~~~
Gk bosen apa jdi pembaca gelap ckckMark menyandarkan dirinya di bangku kerjanya. Ia menatap lekat lelaki yang sedang duduk di sofa dengan meluruskan kakinya.
"Kamu mau diem aja?" tanya Mark yang diakhiri dengan menghela napas. Oknum yang ditanya memang hanya diam.
"Jen," panggil Mark. Tapi lagi-lagi oknum yang dipanggil hanya diam.
"Kamu masih capek karena naik tangga, ya?" tanya Mark. "Istirahat dulu aja kalo gitu. Nanti baru kita ngobrol," lanjutnya.
"Nonton TV aja biar nggak bosen," titah Mark lalu menyeruput kopi yang barusan ia buat sendiri di dapur ruangannya.
"Aku minta maaf."
Mark tersedak kopi yang baru saja ia minum. Ia terkejut.
Bukan terkejut karena Jeno baru saja meminta maaf. Tapi terkejut karena Jeno menggunakan kata 'aku' kepada dirinya.
"Uhuk, uhuk! Ekhem... apa kamu bilang?" tanya Mark memastikan, takut ia salah dengar.
"Gua minta maaf."
Lah... berubah... Batin Mark bersamaan dengan raut wajahnya yang berubah datar.
Mark memijat keningnya. "Minta maaf kenapa?"
Ditanya begitu oleh Mark, Jeno hanya diam.
"Jen," panggil Mark lagi. Tapi Jeno tidak menyahut.
"Jung Jeno! Kalo ada orang yang manggil, tuh, langsung sahut." Kali ini Mark menggunakan nada yang terdengar membentak.
Jeno seketika dibuat merinding, ia menoleh ke arah Mark yang sedang menatapnya. Demi tuhan, selama mereka menjalani hubungan kekasih, Mark tidak pernah membentak Jeno sekali pun.
Mark yang menyadari Jeno menatapnya dengan terkejut karena baru saja membentaknya pun menghela napas. "Maaf," ujar Mark lirih.
Mark memutuskan melanjutkan mengurus berkas-berkas yang masih menumpuk. Membiarkan Jeno yang hanya diam saja entah memikirkan apa.
Sungguh, ini rumit.
Hubungan mereka sebenarnya sederhana seperti hubungan kekasih pada umumnya, hanya saja mereka yang membuatnya rumit.
Sudah terhitung satu jam, dan ruangan itu hanya diisi oleh suara televisi yang sedang ditonton Jeno.
Mark akhirnya memutuskan untuk beristirahat sejenak. Ia merenggangkan anggota badannya yang terasa pegal karena berlama-lama mengurus berkas.
"Jen, udah bisa ngobrol?" tanya Mark sekali lagi. Beruntungnya kali ini mendapatkan jawaban, walaupun hanya sebuah anggukan kecil dari Jeno yang masih menonton.
Mark tersenyum. "Kenapa kamu minta maaf?" tanyanya.
"Nggak tau," jawab Jeno sambil mematikan televisi. Lagi, gengsi Jeno terlalu besar.
"Tenang aja, Jaemin ada di sekolah, kok. Tadi aku telpon gurunya." Mark terkekeh.
Ucapan Mark barusan membuat Jeno reflek menoleh ke arahnya.
Kan, sekhawatir itu kamu sama dia. Batin Mark.
"Gua nggak nanyain Jaemin. Gua cuman khawatir sama lo tadi tiba-tiba pergi gitu aja, dan gua cuman mau minta maaf kalo selama ini gua ada salah," balas Jeno datar.
Untuk sekian kalinya Mark menghela napas lagi.
"Ada apa, nih, sampe minta maaf segala?" tanya Mark tersenyum sambil menaikkan satu alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIPLE NIGHT | Jaemin harem
Fiksi PenggemarAwalnya Na Jaemin hanya anak manis yatim piatu dan ia bekerja sebagai sugar baby untuk seorang pengusaha sukses, Mark Lee. Sampai suatu hari, hubungannya dengan Mark diketahui oleh Jung Jeno, seorang penyanyi terkenal sekaligus kekasih asli Mark. Ja...