CHAPTER 31

8.4K 295 36
                                    

Sorry for typo

****

"Apa maksudmu," sahut Ruby mendorong tubuh Victor. Ia tatap dalam mata Victor, singkirkan dulu perasaan gugupnya. Tanamkan lebih dalam perasaan benci! Benar dengan membenci Victor lebih dalam akan mengurangi perasaan yang tidak jelas pada hatinya.

"Apa aku harus memberimu sindir- sindiran agar kau paham apa maksudku. Jujur aku tidak suka basa-basi, memperjelas! Bahwa aku menduda sampai detik ini menunggu kau."

"Menduda? Kau pernah menikah berarti selama ini," balas Ruby dengan alis yang mengkerut, memang tidak lagi pernah ia mencari tentang Victor selama bertahun- tahun.

"Tidak. Sudah aku pertegas kepadamu Mrs. Antony," sambung Victor yang tidak terima jika sampai pemikiran Ruby menuduhnya telah menikah.

"Stop call me Mrs. Antony! Aku belum menikah. Tidak bisakah kau membedakan panggilan Miss dan Mrs? Dan satu hal lagi namaku tidak lagi Antony. Cukup Rubyjane Mr. Antony."

Victor manggut- manggut dengan sedikit mengulas senyum. "Mulailah terbiasa. Kau bukan lagi adikku, tapi akan menjadi istriku."

Sekali lagi setelah mendengar apa yang di katakan oleh Victor. Raut wajah Ruby tidak berubah menjadi bahagia, hatinya tidak berbunga- bunga tapi justru membuat perutnya bergejolak ingin muntah.

Mungkin di masa lalu ia begitu bodoh dan ceroboh. Mudah terhasut dan terhanyut akan rayuan Victor, tidak akan ia salahkan takdir. Karena Ruby sadar akan kebodohan yang ia lakukan, hasil perbuatannya ia harus menanggung kehamilan yang tidak dia inginkan. Harus menunda mimpinya, terkadang ia bersikap egois dan menyalahkan diri sendiri.

Perlahan Ruby berdiri meninggalkan sofa suasana berubah canggung. "Ku tegaskan kepadamu. Berhentilah untuk menganggu hidupku lebih jauh, aku datang kemari hanya untuk putraku Rune. Apa kau menjadikan Rune sebagai alasan untuk mendapatkan aku kembali?"

Victor bersandar, sedikit mengangkat dagunya ia menahan senyuman di bibir tapi matanya terlihat menyorot Ruby dengan senyuman. "Ternyata empat tahun tidak bertemu mengubahmu menjadi percaya diri, uh?"

"Sudah cukup kau mengacau kehidupanku!" papar Ruby dengan menahan kepalan tangannya.

"Mengacau? Apa yang aku kacau dari hidupmu? Aku membiarkan kau terbebas dari Rune, aku juga membiarkan kau mengejar mimpimu, selama ini aku membiarkan kau hidup dengan bebas tanpa terkekang olehku. Kau masih berpikir aku mengacaukan semuanya?" ucap Victor pelan.

"Seharusnya kau tidak muncul sejak awal dalam hidupku!" tandas Ruby yang masih tidak terima dengan ucapan Victor.

Victor terkekeh, ia bersedekap mengigit bibirnya. Masih dengan mata yang menyorot ke arah Ruby saling bertatap satu sama lain. "Kau masih menyesali semua yang terjadi? Tidak kah kau berpikir bagaimana kehidupanku selama ini?"

Victor berdiri, memajukan tubuhnya mengikis jarak di antara mereka berdua. "Tidak bisakah otakmu berpikir dewasa? Umur kita sudah tua, berhenti menyalahkan takdir. Rune akan malu memiliki orang tua yang masih saja egois hanya memikirkan dirinya sendiri," imbuh Victor sebelum berlalu pergi meninggalkan Ruby.

Setelah kepergian Victor tak lama kemudian dua pelayan menghampiri dirinya. "Nona, kami sudah menyiapkan kamar anda."

"Aku tidak akan tinggal di sini!" tegas Ruby. Ia ambil tas miliknya dan bersiap untuk meninggalkan mansion. Victor tidak berhak untuk mengatur dirinya, jika ini demi kepentingan Rune. Ruby bisa terus datang setiap hari tanpa harus tinggal bersama seperti yang terjadi sebelumnya.

𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 𝐁𝐀𝐁𝐘 𝐁𝐎𝐘𝐒 𝐌𝐑. 𝐁𝐈𝐋𝐋𝐈𝐎𝐍𝐀𝐈𝐑𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang