SELAMAT MEMBACA
.
.
Setelah berselang satu minggu semenjak keberangkatan nursa itu kini giliran mereka berempat (Lutfi, Rafif, Kenzu, dan Rahka) yang harus pergi ke negara tujuan mereka masing masing
Seperti rafif dan lutfi harus terbang ke tukri untuk menempuh pendidikan meraka selanjutnya dan juga kenzu dan rahka yang harus terbang ke jerman untuk melanjutkan pendidikannya
Lalu, bagaimana dengan ayni dan para sahabatnya yang lain? Iya mereka berlima berkuliah di satu universitas yang sama dan mengambil jurusan yang sama juga yaitu ekonomi
Beberapa tahun kemudian, setelah hari menyakitkan itu berlalu kini ayni pun harus kembali menjalani kehidupannya yang penuh dengan warna abu abu sama seperti dulu
Sangat membosankan dan juga melelahkan, ayni juga tidak tahu kalau setelah kepergiannya tanpa kabar itu sungguh membuat kehidupan ayni berubah menjadi 180 derajat
Yang awalnya selalu menyebarkan keceriaan kini mendadak berubah menjadi sangat cuek dan acuh akan sekelilingnya
Orang tua ayni juga sudah berusaha banyak untuk memperkenalkan anaknya itu pada pria lain, namun respon ayni hanya menatap pria itu dengan sangat dingin dan sombong
Orang tua ayni juga bingung, kenapa anak mereka yang satu satunya ini malah berubah seperti itu setelah kepulangannya dari cafe itu
Dan azam pun sama, setiap harinya azam sudah berusaha untuk menghibur ayni agar bisa kembali seperti dulu, sama seperti di masa SMA dulu dimana ayni yang selalu ceria dan murah senyum akan sekitarnya
Namun usaha azam itu malah berujung sia sia juga karena alasan ayni menjadi seperti itu adalah gara gara muhammad nursa, jika mau ayni yang dulu kembali malah mereka harus membawa muhammad nursa kehadapan ayni.
Iya, setelah azam tahu kenapa ayni menjadi seperti itu dan alasan dibalik itu, azam pun lalu mengambil universitas yang sama seperti ayni namun beda jurusan saja agar bisa menghibur ayni setiap harinya
Lalu tibalah hari itu, hari dimana untuk kedua kalinya ayni mendengar pernyataan cinta dari mulut azam sendiri "Ayni," panggil azam sembari berlari kecil kearah ayni
Ayni yang mendengar namanya disebut refleks ayni pun langsung menolehkan kepalanya kearah untuk melihat siapa orang yang sudah memanggilnya itu " Iya, kenapa zam?" Tanya ayni dengan sorot mata yang acuh
"Bisa bicara berdua sebentar?" Tanya azam balik sambil menatap ayni penuh harap
Mendapatkan pertanyaan itu perlahan ayni pun menolehkan kepalanya kearah para sahabatnya tanda isyarat apapun, namun respon mereka malah sangat menyuruh ayni untuk berbicara pada azam dengan anggukkan kepala mereka
Melihat itu perlahan ayni pun menghembuskan nafas kasarnya saat melihat respon para sahabatnya itu "Baiklah,"
"Ay, kami duluan ya, nanti lo nyusul aja langsung kekelas berikutnya." Ujar nana
"Ohiya, awas aja kalau ayni sampe nangis cuma gegara bicara sama lo zam, abis lo sama gw!" Timpal via sembari memberikan peringatan dan ancaman pada azam
Perlahan azam pun mengembangkan senyumnya saat mendengar peringatan dan ancaman itu dari mulutnya via "Hahaha, lo tenang aja dan nggak usah khawatir soal itu." Ujar azam penuh dengan percaya diri
"Ayo ay," lanjut azam sembari berjalan mendahului ayni yang berada dibelakangnya
Mendengar pertanyaan itu ayni pun hanya menggangukkan kepalanya iya lalu berjalan mengikuti langkah azam yang besar itu, setibanya mereka ditaman yang terletak dibelakang universitas itu, segera azam pun langsung menatap ayni dengan serius "Ay, kita udah temanan dari SMA kan?" Tanya azam yang terlihat jelas kalau sedang berbasa basi
"Iya," jawab ayni seadanya
"Dan lo juga tahukan gimana gw orangnya," lanjut azam sembari masih menatap wajah ayni dengan serius
"Iya, langsung keintinya aja kenapa lo ngajak gw bicara cuma berdua aja." Ujar ayni dengan sangat acuh
"Baiklah," ucap azam sembari membuang nafas kasarnya "Untuk kedua kalinya ay, gw mau ngomong Will you be my girlfriend?" Tanya azam sembari terulurkan tangannya
Melihat uluran tangan azam itu, dengan lekat ayni pun menatap tangan itu namun enggan untuk menerima uluran tangan itu "Maaf zam, tapi gw tetap nggak bisa nerima cinta lo itu karena gw masih mencintai orang lain." Ujar ayni sembari menatap wajah azam
"Namun gw berterimakasih banyak sama lo karena lo masih mau sama gw, walaupun udah dua kali gw tolak pernyataan cinta lo itu." Lanjut ayni sambil tersenyum tipis
"Yaa, gw juga udah tahu kok kalau lo masih mengharapkan dia, tapi apakah kita masih bisa berteman?" Tanya azam sembari tersenyum pedih
"Tentu, kita masih berteman kok dan selamanya akan seperti itu." Jawab ayni sambil tersenyum ramah
"Lalu, apakah lo bisa mengembalikan ayni seperti dulu, ayni yang selalu menyebarkan keceriaan dan juga kebahagiaan." Tanya azam kembali
Mendengar itu perlahan ayni pun menganggukkan kepalanya dengan spontan saat mendengar pertanyaan itu "Iya, sedang gw usahakan kok."
Azam yang mendengar jawaban ayni itu pun sontak langsung tersenyum lebar namun dengan raut wajah yang sedih "Makasih," ucap azam sembari menatap ayni dengan lekat
"Iya, sama sama." Jawab ayni sambil menganggukkan kepalanya
"Kalau gitu, gw pamit ya." Ujar ayni sembari menatap wajah azam sekilas
"Iya," setelah mendengar jawaban azam itu, dengan cepat ayni pun langsung meninggalkan tempat itu dengan azam yang masih berdiri menatap kepergian ayni yang kian menjauh itu
"Selamat tinggal, ay." Gumam azam setelah melihat panggung ayni yang sudah menghilang dari pandangannya
.
.
Bersambung
Sampai jumpa di bab selanjutnya..
Salam dari penulis raa.
KAMU SEDANG MEMBACA
The story after the rain (END)
RandomKisah yang menceritakan tentang seorang gadis remaja yang sangat membenci hujan karena menurutnya hujan itu ribet dan merepotkan.. Akhir akhir ini entah kenapa di kotanya sering sekali hujan, terkadang deras terkadang juga cuma rintik. Aneh. Namun...