24. BUKAN SIAPA SIAPA

7 2 0
                                    

SELAMAT MEMBACA

.

.

Dua bulan kini telah berlalu semenjak ayni kembali lagi bersekolah disekolah itu dan juga sudah empat bulan dua minggu semenjak nursa dan para temannya itu pindah kesekolah ini

Sama seperti jam istirahat pada umumnya, disaat semua orang masih sibuk membeli beberapa makanan ringan didalam kantin yang sesak itu

Ayni dan keempat sahabatnya termasuk nursa dan keempat temannya itu kini sudah berada ditempat rahasia yang mereka temukan beberapa minggu yang lalu

"Eh, kalian setelah lulus ini mau lanjut kuliah atau langsung lamar kerja?" Tanya lisa yang tiba tiba sembari memasukkan makanan ringan kedalam mulutnya

"Lanjut kuliah," jawab mereka dengan kompak

Mendengar jawaban para sahabatnya yang begitu kompak seketika lisa pun langsung menganggukkan kepalanya pelan sebagai tanda bahwa dirinya mengerti

Via yang melihat sikap lisa yang aneh karena menanyakan soal itu yang tiba tiba sontak membuat via mengangkat suara "Kenapa lo tanya soal itu?" Tanya via penasaran sambil menatap lisa menyelidik

"Nggak, cuma mau nanya aja." Jawab lisa sembari tersenyum tipis

"Ohiya, kalian tadinya kuliah dimana?" Kini nana pun ikut bertanya dengan excited

"Tentunya di universitas sini sini," jawab alin santai dan kemudian diangguki oleh ayni, lisa dan via

"Omg, berarti kita berlima sama dong!" Seru nana senang saat melihat keempat sahabatnya ikut menganggukkan kepalanya juga

"Kalau kalian?" Kini via pun kembali mengangkat suaranya untuk mempertanyakan soal itu pada kaum adam yang berada tepat dihadapan mereka

"Kami?" Tanya rahka balik dengan raut wajah yang sok polos

Mendengar pertanyaan bodoh rahka juga melihat raut wajah rahka yang sok polos sontak langsung membuat alin sedikit kesal atas pertanyaan itu "Iyalah, kan yang berada disini cuma kita kita aja masa gw nanya sama orang lain selain kalian berlima disini." ujar alin sambil menatap sinis kearah mereka

Rahka yang mendengar jawaban alin yang sedikit kesal itu sungguh seketika langsung membuat rahka kesulitan menelan air ludahnya sendiri akibat itu "O-oh, kalau gw sih disuruh ortu untuk lanjut kuliah diluar negeri." Ucap rahka yang bersusah payah

"Lah, sama bro!" Seru empat sekawan itu saat mendengar kalau rahka juga akan berkuliah diluar negeri karena suruhan orang tuanya

"Masak? Emangnya lo kuliah dimana?" Tanya rahka kembali sambil menatap para temannya itu dengan tatapan bertanya

"Di universitas www tepatnya di turki," jawab rafif sembari mengingat nama universitas yang mau dia tuju

"Loh, itu universitas yang mau gw tuju juga!" Seru lutfi tak percaya akan pendengarannya sendiri

"Idih," ujar rafif dengan raut wajah yang seolah tak percaya juga

"Kalau gw sih di universitas xxx tepatnya di jerman" kini kenzu pun ikut menjawab pertanyaan dari rahka

"Bangke! Kenapa lo kuliah disana juga?" Tanya rahka dengan raut wajah yang tidak setuju

"Karena itu kemauan ortu gw, memang kenapa? Masalah?" Tanya kenzu dengan raut wajah yang penasaran sekaligus bingung

"Karena itu juga universitas yang akan gw tuju!"

"Oh, bagus tuh karena kita berdua bisa pergi bareng dan juga ada yang gw kenal entar disana." Ujar kenzu senang namun tidak dengan rahka

Melihat reaksi kedua orang itu saat mengetahui bahwa mereka berdua akan satu universitas yang sama saja sudah membuat nursa kepusingan

Dan bagaimana jadinya kalau mereka berdua sungguh masuk ke universitas yang sama, jurusan yang sama? Dan apesnya juga dapat satu kamar yang sama?

Sungguh memikirkannya saja sudah membuat nursa pusing, bagaimana kalau itu beneran terjadi

Tidak terpikir bagaimana dirinya akan mendengarkan cerita dari dua orang itu, pikir nursa sambil menggelengkan kepalanya pusing

"Ohiya sa, lo mau kuliah di universitas mana?" Tanya lutfi saat melihat nursa yang dari tadi terdiam dan hanya memperhatikan sedari tadi

"Ortu gw sih nyuruhnya dimesir tepatnya di universitas xxx" jawab nursa sembari menatap ayni sekilas

"Lah, beda sendiri dia." Ujar rafif sembari tertawa kecil

"Kasian," seru kenzu

Mendengar hal itu ayni pun hanya mampu terdiam sambil menatap air mineral yang berada tepat dihadapan dengan seribu pertanyaan didalam kepalanya

Sesungguhnya, ayni ingin sekali bertanya pada nursa kenapa harus luar negeri banget? Kenapa gak dalam negeri?

Namun disaat ayni ingin mengangkat suaranya, dirinya malah langsung ditampar dengan kenyataan emangnya apa haknya untuk menahan dia agar tidak lanjut kuliah diluar negeri?

"...."

"Ay, lo kenapa? Sakit?" Bisik nana sambil menatap ayni khawatir karena sedari tadi ayni hanya menatap air mineralnya itu yang berada tepat dihadapannya

Mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh nana barusan, sontak membuat ayni perlahan mengembangkan senyumnya sambil sedikit tersenyum masam "Nggak, ya gakpapa kok." Bisik ayni

Setelah pertanyaan nana tadi, perlahan mereka bersepuluh pun dapat mendengar kalau bel masuk kelas sudah berbunyi pertanda kalau jam pelajaran selanjutnya akan segera

Dengan cepat mereka bersepuluh pun langsung membersihkan tempat itu seperti semula, dan kemudian perlahan berjalan meninggalkan tempat itu

Disaat para sahabat ayni dan para teman nursa tengah asik mengobrol dan sesekali tertawa kecil, ayni dan nursa malah saling terdiam seperti enggan untuk bicara satu sama lain

Namun dipertengahan jalan menuju ruang kelas mereka tepatnya dilorong kelas, nursa yang tadinya diam saja kini dengan perlahan nursa pun mulai mengangkat suaranya "Gw tahu kenapa lo tadi diem aja,"

"Dan gw juga tahu dibalik diem lo itu." Lanjut nursa sambil menghentikan langkahnya

Mendengar perkataan nursa barusan refleks ayni pun ikut menghentikan langkahnya dan kemudian perlahan ayni berbalik untuk menatap nursa yang sudah berhenti duluan itu "Apa? Apa yang lo tahu" tanya ayni dengan nada yang sulit diartikan

Tidak mendapatkan jawaban yang diinginkan membuat ayni sedikit tersenyum masam sambil menatap nursa dengan sorot mata yang sulit diartikan

"Ais," batin ayni sembari berbalik untuk kembali berjalan menuju ruang kelasnya

Setibanya ayni didepan pintu ruang kelasnya, lagi lagi ayni pun dihentikan oleh nursa yang tiba tiba menarik pergelangan tangan "Setelah wisuda, gw akan langsung balik kesini dan ngelamar lo pada saat itu juga." Ucap nursa sambilmenatap ayni dengan dalam

"Gw janji sama lo ay, demi hidup gw." Lanjut nursa sembari melepaskan genggaman tangannya dari ayni

Ayni yang mendengar hal itu hanya menatap nursa dengan sorot mata yang sulit diartikan lagi "Baiklah, gw pegang janji lo itu." Jawab ayni

Setelah itu ayni pun kembali melangkahkan kakinya kearah tempat duduknya dan meninggalkan nursa begitu saja yang masih berada didepan pintu ruang kelasnya dengan keadaan kepala yang menunduk

.

.

Bersambung

Sampai jumpa di bab selanjutnya..

Salam dari penulis raa.

The story after the rain (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang