19 - PDKT

4K 285 5
                                    

Shift selesai jam sembilan pagi. Setelah mencuci muka, gosok gigi dan berganti pakaian, Faris membiarkan mobil tetap terparkir di Rumah Sakit dan memilih ojek online untuk menuju Kopi Tuku.

Jarang-jarang ia memiliki waktu senggang di pagi hari. Menurut penuturan Suster Meta, jadwal bersalin berikutnya baru ada di siang hari. Prakteknya kosong hari ini. Ia memang berpikir untuk menambah jam praktek di rumah sakit lain yang membutuhkan tenaga muda sepertinya. Tapi, karena takut semakin sibuk, ia memilih waktu yang tepat untuk mengeksekusi rencana tersebut.

"Mas, Es Kopi Susu Tetangga satu, bolu wortel satu." Faris sudah berada di gerai Kopi Tuku yang berlokasi di Blok M.

Setelah membayar dengan QRIS, ia duduk di kursi yang sudah tersedia di depan toko. Sinar matahari pagi sangat dibutuhkan dirinya untuk menghilangkan rasa stress.

Saking sibuknya, ia lupa kalau es kopi susu dengan gula aren ini adalah favoritnya sejak tujuh tahun silam.

Memang, es kopi susu sekarang sudah banyak hadir dengan berbagai macam merk yang berbeda, tapi selalu balik lagi ke es kopi susu tetangga dari Kopi Tuku yang menurutnya lebih creamy.

Antara setia dan susah move on memang beda tipis, ya?

From Sandy
Ris, ayolah ikut kajian habis sholat dzuhur ini. Jadwal lo nggak padet kan? Terus ketemu Hanah.

From Faris to Sandy
Oke

From Sandy
Yes!!! Hargai perjuangan Fita yang sedang memperjuangkan lo.

From Faris to Sandy
Gue juga harus meluruskan beberapa hal ke dia.

From Sandy
Yah.. kabar buruk sih kayaknya ini.

Selesai ngopi, Faris menuju Toko Buku Gunung Agung untuk membeli buku catatan.

Akhir-akhir ini ia terlalu banyak pikirkan, oleh karena itu menulis adalah pilihan yang baik untuk mengeluarkan sebagian isi kepalanya yang kelewat penuh.

***

Kebiasaan Faris semenjak Amira menjadi tetangganya adalah menoleh ke Unit 602 setiap keluar dari lift apartemen atau ketika ia keluar unit untuk berangkat kerja.

Walaupun Faris tau Amira pasti.. Eh? Kok ada suara anak kecil terdengar sangat nyaring dari dalam unitnya?

Melihat ke jam tangan, Mira nggak kerja? Atau balik makan siang di rumah? Pikir Faris.

Chat, enggak. Chat, enggak. Chat? Oke, chat!

From Faris to Amira
Mira, lo di rumah? Kok ada suara anak kecil jam segini?

Sambil menunggu balasan, Faris masuk ke rumah, membuka jendela balkon dan mencuci baju. Ia berjalan melewati meja makan dan melihat handphone lagi, lama juga dia bales chat? Lah, kenapa jadi nungguin begini?

Mengingat punya janji dengan Sandy, lebih baik ia mandi dan bersiap menuju kajian offline. Biasanya Sandy yang selalu mengingatkan dan mengajak pergi bareng. Dengan kesibukan yang ia miliki, Faris lebih nyaman menonton secara online atau mendengarkannya melalui radio mobil.

Ustadz Adi Hidayat pernah berkata pada salah satu kajiannya, "akal dikasih makan dengan ilmu, raga diberi makan sehari tiga kali dan jiwa diberi makan oleh iman. Cara mendapatkan iman gimana? Dekat dengan Allah Subhanahu wa ta'ala."

Itu pengingat yang dibutuhkan setiap orang ketika mereka berjibaku dengan kesibukan. Faris salah satunya. Akhir-akhir ini ia sering merasa gundah, mungkin jiwanya butuh asupan iman karena terlalu mengejar hal duniawi. Terlebih lagi, ia juga sedang malas untuk datang kajian secara langsung.

Kali KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang