"Besok Selasa, lo belum balik juga dari Bandung?" Tanya Amira kepada kakaknya melalui panggilan telefon.
"Belum, Mir. Malam ini gue menuju Jawa Timur untuk healing." Jawab Aima tanpa rasa bersalah.
"Cuti gue buat hari Senin doang tau. Jangan lepas tanggung jawab gini dong. Gue banyak kerjaan." Ucap Amira sedikit jengkel dengan kakaknya yang semena-mena.
"Emang gue harus jaga anak terus apa? Gue juga butuh jalan-jalan dan bahagia!" Kakak diam sejenak lalu melanjutkan, "gue udah urus anak dan keluarga dengan baik, kenapa masih dibilang nggak bertanggung jawab? Kenapa semuanya bilang gitu ke gue?!"
Amira jadi merasa bersalah. Ia tidak tahu menahu duduk perkaranya kenapa sang kakak bisa tiba-tiba meracau tidak jelas begitu?
Lagipula, salah sendiri belum menceritakan apa-apa sebelum pergi. Jadinya kan Amira salah paham.
"Siapa yang bilang lo nggak bertanggung jawab, Kak?" Tanya Amira mencoba memahami keadaan kakaknya.
Masih tidak ada jawaban di seberang sana.
Amira mengalah, "oke, besok gue cuti lagi, rencananya kakak di Indonesia mau berapa lama? Biar gue cari child care untuk titip Amora."
"Setelah balik healing, gue ceritain semuanya, Mir. Tolong cariin day care perhari atau bulanan." Kakak langsung menutup panggilan tanpa mengucapkan salam.
Hah? Sebulan? Terus suaminya gimana itu di Aussie?
Amira menatap Amora yang tertidur pulas di tengah ranjang. Bunda kamu kenapa, Mora? Tanya Amira dalam hati.
Daripada berlarut-larut dalam kebingungan di pagi yang cerah dan tidak sibuk ini, Amira memanfaatkannya dengan membuka jendela balkon apartemen dan menghirup udara segar tanpa beban. Wah udah berapa lama sejak gue punya pagi yang santai kayak gini?
Tanpa menunda-nunda, ia menuju mesin cuci yang berada di samping dapur untuk mengeluarkan baju yang sudah bersih. Dengan rajinnya, Amira mencuci subuh tadi.
Setelah selesai, ia membuka kulkas mencari bahan makanan yang bisa untuk dimasak. What? cuma ada telor dan dada ayam fillet? Ya nggak usah kaget juga Mira, selama ini dua protein itu aja yang selalu ada di dalam kulkas karena mudah untuk diolah.
Untuk sarapan, Amira memasak ayam goreng mentega dengan telor mata sapi. Jadi ingat cerita Aima, setelah ada Amora, Kakak jarang masak yang pedas karena ia masak sekaligus untuk Amora. Memang setelah menikah dan memiliki anak, banyak yang harus disesuaikan, ucapnya ketika itu.
Melihat makanan yang sudah tersaji rapi di atas meja, Amira baru teringat, eh tunggu, ini kan anak bule? Suka gak yah? Ya udah lah, kalau gak suka tinggal beli aja.
"Mommy, di mana" Suara Amora terdengar dari dalam kamar.
Amira berjalan ke kamar, duduk di tepi ranjang dan memeluk Amora erat.
"Sarapan?" Tanya Amira singkat.
"Susu, mau susu."
Lah iya ya, anak umur segini minum susu bukan sarapan nasi dan ayam. Haduh, Mira emang lo harus cepet menikah biar tau, omel Amira dalam hati.
Tantangan selanjutnya adalah memandikan Amora, menanggapi setiap pertanyaannya, bermain Barbie, menonton kartun dan tiba-tiba Amira kangen meeting dengan klien. Ia rasa meeting sehari lima kali masih lebih mudah dibanding menjaga Amora yang lagi aktif-aktifnya.
Gue butuh gulaaaa, jerit Amira dalam hati.
"Mora kita makan cake yuk."
Dan Amora pun loncat kegirangan setelah Amira tunjukkan Instagram Scarlett's Jakarta yang menampilkan deretan desserts menggiurkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kali Kedua
Romance(Ditulis pada bulan Oktober 2023. Republished pada bulan Maret 2024) *** Amira Khalil masih betah melajang dan memilih untuk tetap fokus kepada karirnya sebagai seorang Market Researcher. Kehidupan yang stabil dan minim gangguan merupakan dua hal ya...