31. MENJEMPUT?

4 2 0
                                    

SELAMAT MEMBACA

.

.

"Tapi menurut gw sih kisah cinta yang indah tuh sebenernya dimenangkan oleh ayni deh."

"Hah? Gw? Menang dari mananya?" Tanya ayni balik yang bingung akan maksud dari perkataan nana itu

"Iyalah menangkan, kan soalnya lo disukai sama dua cowok sekaligus." Ucap nana tanpa berdosa sedikitpun

Ayni yang mendengar ucapan nana itu kini langsung mengerti akan arah yang nana tuju itu, namun dibalik itu ayni masih saja seperti orang yang tidak mengerti apa apa

"Dua cowok? Sekaligus? Emangnya siapa aja dua cowok itu?" Ujar ayni yang kini kembali bertanya dengan sorot mata yang lurus menuju nana dan tak lupa senyum tipis yang terukir diwajah cantiknya

"Iyaa, siapa lagi kalau bukan angkasa dan nursa~" ujar nana yang kembali menjawab tanpa berdosa sedikitpun

Mendengar perkataan nana barusan sontak langsung membuat ayni tersentak juga terdiam seribu bahasa, entah kenapa itu malah membuat ayni kembali merasakan rasa sakit yang entah dari mana datangnya walaupun ayni sendiri sudah tahu jawaban yang akan nana berikan pada dirinya "Na!" Bentak via kecil sembari menyenggol lengan nana yang duduk diantara dirinya dan alin itu

Mendapatkan bentakan juga senggolan itu refleks langsung membuat nana menatap via dengan sorot mata yang bingung "Apa? Emangnya gw salah ngomong ya?" Tanya nana bingung sembari memiringkan kepalanya keheranan

"Iya, astaga lo ini na." Geram alin sembari menatap nana dengan gemas juga

"Nggak, lo nggak salah kok dasar emang ya aja yang aneh." Timpal ayni sembari menundukkan wajahnya setelah mendengar ucapan alin dan via yang seakan memarahi nana itu

Setelah perkataannya itu perlahan ayni pun mendongakkan kepalanya untuk melihat reaksi yang dikeluarkan oleh keempat para sahabatnya itu, namun yang ayni lihat malah raut wajah yang lemas sembari menundukkan wajahnya dengan lemas

"Udahlah, nggak usah dipikirkan." Ucap ayni sambil mengembangkan senyum tipisnya

"Kalau gitu gw mau ketoilet dulu," lanjut ayni sembari beranjak dari duduknya

Lisa, nana, alin, dan via yang mendengar perkataan ayni barusan sontak langsung membuat keempat orang itu mendongakkan kepalanya untuk melihat punggung ayni yang perlahan menghilang itu "Lo sih, ngapa harus bahas soal itu sih." Kesal lisa pada nana saat melihat ayni yang sudah menghilang dari pandangannya itu

"Iya, maaf." Cicit nana sembari menundukkan wajahnya yang merasa bersalah

"Udahlah, kita kasih waktu aja untuk dia sendiri. Tapi lain kali jangan kayak gitu lagi na kasihan ayni." Timpal alin yang seolah untuk menghentikan ketegangan diantara mereka

"Baiklah, tapi kalian besok mau nggak ikut kebandara untuk menjemput mereka?" Tanya nana dengan hati hati sambil mengalihkan arah pembicaraan itu

"Ikutlah masa nggak!" Seru lisa, alin, dan via dengan kompak dan berapi api

"Lalu bagaimana dengan ayni? Mau diajak nggak?" Ucap via yang bertanya pada ketiga para sahabatnya itu

"Entahlah, gw juga bingung mau diajak atau nggak soalnya entar ayni kembali sakit kalau melihat para temannya nursa." Ujar lisa yang bimbang

"Kita langsung aja tanya sama orangnya, pas sekali itu orangnya udah balik dari toilet." Ucap alin sambil menatap kedatangan ayni

"Lagi ngomongin apasih? Kayak seru banget." Ujar ayni sambil kembali duduk disebelah lisa dan tak lupa dengan senyum tipisnya yang berkembang diwajahnya

"Langsung keintinya aja, lo mau ikut nggak besok kebandara untuk menjemput mereka?" Tanya alin dengan nada dan sorot mata yang amat sangat serius

"Hah? Gimana ya?? Yaudah gw ikut sama kalian." Jawab ayni yang tiba tiba serius juga

"Udah ya duga pasti nggak ik-- APA! Lo beneran mau ikut? Nggak sedang bohongkan?" Tanya nana heboh saat mendengar jawaban ayni barusan

"Iya, beneran kok. Pasti kalian semua ngiranya gw nggak bakal ikut sama kalian kan? Iyakan? Ngaku aja deh." Tanya ayni sambil menatap keempat para sahabatnya itu dengan sorot mata yang menyelidik

Mendengar perkataan ayni barusan sontak langsung membuat keempat sahabatnya itu tertawa canggung dihadapan ayni "Hehehe iya, maaf ya." Ujar keempat sahabatnya itu dengan kompak

"Udah lupakan aja, ayo kita pulang bentar lagi mau sore nih." Ujar ayni yang kembali beranjak dari tempat duduknya dan diikuti oleh keempat para sahabatnya itu "Baiklah,"

SKIP KEESOKAN HARINYA

Kini sudah terhitung sekitar tiga puluh menit berlalu semenjak ayni dan keempat sahabatnya terduduk disebuah bandara yang ternama dikota itu sembari menatap orang yang berlalu lalang akan kesibukan masing masing

"Duh, kenapa ya jadi deg deg deg kayak gini ya?" Tanya via sembari memegangi dadanya yang berdegup kencang

"Duh, sama gw juga ngerasa kayak gitu." Ujar lisa, nana, dan alin bersamaan sembari memegangi dada mereka

"Iya, karena kalian berempat bakal ketemu sama ayang kalian masing masing setelah sekian lama." Ucap ayni yang kelihatan sangat santai sambil menatap sekitaran mereka berlima

"Ayang ayang ayang, jadian aja belum udah mau jadi ayang aja lo." Seru mereka berempat kompak sembari menatap ayni dengan sorot mata yang tidak setuju

"Iya~ kan bentar lagi jadian kalian berempat" ucap ayni yang kembali mengangkat suaranya sambil menatap keempat sahabatnya yang sedang keringat dingin itu karena terlalu panik

"Aamiin!" Seru mereka berempat dengan kompak

"Wah, lagi lagi kompak." Ucap ayni kagum akan kekompakan para sahabatnya itu menjawab ucapannya

"Yaudah, coba kalian berempat tarik nafas lalu dengan perlahan buang melalui hidung." Setelah mendengar saran yang ayni berikan itu, perlahan mereka berempat pun mulai melakukan apa yang ayni tadi ucapkan

Tidak lama berselang dari itu, tanpa ayni sadari kini ekor mata malah menangkap sosok yang tadi mereka berlima bicarakan, iya sosok itu adalah kelima kawannya nursa

Yang tak lain adalah rahka, kenzu, rafif, dan lutfi yang saat itu sedang berjalan kearah mereka berlima dengan senyum yang manis berkembang diwajah mereka berempat

Melihat itu ayni pun refleks langsung menganggukkan kepalanya sekali dan lalu membalas senyuman itu dengan senyum manis juga "Kalau sudah, kalian berempat boleh berbalik sekarang." Ujar ayni yang kini memberikan arahan pada keempat sahabatnya itu

Nana yang mendengar perintah itu sontak langsung memiringkan kepalanya dengan penuh keheranan "Kenapa? Kenapa kami harus berbalik?" Ujar nana yang kini bertanya pada ayni

"Udah jangan banyak tanya, cepat balik badan aja." Jawab ayni yang sedikit kesal atas pertanyaan nana itu

"Iyaiya, bawel banget jadi orang." Ujar yang ikut ikut kesal juga

Namun disaat mereka berempat sudah berbalik dengan sempurna, mereka berempat malah ngefreeze ditempat dengan mulut yang terbuka

Melihat lisa, nana, via, dan alin yang tiba tiba ngefreeze ditempat dengan mulut yang terbuka setelah melihat keberadaan rafif, kenzu, rahka, dan lutfi yang tiba tiba sudah dihadapan mereka sontak langsung membuat empat sekawan itu tertawa kecil akan sikap yang dikeluarkan oleh para wanitanya

"Hay," ucap empat sekawan itu dengan kompak dan tak lupa dengan senyum tipis yang terukir diwajah mereka

"..."

.

.

Bersambung

Sampai jumpa di bab selanjutnya..

Salam dari penulis raa.

The story after the rain (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang