08 - Galau

4.9K 287 6
                                    

Di era digital seperti sekarang, konten TikTok dan Youtube berpengaruh kepada citra rumah sakit dan kepercayaan konsumen. Oleh karena itu, Hari ini Team Sosial Media Rumah Sakit Ibu dan Anak mengikuti keseharian Faris sebagai seorang Obgyn.

Judul video yang akan di upload adalah A Day in The Life of Obgyn, dimulai dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore. Tadinya mau dua puluh empat jam karena begitulah kenyataannya. Tapi mereka sepakat untuk mengikuti sampai jam enam sore saja.

Bukan hanya mengikuti, tapi Team Sosial Media juga memiliki pertanyaan untuk ditanyakan dan Faris harus menjelaskan. Contoh pertanyaan, hari ini ada berapa kasus? Mana yang paling menguras tenaga dan pikiran, lahiran caesar atau normal? Sampai menu makan siang gue pun mereka ingin tau.

Hampir dua belas jam mereka merekam, akhirnya selesai. Faris kembali ke ruangan dan beristirahat sembari mengecek handphone.

From Sandy
Yuk temenin cari jas di Sogo, Plaza Senayan

From Faris to Sandy
Jam 7 baru bisa gerak.

From Sandy
Okay.

Dua jam kemudian dua sekawan itu sudah bertemu di Sogo dan menuju area pakaian laki-laki.

"Sebenernya jas gue masih pada bagus, cuma istri bilang wajib beli yang baru," Sandy berkacak pinggang di hadapan Faris, "ini gimana?" Ujarnya sembari mencoba jas di fitting room dengan pintu yang sengaja dibuka supaya Faris bisa melihat dan menilai.

"Bagus. Di bagian dada bahannya silk." Komentar Faris.

"Okey yang ini aja," kita menuju SPG untuk meminta dituliskan nota, "lo gak beli? Beli lah sana."

Faris menggeleng sambil mengikuti Sandy dari belakang menuju kasir. Ketika mengantri, temannya itu membalikkan badannya, "eh iya istri gue nitip baju dari brand apa ya tadi lupa. Entar ke bagian perempuan juga ya."

Sandy video call dengan istrinya untuk memastikan brand, size dan warna baju yang dimaksud, Faris melihat ke sekeliling department store yang sepi. Sampai akhirnya, pandangan pria itu jatuh kepada dua sosok perempuan, Fita dan Amira yang sedang memilih baju. Ternyata mereka benar-benar saling mengenal. Bukan hanya Qistie saja.

Mereka pasti dari jurusan yang sama selama kuliah dulu. Pikir Faris lagi.

"Ris, udah dapet nih baju istri gue, ayo bayar." Panggil Sandy mengagetkan.

Faris berjalan ke arah Sandy dan bertanya, "Fita masih maksa ikut?"

Tanpa sepengetahuan Faris, Sandy sudah menyuruh Azim untuk memberi tahu Fita kalau ada acara penggalangan dana minggu depan dan meminta wanita itu untuk datang.

Tentu saja membuat Faris kesal. Pasalnya, setelah pertemuan pertama mereka di Seribu Rasa tersebut, Faris memang tidak berminat untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius. Tapi Sandy tetap lah Sandy, ia masih semangat 'menjodohkan.'

"Iya, Azim bilang dia ikut." Langkah Sandy terhenti, mengangkat mukanya dari layar handphone dan tersenyum licik, "wah, lo berubah pikiran? Mau lebih lanjut sama Fita?"

"Tanya doang. Gue nggak mau berduaan sama dia. Dia pergi sama Azim?" Tanya Faris lagi

"Gak lah, Fita bawa temennya. Perempuan, tapi bukan Qistie. Qistie udah ada suami dan anak." Jelas Sandy.

Setelah mempertimbangkan, beli atau enggak, beli atau enggak, beli?

"San, gue beli jas deh. Nanti balik ke atas ya." Kata Faris sebelum berubah pikiran lagi.

Pernyataan Faris membuat Sandy senyum sumringah, "gitu dong, itu baru temen gue."

Dengan bantuan SPG, Faris mulai memilih kemeja, jas dan celana.

Sandy yang dari tadi hanya mengikuti, tiba-tiba berkomentar, "sejak gue kenal lo, kenapa selalu warna navy blue sih? Jas biru dongker lo udah ada berapa di rumah?"

Tangan Faris berhenti memilih jas ketika mendengar pertanyaan Sandy, masih memunggunginya, Faris membalas, "pernah ada yang bilang, gue bagus pakai warna biru dongker."

***


9 Tahun Lalu

"Eh ada Mira. Tanya Mira aja. Dia kan pinter mix and match baju, iya gak, Mir?" Ujar Rio.

Amira yang sedang berjalan membawa dus, melihat sekilas ke arah Faris dan Rio bergantian, "bentar mau simpan ini dulu di dapur."

"Oke." Balas Rio pendek.

Setelah meletakkan satu dus garam di dapur untuk bagi-bagi sembako weekend ini, Amira langsung kembali ke ruang makan di mana Rio dan Faris duduk, "ada apa?"

"Ini, Mir, si Faris mau beli jas. Kemarin dia ke Matahari cobain empat warna," ucap Rio seraya memberikan handphone Faris dan terpampang lah selfie seluruh tubuh dirinya di fitting room.

Rio melanjutkan, "dan Faris bingung, warna apa yang bagus?"

"Acara apaan? Nikahan?" Tanya Amira sambil menggeser layar handphone dan mengamati satu per satu selfie tersebut.

"Gue jadi Moderator diskusi di Hotel Harper." Balas Faris.

"Yang mana, Mir? Penasaran sama pendapat lo," Tanya Rio antusias, "menurut gue sih abu-abu."

"Biru, Faris bagus pakai warna biru dongker." Ucap Amira sambil mengembalikan handphone di atas meja lalu kembali ke dapur untuk membantu yang lain membungkus sembako.

***

Jangan lupa vote dan komennya yaaa :D Makasih

Kali KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang