya

"Nah, itu dia! Nana yang kurang!" Ujar via yang ikut ikutan berseru setelah mendengar dan melihat nana yang baru datang itu

"Astaga~" batin ayni sambil memutar bola matanya malas mendengar seruan para sahabatnya itu

"Say, gw punya berita baik plus besar!" Ucap nana yang excited untuk bercerita

"Apa? Apa berita baik plus besar itu?" Tanya lisa balik pada nana yang masih berdiri diantara via dan alin itu

Mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh lisa itu, perlahan nana pun mengambil nafasnya lalu "Besok mereka akan balik!" Jawab nana sambil berseru bahagia

"Hah? Siapa? Siapa yang balik?" Tanya alin bodoh dengan raut wajah yang kebingungan akan maksud dari perkataan nana itu

"Ais, siapa lagi kalau bukan rahka, kenzu, rafif dan lutfi." Ujar nana yang masih dengan senyum bahagia itu

Lisa, alin, dan via saat mendengar perkataan nana itu sontak langsung membuat mereka bertiga beranjak dari duduknya dengan perasaan yang kaget "APA?!"

Melihat reaksi ketiga para sahabatnya itu refleks langsung membuat ayni kagum "Wah, hebat bisa barengan kayak gitu!" Ujar ayni sembari bertepuk tangan pelan

"Eh, tapi lo tahu dari mana kalau mereka akan balik esok? Kan mereka berempat beda negara" tanya lisa yang tiba tiba masuk akal sembari kembali duduk disamping ayni yang masih terduduk itu

"Dari kenzu~" jawab nana dengan perasaan yang bangga

"O--"

Via yang mendengar ucapan nana barusan sontak langsung membuatnya kembali berdiri dengan kaget akan perkataan nana tadi "Eh, sejak kapan lo deket sama kenzu woy?" Tanya via yang bingung plus kaget setelah memotong ucapan lisa, alin, dan ayni

"Lah, lo nggak tahu kalau nana dan kenzu udah lama deketnya?" Tanya alin balik disaat dirinya mendengar pertanyaan via tadi "Nggak, emangnya sejak kapan gila?" Tanya via lagi lagi dengan raut wajah yang bodoh

"Astaga, sejak SMA via! Sejak SMA!" Ujar alin, lisa, dan ayni dengan kompak

"Loh, kalian bertiga juga tahu?" Tanya via yang masih kaget akan perkataan nana tadi kini malah makin dibuat kaget akan jawaban kompak dari ketiga para sahabatnya itu

"Iyalah kami tahu, kan kami bertiga nggak sipaling berdua kayak lo." Canda lisa dengan senyum lebar yang terukir diwajah

"Makanya via jadi orang tuh update dikit tentang sahabatnya, jangan berdua saja sama ayang rahka~" ledek alin dan ikutin oleh suara tawa ayni yang bahagia saat melihat raut wajah via yang sudah merona merah tomat

"Hahahaha," kini lisa, alin, dan nana pun ikut tertawa saat melihat raut wajah via yang sudah sangat merona merah tomat itu

"Ap-apasih, bodoh banget!" Ujar via menahan malu didepan para sahabatnya

"Aduh, perut gw! Hahaha"

"Puas lo pada ngeledek gw ya!" Ucap via yang kini sudah sedikit kesal akan para sahabatnya itu

"Ahahah, sorry via!" Ujar lisa, ayni, alin, dan nana kompak setelah mendengar nada bicara via yang sudah kesal

"Baiklah, gw juga akan kasih tahu sesuatu sama kalian berempat."

"Apa?"

"Sebenarnya rafif itu udah suka loh sama lo lis, dari semenjak pertama kali dia masuk keruang kelas kita" ucap via dengan senyum kirimnya

"Oh, pantes! Gw sering ngerasa kalau ada yang ngeliati gw dari dalam kelas itu." Ujar lisa dengan nada yang sedikit lega saat mendengar ucapan via tadi seolah dirinya menemukan jawaban yang selama ini sudah dirinya cari

Via yang melihat reaksi lisa yang seakan lega itu seolah dirinha sudah menemukan jawaban atas pertanyaannya itu malah membuat via sedikit kecewa akan reaksi yang dikeluarkan oleh lisa itu, karena niat awal via memberitahu itu untuk membuat lisa malu sama seperti dirinya tadi tapi malah... "Bangke," batin via yang kesal

"Baiklah, kalau sudah seperti ini gw juga mau memberitahu kalian akan sesuatu." Ujar nana yang kini ikut ikutan

"Apa?"

"Lin, lutfi suka loh sama lo." Ujar nana yang tiba tiba tanpa peringatan itu langsung membuat alin tersedak saat dirinya sedang meminum air mineral "Astaga."

"Alin," seru nana, ayni, via, dan lisa panik saat melihat alin tersedak itu

"It's okey." Ujar alin santai

"Tapi lo kabar itu dari mana?" Lanjut dengan pertanyaan yang tertuju pada nana

"Lo inget nggak yang gw tiba tiba kasih lo air mineral itu?" Mendengar hal itu sontak langsung membuat alin menganggukkan kepalanya pertanda mengiyakan "Nah, itu sebenarnya pemberian lutfi loh. Karena katanya dia nggak berani untuk memberikan air mineral itu sama lo jadinya dia suruh gw deh untuk memberikan air mineral itu sama lo." Jelas nana panjang plus lebar dan hanya diangguki oleh alin

Namun dibalik anggukkan kepala itu terdapat raut wajah yang malu plus merah yang merona terdapat diwajahnya "Cie, ada yang malu nih" seru nan yang heboh saat melihat tingkah alin

"Ap-apaan sih?" Cicit alin pelan yang kini sudah sangat malu dibuat oleh nana itu

"Tapi menurut gw sih kisah cinta yang indah tuh sebenernya dimenangkan oleh ayni deh." Ucap nana yang tiba tiba kembali bersuara

.

.

Bersambung

Sampai jumpa di bab selanjutnya..

Salam dari penulis raa.

The story after the rain (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang