33. TERUNGKAP

3 2 0
                                    

SELAMAT MEMBACA

.

.

Kini hari sudah menunjukan jam dua siang lewat tiga puluh menit namun tampaknya matahari masih saja bersembunyi dibalik awan awan yang sedang lewat

Matahari yang seharusnya menampak dirinya dengan cahaya yang begitu luar biasa dan juga panas itu, kini malah tidak mau menampakkan dirinya akibat terlalu malu

Akibat matahari yang masih bersembunyi dibalik awan itu, malah membuat sebagian orang berbahagia karena tidak kepanasan lagi jika mereka mau keluar rumah

Namun opini itu sangat tidak berguna bagi seorang gadis yang sedang berlari dengan tergesa gesa itu untuk menuju sebuah cafe yang berada diujung jalan

Disaat gadis itu masih berlari dipinggir jalan khusus untuk berguna jalan kaki, dirinya malah tidak sengaja berpapasan dengan seseorang yang sedang berlari juga

Melihat itu, dengan cepat gadis itu menghentikan larinya dan refleks langsung menoleh kebelakang dengan raut wajah yang terkejut "Nursa?" Gumam gadis itu setelah tidak melihat siapa siapa dijalan khusus perjalan kaki itu

"Ah, lagi lagi cuma halusinasi gw aja." Lanjut gadis itu dengan lirih sembari menatap lurus kedepan seolah sedang membuang rasa kecewanya

Iya, itu adalah ayni yang sedang berhenti secara mendadak ditengah tengah orang perjalan kaki disana

Namun beberapa saat kemudian ayni pun melanjutkan larinya itu untuk segera sampai dicafe yang berada diujung jalan itu juga tidak mau ambil pusing siapa orang itu sebenarnya

Walaupun keringatnya sudah membasahi sebagaian bajunya juga nafasnya yang kini sudah tidak beraturan akibat berlarian itu

"A-akhirnya, gw sampe juga!" Seru ayni bangga disaat dirinya sudah memegang gagang pintu dari cafe itu

Tanpa babibu lagi ayni pun langsung masuk kedalam cafe itu setelah gumamannya tadi selesai, namun disaat kaki ayni baru memasuki cafe itu dapat ayni lihat kalau para sahabatnya dan para temannya nursa tengah asik mengobrol bahkan sampai tertawa bahagia, entah apa yang sedang mereka tawarkan itu

Melihat itu refleks ayni pun ikut mengembangkan senyum manis saat melihat pemandangan langka itu "Gw harap, kalian semua bahagia tanpa terkecuali." Ujar ayni tanpa sadar

"Andai lo ada disini, mungkin kita berdua juga bisa mengobrol bahkan tertawa seperti mereka yang berada disana itu. Pasti akan sangat menyenangkan, bukan?" Lanjut ayni dengan lirih

Disaat ayni tengah berada didalam pikirannya, tanpa ayni sadari kini nana sudah berada tepat dihadapan ayni dengan raut wajah yang tampak khawatir "Ay? Lo kenapa nangis? Siapa yang udah nyakitin lo?" Tanya nana sembari menghapus air mata ayni

"Hah?" Dengan gerakan yang cepat ayni pun langsung memegang kedua pipinya untuk memastikan benar atau enggaknya ucapan nana tadi

Dan iya, benar apa yang diucapkan oleh nana tadi. Tanpa ayni sadari air matanya sudah keluar semenjak dirinya berdiri diambang pintu cafe itu "Oh, tadi itu ada yang masuk kedalam bola mata gw jadinya gini deh." Ujar ayni sembari menghapus air mata yang sudah berjatuhan dikedua pipinya

Nana yang sudah mengetahui alasan dibalik itu hanya menatap ayni dengan sorot mata yang sulit diartikan tanpa ada niat sedikitpun untuk menjawab ucapan ayni tadi "Baiklah, ayo kita samperin mereka karena mereka semua udah nunggu kedatangan lo sedari tadi." Ujar nana sembari menarik pergelangan tangan ayni

Melihat tingkat nana yang seperti itu, ayni pun dapat memastikan kalau nana sudah tahu alasan dibalik ucapannya tadi dan nana juga tahu kalau ayni sedang tengah berbohong pada dirinya

"Ay, duduk disebelah gw!" Seru via sembari melambaikan tangannya diatas udara seolah sudah lama tidak bertemu

Mendengar itu ayni pun hanya menganggukkan kepalanya pertanda mengiyakan perkataan via tadi "Iya,"

"Tumben lo telat biasanya nggak, dari mana aja lo?" tanya lisa disaat ayni sudah duduk disamping via dengan sorot mata yang menyelidiki

"Tadi ada urusan sebentar" jawab ayni dengan singkat dan tak lupa sembari tersenyum tipis

"Hmm"

"Btw gw mau ngundang kalian semua ke acara pernikahan gw nanti," ucap ayni sembari berusaha untuk tersenyum didepan para sahabatnya dan para temannya nursa yang tengah menatapnya dengan sorot mata yang tak percaya

"!!!"

"Lo serius?" Tanya para sahabatnya ayni secara bersamaan kecuali lisa

"Lo sedang bercandakan?" Kini rahka pun ikut mengangkat suara untuk bertanya akan maksud perkataan ayni barusan

"Lo sedang bohongkan?" Timpal rafif yang tiba tiba mengangkat suaranya untuk memastikan ucapan ayni tadi

Mendengar pertanyaan para sahabatnya juga para temannya nursa itu refleks langsung membuat ayni tersenyum tipis untuk menanggapi pertanyaan para sahabat dan temannya itu "Iya, ya serius kok akan ucapan gw tadi. Kalau kalian semua nggak percaya kalian boleh tanya langsung sama lisa" ujar ayni yang masih berusaha untuk tenang

"Jadi ini yang lo maksud?" Tanya lutfi sembari menatap wajah lisa yang tampak santai dan tenang itu

"Iya, ini yang gw maksud." Ucap lisa dengan jujur

"Tapi kenapa lo bisa tahu?" Kini alin pun ikut bertanya setelah beberapa saat terdiam untuk mencerna ucapan ayni barusan

Mendengar pertanyaan alin barusan, lisa pun langsung menceritakan dari awal dimana ayni yang tiba tiba datang kerumahnya sampai dimana ayni yang tiba tiba menangis sembari menceritakan lamaran yang tiba tiba datang kerumah ayni "Jadi begitulah ceritanya~" ucap lisa

Setelah lisa mengakhiri ceritanya, perlahan ayni pun mendongakkan kepalanya untuk melihat reaksi yang akan dikeluarkan oleh para sahabat dan temannya itu "Maaf, seharusnya gw juga cerita sama kalian semua tapi gw malah nggak sama sekali cerita sama kalian, sekali lagi gw minta maaf untuk itu." Ujar ayni yang kembali menundukkan wajahnya karena malu

"Iya, nggak papa kok ay. Kami semua ngerti kok pasti ada alasan bukan dibalik itu?" Ucap alin sembari memegang tangan ayni seolah untuk meyakinkan ayni bahwa mereka akan selalu percaya dan selalu berada disisi ayni apapun yang akan terjadi

Ayni yang mendengar ucapan alin barusan sontak langsung membuat tangis ayni pecah pada saat itu juga, melihat ayni yang berada disampingnya itu tiba tiba menangis refleks langsung membuat via memeluk ayni sembari berkata "Nggak papa ay, nggak papa. Keluarkan aja." Dan pelukan itu pun ikutin oleh lisa, nana, dan alin yang tiba tiba memeluk ayni yang masih menangis itu

"Dan kami juga akan selalu berada disamping kok apapun yang akan terjadi kedepan, walaupun kami berlima nggak bisa meluk lo." Ucap kenzu sembari menatap ayni yang sudah dikelilingi oleh para sahabatnya itu

"Ma-makasih, makasih banyak semuanya." Lirih ayni yang masih menangis didalam pelukan para sahabatnya itu

"Sama sama ay." Ucap para sahabatnya dan juga para temannya nursa secara bersamaan

.

.

Bersambung

Sampai jumpa di bab selanjutnya..

Salam dari penulis raa.

The story after the rain (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang