Chapter 12

12.4K 1.3K 66
                                    

©Claeria


Meski acara pemberkatan sudah selesai, Runa dan Arlan belum bisa bersantai. Mereka disambut kerumunan wartawan yang menunggu di depan gedung gereja. Sebenarnya Arlan sudah menyediakan jadwal khusus untuk wawancara di gedung resepsi. Namun, tidak ada satu pun yang mau melewatkan kesempatan untuk mewawancarai pasangan yang tengah menjadi topik perbincangan panas saat ini.

Setelah wedding organizer membantu mereka mengakhiri sesi wawancara, Runa dan Arlan kemudian dibawa ke Hotel Mulia, tempat resepsi diadakan. Ketika dipandu ke ruangan khusus yang sudah disiapkan, Runa sempat melihat ballroom yang sudah disulap menjadi seperti istana raja yang keluar dari buku dongeng. Bagian depan ballroom dihias dengan mawar putih dan dedaunan segar. Tidak jauh dari pintunya foto-foto pre-wedding Arlan dan Runa terpajang rapi. Siapapun yang melihatnya pasti akan berdecak kagum, memuji betapa mesranya sepasang suami istri itu.

Runa dan Arlan dibawa ke ruangan terpisah untuk berganti baju. Kalau saat pemberkatan Runa mengenakan gaun mengembang dengan ekor panjang nan megah bak putri raja, untuk resepsi malam ini dia mengenakan gaun dengan potongan mermaid yang memamerkan lekuk tubuhnya dengan sempurna. Tentu saja, masih rancangan Hesti Wicaksana.

Setelah selesai berganti baju dan memulas kembali riasannya, Runa dibawa ke ruangan tempat ia dan Arlan akan menunggu. Begitu staf wedding organizer meninggalkannya di dalam ruangan, Runa melepas sepatu dan meluruskan kakinya.

Gadis itu tersentak ketika pintu mendadak dibuka. Runa kembali bersandar di sofa dengan santai ketika melihat. Arlan memasuki ruangan. Sama seperti Runa, pria itu juga sudah berganti baju, kali ini mengenakan jas berwarna putih.

"Pegal?" Arlan duduk di seberang Runa, mengamati sang istri yang tengah memijat kakinya.

"Banget!" keluh Runa. "Kalian para kaum cowok harus coba rasanya berdiri berjam-jam sambil mengenakan high heels!"

"Sandalnya udah disiapin? Kamu masih harus berdiri beberapa jam lagi di pelaminan."

"Udah dititip ke tim WO, nanti aku ganti di sana kalau udah nggak kuat," jawab Runa.

Tadinya Runa ingin mengikuti Chelsea Olivia, mengenakan sneakers di resepsi pernikahannya. Namun, ide itu ditolak dengan kompak oleh Kartika dan Hesti. Gaun dengan potongan mermaid-nya jelas tidak cocok disandingkan dengan sneakers. Runa harus puas dengan sandal berhak rendah yang dihias dengan brokat dan kristal Swarovski pilihan sang ibu mertua.

Masih memijat kakinya, Runa menggerutu. "Lagian kenapa tamunya banyak banget sih?"

"Mau gimana lagi? Ada keluarga dan teman-teman kita, rekan kerja, belum lagi kolega orang tua." Arlan mengangkat bahu.

Runa mengembuskan napas pasrah. Sesungguhnya, Runa sudah tahu bahwa ia tidak mungkin mengharapkan resepsi pernikahan privat yang hanya dihadiri keluarga dan teman dekat. Hello, suaminya adalah William Arlan, aktor paling top saat ini di Indonesia! Rekan kerjanya tentu ada banyak, belum lagi kolega ayah dan ibunya.

Memang sulit menikahi orang kaya! Kalau kata Monica sih ada untungnya karena biaya pernikahan mereka pasti balik modal, tapi bagi Runa menyalami ribuan orang yang tidak dia kenal sambil berdiri dan tersenyum tanpa henti adalah sebuah mimpi buruk! Belum lagi sederet prosesi resepsi yang harus ia jalani. Oh, bicara tentang prosesi, Runa jadi ingat sesuatu.

"Ngomong-ngomong, Lan," panggil Runa.

"Hmm?"

"Nggg, yang waktu itu kita tanyain, gimana jadinya? Udah dibicarakan sama Mas Adit?" tanya Runa hati-hati.

Job Offer: WifeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang