32. IMBALAN?

5 2 0
                                    

SELAMAT MEMBACA

.

.

"Hay,"

"..."

Hening, tidak ada satupun jawaban yang keluar dari mulut mereka berempat sahabat itu dan kini hanya menyisakan sorot mata dan raut wajah yang tidak percaya akan perlihatan mereka itu

Setelah sepuluh detik tidak ada jawaban dari para sahabatnya itu, ayni pun langsung memukul lengan via yang berada disamping itu dengan perlahan "Astaga~ kalian berempat ini, jawab dulu apa sapaan mereka baru kembali bengong lagi." Geram ayni dengan raut wajah yang tak percaya akan tingkah para sahabatnya itu

"Hay juga, kayak gitu. Astaga~" Lanjut ayni yang seolah mempraktekkan kepada keempat sahabatnya itu

"OMG~ masih aja bengong kalian ini, udah tenang aja mereka nggak akan pergi kok disaat kalian mengedipkan mata dan ini juga bukan mimpi kalau kalian terbangun dari mimpi ini mereka akan menghilang sekejap mata." Ucap ayni yang kembali mengangkat suaranya dengan nada yang sedikit kesal akan tingkah para sahabatnya itu

"O-oh, h-hay juga." Cicit lisa, nana, alin, dan via dengan senyum yang sedikit kaku

"Astaga~" batin ayni yang sangat lelah akan tingkah para sahabatnya itu

Namun dibalik itu perlahan ayni pun mulai mengembangkan senyum tipisnya disaat para sahabatnya mulai mengakrabkan diri walaupun sedikit kaku karena degup jantung mereka yang begitu cepat

Setelah beberapa saat mengakrabkan diri kini mereka pun mulai enjoy untuk berbicara satu sama lain, tidak mau mengganggu waktu berharga para sahabatnya itu perlahan ayni pun mulai memikirkan cara untuk pergi dari sana

"Gays, gw duluan ya karena masih ada yang harus gw urus nih." Ujar ayni yang sudah mendapatkan alasan yang terbaik walaupun itu sudah basi didepan para sahabatnya

"Yaudah, mau gw anter nggak?" Tanya lisa balik disaat mendengar ucapan ayni barusan sembari menatap wajah ayni walaupun lisa sendiri sudah tahu alasan dibalik itu hanyalah kebohongan semata

"Nggak usah, gw bisa naik taksi aja." Tolak ayni sambil menggelengkan kepalanya

"Baiklah, kalau gitu lo hati hati ya dijalan." Ucap lisa sembari menganggukkan kepalanya

"Ohiya, disekat daerah disini ada sebuah cafe yang cukup terkenal dikalangan remaja jadi kalian semua datang aja kecafe itu untuk mengobrol ngobrol jangan disini." Saran ayni sebelum pergi meninggalkan para sahabatnya itu

"Baiklah, makasih atas rekomen nya." Ujar lisa yang berterimakasih sembari menatap wajah ayni dengan lekat

"Iya, kalau gitu gw duluan ya, bye." Setelah ayni sudah benar benar pergi meninggalkan bandara itu dan tidak terlihat lagi punggungnya, perlahan lisa pun mulai mengajak yang lan untuk datang kecafe yang sudah ayni rekomendasikan tadi

"Gays, ayo kita kecafe yang ayni tadi rekomen yok!" Ajak lisa untuk datang kecafe itu

"Iya, ayo!"

.

.

Setibanya mereka didalam cafe itu, mereka berdelapan pun langsung mengambil tempat duduk yang berdekatan dengan jendela kaca cafe itu

Disana mereka banyak menceritakan tentang apa saja yang mereka (rahka, kenzu, rafif, dan lutfi.) sudah alami selama berkuliah diluar negeri sana dan sebaliknya lisa, nana, alin, dan via pun ikut menceritakan kejadian yang terjadi pada mereka

Sampai disuatu titik, dengan tiba tiba saja rahka pun mulai mengangkat suaranya mengarah kekabarnya ayni "Ohiya, gimana keadaan ayni sekarang?" Tanya rahka sembari menatap para sahabat ayni satu persatu

The story after the rain (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang