"kalaupun kita saling mencintai, apa darah yang mengalir di tubuh kita bahkan merestui?"
Visual dan nama dari semua tokoh diambil hanya untuk kepentingan cerita yang bersifat fiksi, tidak ada hubungannya dengan kehidupan nyata apalagi bermaksud menj...
Karena motivasi tidak selalu datang dari hal positif
. . .
Meet my Chara
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Joss Wayar Sangsern Alpha 27 tahun Single
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gawin caskey Alpha 24 tahun Single
. . .
Sebuah ranjang tua, lemari dua pintu yang mulai keropos di sudut-sudutnya hingga sulit untuk dikunci, meja kecil satu set dengan kursinya, dan sebuah keranjang cucian yang kosong di sudut ruangan serta dua buah koper di kaki ranjang adalah pemandangan yang didapati seorang pria bermata elang.
Matanya menyapu ruangan 4x5 itu sambil tersenyum miring.
Ia sudah selesai berkemas beberapa menit yang lalu. Tidak banyak yang ia bawa di dalam dua buah koper di hadapannya Karena ia memang hanya punya sedikit barang.
"Satu langkah lebih dekat lagi, ibu." Monolog pria itu.
Puas memandangi kamar kecil yang ia sewa dengan harga murah itu, ia menyeret kedua kopernya keluar. Ia bergegas melewati jalan-jalan sempit dan becek agar cepat sampai di jalan raya.
"Tampan, kamu mau pindah?" Sapa itu datang dari pemilik warung kopi yang sebenarnya lebih banyak menjual bir.
Wanita Beta dengan tampilan menor dan pakaian super ketat itu memang kerap menyapa si pria meski tak sekalipun ia membeli sesuatu di warung kecilnya yang remang-remang.
Pria itu tersenyum mengiyakan tanya si pemilik warung.
"Ah, dua tahun kamu tinggal disini dan tidak sekalipun kamu mampir. Ayo, duduk disini sebentar sebelum kamu pergi. Anggap saja ini perpisahan." Pemilik warung menepuk bangku panjang dengan lebar tak lebih dari 30 cm, tempat favorit banyak orang terutama penggila bir.
"Maaf bibi, saya buru-buru." Jawab si pria sopan.
Mendengar panggilan 'bibi', si pemilik warung berubah masam seketika.
