©Claeria
Arlan menatap fokus layar ponselnya. Jemarinya bergerak-gerak lincah, mengarahkan karakternya membombardir turret milik lawan. Sebentar lagi dia akan memenangkan game ini. Dia hanya perlu fokus.
Ya, fokus.
Namun, ia tidak bisa menahan matanya untuk tidak melirik ke arah perempuan yang duduk di sebelahnya. Calon istrinya, Runa Anantari, tengah bergerak-gerak gelisah. Kakinya menghentak-hentak, sementara tangannya saling meremas gugup. Arlan berani bertaruh, jika riasan di wajah Runa dihapus, maka gadis itu akan tampak sepucat kertas.
"Lan, do I look okay?" tanya Runa, kini menoleh ke arah Arlan.
Arlan buru-buru mengalihkan pandangannya ke ponsel, tidak ingin tertangkap basah sedang memperhatikan Runa. "Ini udah kelima kalinya kamu menanyakan hal yang sama, dan untuk kelima kalinya juga aku akan menjawab yes you look okay. Tanya aja sama Pak Prapto dan Evan kalau nggak percaya."
Runa melirik ke arah manager dan supir pribadi Arlan yang duduk di depan. Pak Prapto mengangguk penuh senyum, sementara Evan mengacungkan jempolnya sambil memuji.
"Cantik, Run. Tenang aja, para wartawan itu nggak akan menemukan celah untuk berkata buruk soal penampilan lo," pria itu menenangkan.
Runa baru saja hendak bernapas lega, tetapi dia langsung cemberut begitu Arlan menimpali. "Hasil karya Mbak Latifah nggak mungkin gagal, Runa. People paid millions for her makeup, she won't disappoint."
Runa tahu Arlan berniat meyakinkan dirinya, tapi berarti maksudnya kalau Runa tidak didandani Mbak Latifah, makeup artist yang sudah menjadi langganan selebriti tanah air, maka dia tidak akan terlihat cantik? Begitu?
Runa menarik napas dan membuangnya perlahan, berusaha mengatur debaran jantungnya yang tidak mau memperlambat laju. Setengah jam lagi mereka akan tiba di hotel Fairmont, tempat fashion show yang diselenggarakan oleh desainer senior yang juga ibu Arlan, Hesti Wicaksana, akan berlangsung.
Sesuai hasil diskusi Runa dengan Arlan dan Evan, mereka bertiga sepakat untuk memperkenalkan Runa sebagai calon istri Arlan di depan publik pada acara ini. Persiapan sudah dilakukan. Runa dan Arlan sudah berlatih menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin dilontarkan, Evan sudah memberikan spoiler tipis-tipis kepada para wartawan tentang Runa, dan hari ini pun stylist Arlan sudah menyulap penampilan sang bintang utama.
Runa memang selalu tampil layak dan rapi di setiap acara, tetapi hari ini dia tampak menakjubkan. Gaun berwarna biru dongker dengan aksen tenun sumba dari butik Hesti Wicaksana, tas Valentino berwarna senada, serta sepatu Jimmy Choo yang disiapkan stylist Arlan benar-benar membuat Runa tampak tidak kalah menawan dari selebriti papan atas Indonesia.
"Udah cocok banget digandeng sama Arlan," begitu komentar Paula, sang stylist pribadi Arlan.
Latifah, si makeup artist mengangguk puas. "Mbak Runa nggak akan kalah saing kalaupun berdiri sebelahan sama Raisa atau Maudy Ayunda."
Dengan penampilan yang sanggup menuai pujian seperti itu, Runa seharusnya merasa tenang, tapi dia benar-benar tidak bisa duduk diam sekarang! Runa tahu benar bahwa dia akan menjadi pusat perhatian banyak orang hari ini. Setiap jengkal dari dirinya akan dinilai, entah itu rambutnya, riasannya, bajunya, tasnya, sepatunya, cara dia tertawa, intonasi suaranya, aroma parfumnya— sebentar, dia sudah pakai parfum kan hari ini?
Astaga, kenapa dia mengkhawatirkan hal sepele seperti itu sih?!
Tidak ingin terpuruk dalam ketakutannya sendiri, Runa memutuskan untuk bertanya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Job Offer: Wifey
ChickLitMendadak kehilangan pekerjaannya, Runa Anantari kini sah menjadi orang paling memprihatinkan di keluarganya. Berusia tiga puluh tahun, jomblo, ditambah lagi pengangguran. Namun, dunia Runa dibuat jungkir balik ketika William Arlan, aktor paling nget...