Chapter 8

12.8K 1.3K 41
                                    

©Claeria


"Menikah?"

Kartika mengulangi ucapan pria tampan di hadapannya. Kedua matanya membola, seakan tidak mempercayai telinganya sendiri. Dia bahkan sempat melirik ke kanan dan kiri, mengira bahwa ini hanya prank konyol untuk diunggah ke media sosial.

Pasalnya, siapa yang akan menyangka bahwa putrinya yang sudah menjadi jomblo menahun kini dipinang oleh aktor yang biasa dia lihat seliweran di layar kaca?

Arlan, sang aktor, mengangguk mantap, menegaskan niatnya berkunjung.

"Maaf kalau mungkin ini terasa begitu mendadak untuk Tante dan keluarga, tapi ini semua sudah saya dan Runa pikirkan sejak lama," ujar Arlan, tidak lupa menggandeng tangan Runa yang duduk di sebelahnya lalu melempar senyuman manis.

Oh, kalau Runa tidak ingat bahwa ini semua hanyalah akting, dia pasti sudah menjulurkan lidah, berlagak ingin muntah melihat sikap manis Arlan yang palsu.

Namun, mereka sedang berusaha menipu Kartika dan Lena yang kini duduk di seberang mereka, jadi Runa tidak boleh lengah.

Setelah sepakat untuk menikah, hal pertama yang harus mereka lakukan adalah memberitahu kedua keluarga. Oleh karena itu, di Sabtu siang yang cerah ini, Arlan sudah berkunjung ke rumah Runa, tidak lupa membawa kue dari Pand'Or dan hampers Godiva sebagai buah tangan.

Oh, tidak boleh ketinggalan senyum menawan yang sempat membuat Kartika dan Lena ternganga dan starstruck untuk beberapa saat.

Masih menggenggam tangan Runa, Arlan melanjutkan penuturannya. "Kami sudah saling kenal sejak kuliah dan berhubungan dekat selama dua tahun terakhir ini, tetapi kami merahasiakannya karena profesi saya. Bertemu pun harus diam-diam, mencari waktu di tengah kesibukan kami berdua."

"Berarti, alasan kamu sering pulang malam itu juga salah satunya karena ini?" tanya Kartika kepada Runa, yang lalu hanya meringis dan mengangguk.

Setidaknya itulah karangan yang masuk akal, kan? Walaupun pada kenyataannya Runa selalu pulang malam karena lembur, bukan karena memadu kasih dengan seorang lelaki.

"Sekarang kami berdua sudah mantap untuk melangkah ke jenjang selanjutnya. Kami sudah diskusi, kebetulan Runa juga sudah tidak bekerja, kami memutuskan untuk fokus ke pernikahan," lanjut Arlan.

Kartika masih mengernyitkan dahi, belum teryakinkan sepenuhnya. "Foto yang kemarin itu... bukan rekayasa atau fitnah?"

"Saya minta maaf karena sudah membuat kehebohan, Tante. Sebagai anak muda yang sedang kasmaran, pasti ada saatnya kami ingin memadu kasih. Saya yang ceroboh karena lengah dan membiarkan ada orang yang mengambil foto kami," sesal Arlan.

Sungguh, Runa sekarang tahu alasan pria ini mampu memboyong penghargaan aktor terbaik di ajang-ajang penghargaan perfilman Indonesia. He's that good!

Wajah Arlan yang biasanya datar dan kaku kini tampak menyesal, penuh rasa bersalah karena telah menyakiti sang kekasih hati. Lihat, Kartika bahkan sekarang sudah tampak ikut memelas, merasa simpati dengan calon menantunya.

"Kak, memangnya Kakak cinta sama Kak Arlan?" tanya Lena tiba-tiba, membuat Runa yang sibuk mengamati wajah Arlan menoleh.

Kartika buru-buru menepuk lengan Lena, menegur putrinya yang tengah menatap pasangan di hadapan mereka penuh curiga.

"Maaf, Nak Arlan, Lena tanya begitu karena selama ini tidak pernah dengar Runa membicarakan tentang kamu. Jujur, Tante juga bingung karena Runa bahkan tidak terlihat berniat menikah sebelumnya," jelas Kartika.

Job Offer: WifeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang