26~ Keluarga Lee

4.9K 261 5
                                    

happy reading















~~~

Jaemin meletakkan tas slempangnya di atas meja. Dirinya sekarang sedang berada di perpustakaan kampus.

Lima hari yang lalu semenjak dirinya dinyatakan keguguran. Jaemin menjadi pemurung dan lebih pendiam dari biasanya. Mark dan Jeno tentu paham apa yang dirasakan oleh Jaemin, kehilangan seorang anak walaupun anak tersebut belum lahir, dan anak itu adalah hasil diluar pernikahan.

Untuk sekarang Jaemin ingin menenangkan pikirannya dengan membaca beberapa buku.

Di tengah-tengah kesibukannya membaca, notifikasi yang muncul dari ponselnya mengalihkan perhatiannya.

Ia lalu segera membaca pesan yang ternyata dikirim oleh Haechan.

Haechan:)

|Na
|Lo di mana?

Perpus|
Kenapa?|

|Belom mau pulang, kah?
|Bareng gua sini

Masih lama gua pulangnya|

|Ya udah gua tungguin
|Gua otw perpus nih

Nggak usah|
Woi, nggak usah anjing|
Heh bangsat|

Jaemin menggelengkan kepalanya, pesan terakhirnya hanya dibaca oleh Haechan.

Jaemin melanjutkan bacaannya, menunggu oknum Lee yang akan datang menghampirinya.

Dan benar saja, belum sampai lima menit Haechan sudah duduk di hadapan Jaemin. Membuat Jaemin terheran-heran, jarak gedung fakultasnya dan gedung fakultas Haechan itu lumayan jauh.

Memang ajaib bin aneh manusia di hadapan Jaemin ini.

"Ngapain lo?" tanya Jaemin menghentikan sebentar acara membacanya.

"Nungguin lo," jawab Haechan.

"Gua bisa pulang sendiri, hyuck." Jaemin memutar bola matanya malas.

Ya emang ngapa, sih? Gua mau modus nih, batin Haechan.

"Gua maunya lo pulang bareng gua, apartemen lo searah kok sama rumah gua," balas Haechan.

"Gua ngga—"

"Lo pulang bareng gua. Ini bukan tawaran, ini pernyataan," ujar Haechan cepat memotong kalimat Jaemin.

Dasar Lee Donghyuck. Jaemin membatin kesal, ia hanya pasrah.

~~~

Setelah mengantarkan Jaemin ke apartement, Haechan langsung tancap gas ke arah mansion keluarga Lee.

Dirinya kini sudah sampai, niatnya ingin langsung ke kamar dan bersantai setelah berkutik dengan pelajaran kampus. Tapi urung saat ia melihat seluruh anggota keluarganya berkumpul di rumah tengah, ditambah ada Jeno.

"Bear, come here," ujar sang ibu sembari menepuk sofa di sebelahnya yang kosong, menyuruh Haechan untuk duduk.

Haechan segera menghampiri sang ibu dan duduk di sebelah kirinya, ia adalah Ten Lee istri dari Lee Taeyong.

"Ini kenapa pada ngumpul, mami?" tanya Haechan bingung.

"Lagi bahas sesuatu, bear," jawab sang kepala keluarga yang duduk di sebelah kanan Ten.

Sedangkan di hadapan mereka bertiga ada Mark, Jeno, dan Lucas yang duduk bersampingan juga.

"Papi bisa kasih aku jabatan direktur tiga di kampus, aku udah siap," ujar Lucas tiba-tiba, ia melanjutkan percakapan yang sebelumnya terpotong karena kehadiran Haechan.

Ini serius masalah pekerjaan dan jabatan lagi? batin Haechan. Pasalnya memang Mark dan Lucas sering kali membicarakan tentang jabatan ataupun hal lainnya yang berkaitan dengan sang kepala keluarga, kedua abangnya terlihat sangat tidak sabar. Tapi jika Haechan pikir-pikir lagi, mereka berdua memang sudah siap dengan sempurna.

"Luke, papi belom yakin kamu siap." Taeyong menggelengkan kepalanya.

"Pa, Mark yakin Lucas udah siap," sahut Mark mendukung kembarannya tersebut.

Ten tersenyum kecil. "Tae, anakmu keliatan yakin banget, tuh," ujarnya.

Taeyong menghela napasnya, berpikir sejenak. "Okey, kamu bisa jadi direktur tiga setelah dinyatakan lulus S3."

Lucas yang mendengarnya langsung menatap sang kepala keluarga dengan berbinar.

"Dont disappoint me, promise?" lanjut Taeyong.

Lucas mengangguk antusias. "I promise, pa."

"Aku gimana?" kini giliran Mark bertanya.

Taeyong menatap Mark. "Kamu? Ya nggak gimana-gimana, Mark," jawab Taeyong santai.

"Papi katanya mau ngasih jabatan direktur utama ke aku." Mark menatap ayahnya jengah.

"Emang papi ada bilang gitu?" ledek Taeyong.

Jeno yang disamping Mark tertawa kecil melihat raut wajah kekasihnya yang kesal sebab diledek oleh ayahnya sendiri.

Mark akhirnya melihat ke arah Ten, siapa tau ibunya ingin membelanya. "Ma, kalo papi nggak ngasih aku jabatan direktur utama, aku nggak bisa nikahin Jeno, loh," ujar Mark tersenyum miring.

Ten yang mendengarnya pun reflek mencubit lengan suaminya. Meminta Taeyong untuk bercanda. Kemudian Taeyong meringis, cubitan istrinya tidak main-main.

Jeno yang mendengar ucapan Mark barusan tentu saja sedikit kaget. "Apaan, sih?"

"Kamu bisa jadi direktur utama, Mark. Setelah acara pertunangan kamu sama Jeno." Ini Ten langsung yang membuat keputusan.

"Makasih, mami!" Mark reflek merangkul pinggang Jeno erat.

Taeyong hanya bisa pasrah jika istrinya sudah begini.

Aku sama Doyoung pengen banget besanan tau! Itulah Kalimat yang sering Taeyong dengar dari sang istri tercinta setelah perjodohan antara Mark dan Jeno.

Haechan dari tadi hanya bisa mendengarkan, kepalanya penuh dengan pikiran sekarang.

Kalo dugaan Sungchan tentang Mark hyung dan Jeno hyung yang saling berhubungan dengan Jaemin itu benar... Berarti semakin cepat Mark hyung menikah dengan Jeno Hyung, semakin cepat juga gua ngedapetin Jaemin. Haechan membatin, terukir senyum tipis di bibirnya.

~~~














SEKALI LAGI WARNING!
INGAT! SEMUA TENTANG CERITA INI HANYA FIKSI! JANGAN BAWA" CERITA INI KE DUNIA NYATA!

JANGAN LUPA COMMENT AND VOTE NYA BUB!

Oke lanjut besok...

TRIPLE NIGHT | Jaemin harem Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang