CHAPTER 12

13.2K 357 20
                                    

Dua tangan yang saling beradu untuk membayar bill makanan yang mereka makan. Tangan Ruby berusaha mendorong beberapa lembar uang tunai sedangkan, Noah juga menarik tangan Ruby dan menggantinya dengan kartu debitnya. Hal itu terus terjadi selama beberapa menit sampai akhirnya waiters mengambil kartu Noah.

Ruby menilik ke arah Noah yang  menunjukan reaksi bahagianya tersenyum dengan amat sangat cerah, mengalahkan cuaca dingin hari ini. Ia merasa tidak enak hati, padahal sejak awal ia sudah mengatakan bahwa kali ini Ruby akan mentraktir Noah untuk makan siang.

"Bukankah sudah aku katakan biarkan aku yang membayar?" Ruby menyentuh permukaan tangan Noah, dan meletakan uang tunai yang di tolak sebelumnya.

"Ruby, sekarang aku sudah sukses. Menikahimu aku juga sanggup sekarang," ucap Noah tangannya kembali memasukan uang yang  berikan ke dalam saku outher Ruby.

Ia kembali di buat bungkam dengan ucapan Noah. Kenapa Noah terlihat berbeda kali ini, tidak ada kata malu Ruby justru mendapatkan ajakan terang- terangan dari Noah. Ada apa dengan Noah?

"Noah berhentilah bercanda," timpal Ruby dengan tersenyum tipis menyisir naik surainya. Tangannya menggosok dengan perlahan permukaan tengkuknya, Ruby merasa gugup seketika.

"Apa kau sudah memiliki pengganti diriku?" sambung Noah dengan satu tangan yang ia selipkan di saku celana, ia masih menahan diri untuk tidak mengeluarkan benda telah di persiapkan untuk Ruby.

Ruby memainkan buku jemarinya yang berada di bawah meja. Kenapa begitu sulit untuk mengatakan tidak ada, karena memang tidak ada yang menggeser posisi Noah selain satu orang sebelumnya yang memang telah menjadi penghuni lama— lebih tepatnya jauh sebelum ia mengenal Noah.

"Sepertinya tidak ada." Noah menarik keluar sebuah kotak kecil yang berada di dalam sakunya, dan mendorongnya ke arah Ruby.

"Bukalah Ruby, jangan hanya melihatnya saja. Aku membuatnya  khusus ke pengerajin di Swiss hanya untukmu," sambung Noah menarik tangan Ruby untuk menyentuh kotak yang ia berikan.

"Noah, ini bukan?" tanya Ruby yang ragu untuk membukanya, ia takut di dalam sana ada sebuah harapan yang di letakan kepadanya.

"Aku tau apa yang kau pikirkan, tentu saja bukan," balas Noah dengan tersenyum kecil, ia tau Ruby juga gugup jika ia melamar secara mendadak.

Ruby membuka kotak yang Noah berikan. Sebuah kalung perhiasan dengan mutiara kecil berwarna rose gold terlihat indah di bentuk seperti tetesan air, Ruby terpaku sejenak. Ia kembali merasa terharu ini sungguh hal yang tak ia duga, Noah memberikannya kalung yang sangat Ruby impikan. Bahkan kalung yang hanya dalam imajinasi yang ia realisasikan di atas sketch book kini terwujud menjadi nyata karena Noah.

"Don't Cry Ruby. Apa kau menyukainya?" Noah memajukan kepalanya, mengusap pipi Ruby yang menunduk Ruby akan menangis dalam posisi ini, jika di biarkan lama.

"Terima kasih Noah. Kau selalu mengingat apa yang dulu sangat aku inginkan," ucap Ruby dengan perasan haru menyentuh kalung yang begitu indah untuk ia terima.

"Izinkan aku membantumu memakainya." Noah berdiri dari posisinya, mengambil kalung dan memasangkan pada leher ruby. Tangan Noah dengan cepat merapikan kembali rambut Ruby, ia tersenyum lebar saat kembali duduk dan melihat kalung yang ia berikan begitu cocok di pakai oleh pemilik sesungguhnya.

𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 𝐁𝐀𝐁𝐘 𝐌𝐑. 𝐁𝐈𝐋𝐋𝐈𝐎𝐍𝐀𝐈𝐑𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang