CHAPTER 9

11.9K 342 11
                                    

Mak kemana? Kenapa lama update!
Males mau up kalau kalian gak vote, komen apa gitu buat menghargai author

*****

Makan malam romantis yang ia pikir akan terjadi antara dirinya dan Noah terpaksa hanya menjadi sebuah rencana. Ruby dengan terpaksa harus menolak ajakan makan malam bersama Noah, ia terjebak di apartemennya atas perintah tuan Victor Antony! Memintanya untuk pindah malam ini juga. Pria gila! Oh tuhan begitulah ucapan Ruby setiap kali Victor memancing amarahnya. Tangan jahilnya terus saja menyentuh barang- barang Ruby yang di pisahkan ke dalam box karton.

"Sudah terlalu tua buang saja." Victor melihat ke arah barang yang tak layak baginya tapi masih saja ingin Ruby bawa.

"Kau terus mengatakan ingin membuang barang- barang ku. Apa kau lupa? Semua ini bukan di beli dengan uangmu!" balas Ruby mengambil pajangan kecil yang berada di tangan Victor.

"Aku tau semua barang jelek ini bukan berasal dari uangku. Tapi apa salahnya membuang barang yang tak berguna, nyaris tak bisa di gunakan lagi." Victor kembali membalas ucapan Ruby, tangannya kembali mencoba menyentuh barang Ruby tetapi dengan cepat Ruby menjauhkannya dari Victor.

"Jauhkan tanganmu!" perintah Ruby menepis tangan Victor.

Victor menoleh dengan tatapan tajam. Ia mendekati Ruby, mengikis jarak di antara mereka. Ruby yang menyadari ikut mundur karena ia pernah mengalami situasi ini beberapa hari yang lalu.

"Ada apa?" tanya Ruby mengikuti tatapan Victor yang melihatnya dengan padangan lain.

"Kau marah karena aku melarangmu bertemu dengan pria cupu itu?" ucap Victor. Satu tangannya mengusap sudut bibirnya lalu sedikit tersenyum sebelum, berubah kembali menjadi datar.

"Kau berkencan dengannya?" ulang Victor kembali melontarkan pertanyaan yang sedikit menggangunya.

"Bagaimana jika dia tau bahwa kau sudah terikat denganku," sambung Victor memainkan surai panjang Ruby.

"Terikat apa maksudmu?" balas Ruby menyingkir tangan Victor, menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Hidupmu. Hidupmu, sekarang terikat denganku Ruby," gumam Victor masukan kedua tangannya ke dalam saku celana, menundukan sedikit kepalanya menyamakan sejajar dengan wajah Ruby yang kecil sebesar telapak tangannya.

"Cihh! Hawa mu panas sekali seperti berada di depan pintu neraka," Ruby menjauhkan diri dengan tangan yang mengibas wajahnya.

Victor mengerenyitkan alisnya saat melihat tingkah laku Ruby. Ruby salah satu wanita yang tidak bisa terintimidasi dengan tatapan Victor, ia justru dengan terang- terangan mengibarkan bendera merah di depan mata Victor.

"Kau belum menjawab pertanyaanku," celetuk Victor kembali berjalan mendekati Ruby sibuk memindahkan pakaian.

"Simpan saja pertanyaanmu listkan saja semuanya di kertas putih berukuran F4," timpal Ruby meletakan jari telunjuknya di depan bibirnya.

"Entah siapa yang mengajarkanmu menjadi pembangkang dan suka melawan," cetus Victor berjalan menuju sofa dengan satu kaki yang saling bertumpu satu sama lain.

"Mungkin saja turunkan genetik." Ruby melemparkan bola kastil ke arah Victor. Ia hanya bertujuan ingin membuang bola tua itu ke dalam tempat sampah, sayangnya lebih bagus mengenai kepala Victor baru memasuki tempat sampah.

"Bagus sekali! Ternyata kau ingin memberikan asuransi kesehatan untukku," gumam Victor, untung saja tangannya dengan cepat menangkap bola kastil.

"Aku hanya menguji ketangkasan dirimu. Karena aku memaklumi usiamu yang sudah bisa di katakan berumur." Ruby berjalan mendekati dan merebut kembali bola kastil di tangan Victor dengan cepat juga ia  membuangnya ke arah tempat sampah.

𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 𝐁𝐀𝐁𝐘 𝐁𝐎𝐘𝐒 𝐌𝐑. 𝐁𝐈𝐋𝐋𝐈𝐎𝐍𝐀𝐈𝐑𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang