19~Hukuman 🔞

14.1K 346 12
                                    

~~~

Entah bagaimana cara menjelaskannya, intinya saat ini Jeno tengah berbaring lemah di atas kasur dalam keadaan naked, dengan tangan yang terborgol ke atas ranjang. Dan jangan lupakan lubangnya yang diisi dengan vibrator yang terus bergetar.

Jam menunjukkan pukul dua dini hari.

"Mark... Please stophhh...!" pinta Jeno kepada Mark yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi dengan hanya menggunakan celana pendek miliknya.

"Why should i stop? You started first," ujar Mark menghampiri Jeno yang tengah mendesah.

"Ngghh... Sialan! Gua punya salah apa, Markhh?" tanya Jeno berusaha mengatakannya dengan jelas.

"Ask yourself," jawab Mark enggan menjawab pertanyaan Jeno.

Pada akhirnya, Jeno hanya bisa mendesah karena Mark tetap pada pendiriannya untuk membiarkan kekasihnya tersebut seperti ini.

Setelah membiarkan Jeno sekitar 20 menit lamanya, Mark mengeluarkan vibrator tersebut dari lubang Jeno. Akhirnya Jeno bisa bernapas lega.

"Harus banget mesra sama Renjun?" tanya Mark dengan wajah datarnya.

Jeno terkesiap, Mark melihatnya?

Mesra dengan Renjun? Yang dikatakan Mark bukanlah sebuah kebohongan belaka. Memang nyatasanya saat acara tiga tahun berdirinya perusahaan Guanlin, Jeno sempat bermesraan dengan Renjun.

"Gua cuma ngobrol sama dia!" seru Jeno tak terima.

"Kalo gitu, harus banget, ya, sampe ngelus-ngelus rambut gitu?" tanya Mark masih dengan wajah datarnya.

Jano bungkam. Mark adalah orang yang sangat cepat cemburu, dan itu sangat mengerikan.

Mark mengambil sesuatu dari dalam lemarinya. Sebuah rantai yang lumayan panjang.

"Ngapain?" tanya Jeno panik. Ia terus menarik-narik paksa tangannya yang terborgol, tapi itu akan semakin membuat tangannya sakit.

Mark berjalan kembali menghampiri Jeno dengan rantai di tangannya.

Tanpa aba-aba, Mark langsung memasukkan ujung rantai tersebut ke dalam lubang Jeno.

"AAKHHH! FUCKHH!" Jeno berteriak keras. Rantai itu cukup membuat lubangnya terasa sakit.

Tidak cukup hanya dengan memasukkan ujungnya saja, Sang Dominan terus memasukkan rantai tersebut memenuhi isi lubang Jeno.

Jeno terus berteriak, mendesah, meminta berhenti. Tapi Mark seakan-akan tuli.

"Stopp it hhh! Mark eunggh! Pleasehh!" Jeno menangis. Ini sungguh menyiksa. "I beg you...!"

"Aku cuma perlu perminta maafan kamu, Jen," ujar Mark yang masih memasukkan rantainya.

"Sorry! Im sorry, Mark! Eunnhhh..."

Tepat saat Jeno mengatakan itu, rantai sudah selesai Mark masukkan seluruhnya.

Dengan cekatan, Mark kembali menarik ujung rantai tersebut. Menarik keluar rantai tersebut dengan cepat.

Jeno terpekik kaget. Dan lagi-lagi ia hanya bisa berteriak kesakitan.

Untung kamar Mark kedap suara.

Badan Jeno semakin lemas. Napasnya tak karuan, rambutnya semakin berantakan, badannya berkeringat, pergelangan tangannya sangat merah.

Mark mengecup singkat kening Jeno. Lalu ia melepas celana yang sedari tadi ia kenakan.

Mark menindih Jeno, dan segera memasukkan penis besarnya ke dalam lubang Jeno yang terlihat lecet.

"Eunghhh..." desahan Jeno kembali terdengar di dalam ruangan tersebut.


~~~

Tangan Jeno sudah tidak terborgol, tapi dirinya masih terisak.

Mark terus membisikkan kata maaf.

"Gua nggak pernah marah kayak gini soal lo yang main di belakang sama Jaemin," lirih Jeno.

"Iya, maaf, sayang..."

Jeno menggeleng. "Gua sakit, Mark..." ujarnya kembali sambil menepuk dadanya.

~~~

















SEKALI LAGI WARNING!
INGAT! SEMUA TENTANG CERITA INI HANYA FIKSI! JANGAN BAWA" CERITA INI KE DUNIA NYATA!

Janlup votement

TRIPLE NIGHT | Jaemin harem Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang