35. AKHIR

8 2 0
                                    

SELAMAT MEMBACA

.

.

BEBERAPA HARI SEBELUMNYA

Pada saat ayni yang masih dalam perjalanan menuju cafe itu, kini sudah terlihat ada beberapa orang yang terlebih dulu berada didalam cafe itu.

Diantaranya terlihat lima orang lelaki dan empat orang perempuan yang tengah terduduk disatu meja yang sama.

"Apa yang sebenarnya lo rencanakan hah?" Tanya salah satu dari empat perempuan itu sembari menatap salah satu dari lima orang lelaki itu dengan raut wajah yang serius

"Lo nggak kasihan apa dengan, ay?" Kini perempuan lain pun ikut bertanya pada lelaki itu setelah melihat diamnya lelaki itu dengan kepala yang menunduk

Iya, mereka semua adalah lisa, nana, via, alin, rafif, kenzu, rahka, lutfi, dan yang terakhir tentunya nursa.

"Udah cukup buat ayni menderita atas kepergian lo tanpa kabar itu, cukup sampai situ aja, gw mohon." Timpal nana yang ikut kesal atas diamnya nursa

"Gays, sebaiknya kita ngomongin masalah ini dengan kepala dingin dan juga jangan buat nursa seperti sedang disudutkan" ujar rafif takut takut sembari menatap empat perempuan yang berada didepannya itu secara bergantian

"Nu-nursa, jawab dong pertanyaan mereka jangan lo diam aja kayak gini. Entar masalah ini tambah panjang" bisik kenzu yang kini ikut mengangkat suaranya karena takut tatapan para perempuan yang berada didepannya itu

"..."

"Baiklah, kalau lo nggak mau jawab pertanyaan mereka. Tapi lo harus jawab pertanyaan gw. Dan gw akan langsung nanya keintinya saja" ucap lisa yang kini sangat serius dan tegas sembari menatap nursa yang mulai mengangkat kepalanya

"Apa yang sebenarnya lo ngomongin sama kita kita?"

"Tapi kenapa kalian nggak kasih tahu gw dari awal?" Tanya ayni yang sedikit kesal lantaran mendengar cerita yang sebenarnya terjadi sebelum dirinya datang kecafe itu dari para sahabatnya

Iya, sudah beberapa jam setelah acara pernikahan dirinya dan nursa usai, dan tanpa aba aba juga para sahabatnya dan para temannya nursa pun dengan tiba tiba saja menarik ayni untuk bercerita diruang tamu

Pada saat itu juga, ayni pun baru mengetahui cerita asli dibalik itu.

"Iyaa, karena lo sendiri juga yang nggak mau mendengar tentang suami lo sekarang kan!" Ucap via sembari menatap ayni dengan serius

Ayni yang mendengar ucapan yang dilontarkan oleh via itu seketika langsung terdiam seribu bahasa karena apa yang diucapkan oleh via tadi memang benar adanya, karena dari awal memang dirinya lah yang tidak mau mendengar tentang suaminya sekarang

"Auah, capek gw." Ketus ayni yang tidak tahu lagi harus menjawab apa

"Dahlah ya, gw mau balik kekamar dulu" ucap ayni kembali sembari beranjak dari duduknya

"Iyaa"

Langkah demi langkah ayni ambil untuk sampai kekamarnya, pada saat itu juga pusing pun menyerang ayni seolah sedang memperingatkam bahwa tubuhnya sekarang tidak baik baik saja.

Setibanya ayni didalam kamarnya, ayni pun langsung mendudukkan tubuhnya ditepi kasarnya sembari menyandarkan kepalanya disandaran kasur itu

Dengan mata yang terpenjam, ayni pun langsung menyadari ada yang masuk kekamarnya itu "Apakah itu ibu?" Batin ayni yang masih memenjamkan matanya seolah enggan untuk melihat siapa yang datang itu

Namun beberapa detik kemudian, ayni pun dibuat terkejut karena teriakan seseorang yang memanggil namanya dengan begitu keras "AYNI!"

Mendengar namanya dipanggil seperti itu, dengan cepat ayni pun membuka matanya dan kemudian langsung terduduk tegas diatas kasur itu "Nu-nursa?" Batin ayni bingung lantaran melihat raut wajah nursa yang panik

Karena ayni yang tidak menyadari akan apa yang sedang nursa panikkan itu, perlahan ayni pun mengembangkan senyum kearah nursa, namun yang ayni dapatkan sebagai balasan senyumnya itu malah sebuah raut wajah yang sedang panik bercampur khawatir

"Kamu ini kenapa sih ay?" Ucap nursa sembari berjalan mengambil tisu yang berada diserbang kasur yang tengah ayni duduki itu

Ayni yang masih belum menyadari akan kejadian apa yang sedang terjadi itu, ayni pun hanya memiringkan kepalanya bingung

"Ay, kamu ini sadar nggak sih kalau kamu itu sedang mimisan?" Tanya nursa sekali lagi sembari me-lap darah yang berada dihidung istrinya itu

"..."

Mendapati tidak ada jawaban dari istrinya itu, perlahan nursa kembali mengangkat suaranya dengan lirih "Maaf."

"..?"

"Maaf, ayni."

"... Untuk?" Tanya ayni balik sembari menghentikan aktivitas nursa yang sedang membersihkan darah dari hidungnya itu

"Untuk segalanya. Aku udah tahu semuanya tentang apa yang kamu alami selama aku dimesir, dan iya aku memang udah salah sama kamu karena nggak beri tahu kamu yang sebenarnya terjadi juga soal keberangkatan ku waktu itu."

"Aku pikir, kamu nggak bakal sedih kalau nggak tahu akan keberangkatan ku waktu itu. Namun kenyataannya aku salah besar dan malah makin buat kamu sedih dan hancur, maafkan aku ay."

Setelah mendengar pernyataan dari nursa itu, perlahan ayni mengembangkan senyum sembari menatap nursa yang masih memegangi tangannya dengan erat, seolah kalau genggaman itu terlepas maka wanita yang berada didepannya itu akan menghilang begitu saja

Dan beberapa detik kemudian, ayni pun langsung memeluk lelaki yang berada dihadapannya itu tanpa abah abah lagi "A-ayni?"

"Iya, biarkanlah dulu seperti ini sebentar." Ujar ayni sembari mempererat pelukannya itu dan nursa pun membalas pelukan itu juga

"Maaf, dan terimakasih ay. Aku, aku---"

"Aku mencintaimu nursa." Ucap ayni yang memotong ucapan nursa yang sudah gemetar

"Iyaa, aku juga mencintaimu ay."

Dan beberapa bulan kemudian, ayni dan nursa pun mendapatkan kabar bahagia bahwa alin dan lutfi, lisa dan rafif, nana dan kenzu, kemudian via dan rahka akan melangsungkan pernikahan yang hanya berjarak dua minggu saja dari tanggal pernikahan mereka masing masing

Lalu bagaimana dengan kabarnya angkasa?

Iya, setelah hari itu berlalu angkasa pun mulai bangkit dari kesedihannya dan kemudian tidak sengaja bertemu dengan seorang wanita yang baik, dan akhirnya angkasa dan wanita itu pun menikah setelah satu tahun pernikahan ayni dan nursa

--TAMAT--

PESAN : Jika dia memang takdirmu maka dia akan kembali kepadamu walaupun kamu tidak menginginkannya sekalipun. Namun, jika dia bukan takdirmu maka dia tidak akan kembali kepadaku walaupun kamu mau berusaha sekuat tenaga sekalipun.

The story after the rain (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang