Ya, pertemuan keluarga itu akan segera terjadi setelah Amira dan Faris berdiskusi tentang tujuan jangka pendek dan jangka panjang dalam pernikahan. Misalnya, tujuan jangka pendek mereka adalah segera memiliki anak. Dan jangka panjangnya adalah memiliki rumah di Jakarta yang harganya sudah tidak masuk di akal.
Bersyukurnya Amira, Faris adalah tipe pria yang ingin terus memperbaiki dirinya. Ia tidak perlu khawatir apakah suaminya pemalas atau tidak. Karena banyak ia mendengar cerita kalau para lelaki bergantung pada pendapatan istri setelah menikah. Dalam hal ini, memang kepekaan saja; suami susah, istri yang bantu. Tapi bukan berarti yang mencari nafkah itu istrinya.
From Faris
Vitamin.PDFAmira duduk di kursi massage kantor untuk melenturkan otot yang kaku setelah dua jam meeting. Ia menggunakan waktu tersebut untuk membalas WhatsApp dan e-mail secara bergantian.
What? Apa deh Faris? Kenapa udah ngirim list vitamin yang harus dikonsumsi kalau mau program hamil? Hello? Ketemu nyokap gue aja belum yaaa!
Tapi, ini juga hal yang mama khawatirkan ketika Amira belum kunjung menikah di usia tiga puluh tahun; kesempatan untuk memiliki anak dan resiko yang semakin tinggi seiring bertambahnya usia.
Selain itu, mama selalu bilang, "selama mama masih ada, mama yang jagain cucu kalau kamu kerja. Tapi ya ada babysitter-nya juga."
Berkaca dari pernikahannya, mama beropini kalau wanita juga harus memiliki karir. Biarlah dirinya yang akan sibuk mengurus cucu, selagi masih sehat.
Amira juga kepikiran ingin punya anak lebih dari dua, karena dulu ketika keluarganya bermasalah, ia sampai berpikir, "ah elah kenapa dua bersaudara sih gue? Saudara kandungnya juga aneh begini. Sama aja gak punya keluarga."
Namun begitu, apapun yang terjadi nanti, tetap semuanya atas kehendak Yang Maha Kuasa.
Tuut.. tuut..
"Assalamu'alaikum, Ma, malam ini ada laki-laki yang mau aku kenalin, namanya Faris." Ucap Amira ketika sambungan telefon diangkat
"Wa'alaikumsalam, pelan-pelan ih kamu tu kalau ngomong." Omel mama
"Hehe, ada pria yang mau aku kenalin, namanya Faris, dulu satu kampus tapi beda fakultas, profesinya dokter." Jelas Amira.
"Maa syaa Allah, akhirnya anak mama. Kok cepet banget? Terakhir kali kita ketemu bukannya kamu jomblo?"
Amira tertawa pelan, "kita ta'aruf, nanti mama tanya-tanya langsung aja ya."
Terdengar mama terisak di ujung sana, "hiks.. Mira, semoga dia imam yang baik ya, sayang."
"In syaa Allah, dia juga ngajak nikahnya bulan depan, Ma."
"Alhamdulillah, Mira, budget kalian berapa? Mama mau nyumbang."
"Hahaha, nanti tanya Faris aja. Dia yang sama excited-nya sama mama."
"Kamu enggak semangat emangnya, Mir?" Tanya Mama khawatir.
"Aku semangat cari baju, makeup dan souvenir aja hahaha."
"Eh iya, adat apa, Mir? Faris orang mana?"
Amira bangun dari kursi massage dan menuju ruangan, "Melayu Sumatera, Ma. Aku pakai adat daerah dia."
"Terus, resepsi adat Jawa?"
"Kayaknya internasional deh haha, masih tahun depan. Pokoknya akad dulu bulan depan."
"Oh gitu, mama ikut aja deh, Mira. Ini acara kalian. Doa terbaik untuk kalian."
***
Amira memilih dress lurus berwarna hitam, cardigan panjang hijau tua dan kerudung hitam. Melihat pantulan dirinya di cermin, ya ampun, baju gue begini doang selama ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kali Kedua
Romance(Ditulis pada bulan Oktober 2023. Republished pada bulan Maret 2024) *** Amira Khalil masih betah melajang dan memilih untuk tetap fokus kepada karirnya sebagai seorang Market Researcher. Kehidupan yang stabil dan minim gangguan merupakan dua hal ya...