29. KEPUTUSAN

6 2 0
                                    

SELAMAT MEMBACA

.

.

"Jadi, apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya lisa yang kini berhati hati sembari menatap ayni yang kini sudah sedikit lebih tenang daripada sebelumnya

"Kata ortu gw, beberapa waktu yang lalu ada seorang pemuda yang datang kerumah gw sambil membawa maksud dan niat yang baik untuk gw. Iya itu adalah sebuah lamaran pernikahan yang datang kerumah gw." Cerita ayni sembari menghapus air matanya yang kini kembali berjatuhan

"Jadi apa yang harus gw lak--"

"Loh, malahan itu bagus." Ujar lisa yang tiba tiba bersuara dan memotong ucapan ayni dengan raut wajahnya yang sedikit berpikir

Ayni yang mendengar perkataan lisa barusan sontak langsung membuat ayni mengerutkan keningnya "Apa maksud lo?" Tanya ayni dengan nada yang ketus seakan lupa dengan kesedihannya tadi

"Eh, nggak, maksud gw tuh itu adalah sebuah peluang yang bagus untuk menerima lamaran orang itu." Ujar lisa yang sudah panik akan perkataannya tadi

"Tap--"

"Tapi lo masih cinta sama tuh orang? Iya?" Tanya lisa yang langsung memotong ucapan ayni setelah mendengar ucapannya tadi

Mendengar ucapan yang dilontarkan oleh lisa barusan, seketika langsung membuat ayni terdiam seribu bahasa karena apa yang diucapkan lisa tadi memang benar adanya.

Iya, ayni masih sangat mencintai orang itu walaupun rasa sakit itu terkadang masih ayni rasakan sampai sekarang.

"Mau sampe kapan lo jaga perasaan itu? Dan mau sampe kapan juga lo berharap sama orang yang nggak pasti itu? Mau sampe kapan ay?" Kini lisa pun kembali bertanya saat melihat membisunya ayni setelah mendengar pertanyaan tadi

"Iya, gw tahu lo selalu berpikiran positif tapi cobalah lo berpikiran dengan negatif dulu gimana kalau dia udah nikah sama perempuan lain disana?" Ujar lisa lagi sembari memegang tangan ayni yang kini mulai mendingin

"Dan lalu sudah memiliki anak dari perempuan itu" lanjut lisa sembari menatap wajah ayni yang kini sudah ikut memucat

"Tap--"

"Tapi apa lagi ay? Ay lo harus percaya dengan kata kata ini 'jika dia memang jodohmu maka dia akan kembali bersamamu namun jika dia bukan jodohmu maka dia tidak akan kembali bersamamu walaupun kamu menghalalkan segala cara'." Ucap lisa sembari menyakinkan ayni untuk melupakan orang itu

"..."

.

.

"Ayni,. ayni akan menerima lamaran pernikahan itu namun dengan satu syarat" ujar ayni setelah sekian lama menyakinkan dirinya untuk menerima lamaran itu

"Alhamdullilah!" Seru rina dan femas bersamaan dengan raut wajah yang sangat amat bahagia

Setelah pulang dari rumah lisa kemarin, ayni pun langsung memikirkan perkataan lisa itu dengan segenap logikanya juga perasaan yang masih tersisa didalam dirinya.

Sejujurnya, ayni tidak mau menghilangkan orang itu dari dalam pikiran ataupun hati ayni. Namun disisi lain perkataan lisa itu masih saja terngiang jelas dibenak ayni

Bagaimana kalau perkataan lisa itu memang benar adanya, dan bagaimana kalau pada saat itu dirinya masih mencintai orang itu yang sudah berstatus suami orang dan juga ayah orang?

Apakah dirinya bisa melewatkan hari itu dengan tenang dan damai? Ah, mana mungkin dirinya bisa melewatkan hari itu dengan tenang dan damai disaat dirinya sedang hancur sehancur hancurnya.

Perlahan ayni pun mengembangkan senyum masamnya saat melihat raut wajah kedua orang tuanya yang sedang berbahagia itu

"Lalu apa syaratnya ay?" Kini femas pun ikut mengangkat suara sambil menatap putri kesayangannya itu

"Syaratnya, ayni nggak mau liat ataupun bertemu sama orang itu sampai setelah orang itu mengucapkan ijab kabul pada saat hari pernikahan dan ayni juga nggak mau tahu tentang identitas ataupun siapa orang itu." Ucap ayni sambil menutup kedua matanya karena takut akan reaksi yang dikeluarkan oleh kedua orang tuanya

Mendengar syarat yang diucapkan oleh ayni barusan sungguh membuat kedua orang tua tercengang dan bingung mau bereaksi bagaimana

"Baiklah, akan kami beritahu syarat yang kamu ajukan ay." Ucap rina setelah menghela nafasnya dengan sangat panjang

"Kalau gitu, ayni mau masuk kedalam kamar lagi." Ujar ayni sembari beranjak dari duduknya setelah mendengar jawaban rina dari pertanyaannya tadi

Setelah percakapan yang sangat amat berat itu, setibanya tadi didalam kamarnya ayni pun langsung menghempaskan tubuhnya diatas kasur kesayangan "Ah, capek!" Gumam ayni dengan mata yang tertutup

"Gw harap, semoga ini yang terbaik untuk semuanya." Gumam ayni kembali sembari membuka matanya untuk melihat langit langit kamarnya itu

Namun tak lama dari situ juga, perlahan air mata ayni pun ikut berjatuhan disaat dirinya kembali mengingat momen dimasa bahagianya seperti masa bahagia itu berputar dengan sendirinya didalam pikiran dan benak ayni

"Jika gw tahu akan seperti ini akhirnya, lebih baik gw nggak kenal sama lo! Jika akhirnya seperti ini, kenapa lo harus datang kedalam kehidupan gw yang abu abu itu? Kenapa hah?" Tanya ayni yang kini sedang terisak

"Kenapa lo juga harus kasih gw harapan kalau nyatanya itu hanyalah sebuah kebohongan semata? Kenapa? Apa salah gw sama lo sampe lo tega sama gw?" Tanya ayni kembali dengan tangisan yang kini kian menderas

"Gw benci sama lo! Benci!" Lanjut ayni berseru dengan kedua telapak tangannya yang kini menutupi kedua matanya

.

.

Bersambung

Sampai jumpa di bab selanjutnya..

Salam dari penulis raa.

The story after the rain (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang