CHAPTER 18

9.4K 279 4
                                    

Setelah hampir empat hari berada di Kanada. Akhirnya Victor kembali ke Boston dengan melakukan penerbangan di malam mengunakan pesawat pribadi, tangannya memegang tablet membaca berita yang trending dalam waktu sepekan ini. Membaca artikel- artikel sampah tentang pertunangannya membuat Victor merasa muak, mereka menulis artikel seakan- akan Victor tokoh utama yang merusak acara pertunangan sendiri.

"Kita sudah sampai Tuan."

Suara supir pribadinya membuat Victor berhenti membaca berita dan melemparkan tabletnya ke sisi kirinya. Mobil telah melewati gerbang utama mansion Antony, Victor turun dari mobil setelah pintu di buka oleh supir pribadinya.

Beberapa pelayan terlihat terkejut dengan kembalinya tuan mereka begitu mendadak, hanya sebagian pelayan yang menunduk menyambut kedatangan Victor. Victor juga tidak perduli, ia terus melangkah masuk dengan satu pelayan yang membawa kopernya.

"Dimana Nona ruby?" tanya Victor.

"Nona, berada di taman belakang Tuan," jawab pelayan dengan cepat.

Victor yang awalnya ingin masuk ke lift berubah memutar arah. Ia mengambil langkah cepat menuju ke arah timur, pikirannya saat ini hanya tujuan kepada Ruby melihat Ruby mungkin akan membuat rasa lelah perjalannya hilang. Victor sampai di antara pintu keluar yang terhubung dengan taman yang luas, terdapat danau buatan serta pohon maple yang berwarna oranye. Dan di sana mata Victor menangkap tubuh kecil yang berbaring di atas rumput tanpa alas, lengkap dengan sebuah buku di tangannya.

"Terlihat sangat nyaman sekali," gumam Victor berjalan mendekat dengan satu tangan yang berada di dalam kantong celana.

Berjalan dengan langkah pelan nyaris tak ingin menganggu ketenangan Ruby. Setelah ia berhasil mendekati Ruby, Victor masih berdiam dengan memperhatikan buku yang di baca ternyata masih terkait akan jurusan beasiswa yang beberapa hari lalu di umumkan.

"Apa kau sedang mempersiapkan diri untuk pergi." kata Victor membuat Ruby sontak terkejut dan menurunkan bukunya.

"Victor!" teriak Ruby.

"Kenapa kau terkejut? Tidak ada setan di pagi hari dengan wajah yang tampan dan memiliki pesona paripurna sepertiku," sahut Victor membalas Ruby.

"Kepercayaan diri itu sangat penting. Tetapi berlebihan juga tidak di perbolehkan," ucap Ruby merubah posisinya menjadi duduk.

"Siapa yang bilang? Nyatanya aku memang tampan bahkan, sudah jelas tercetak di artikel," jawab Victor sedikit membungkuk menatap wajah Ruby dalam jarak yang dekat.

"T-tentu saja, salah!" teriak Ruby sedikit gugup. Ia semakin terkejut saat tangan Victor membelai kepalanya.

"A-apa yang kau lakukan," sahut Ruby kembali mencoba untuk menjauhkan kepalanya, awalanya ingin melepaskan diri justru mengubah usapan menjadi tekanan yang membuatnya berteriak. "arrggh!!!"

"Mencoba mengeluarkan setan dan roh jahat dari tubuhmu," balas Victor menarik kecil rambut Ruby lalu bergerak melempar tangan di udara.

"Manusia terkutuk!" gumam Ruby menahan amarah di dalam hatinya.

"Apa! Apa kau ingin marah sekarang? Bagiku, kemarahanmu hanya seperti kucing yang sedang mengeong," sambung Victor dengan seringai. Menyilang kedua tangannya di depan dada, punggungnya yang lebar semakin tertarik saat kemeja di balut vent semakin mengencang.

Ruby berdiri dari posisi duduknya. Ia ingin menunjukan kemarahannya, malah mendapatkan kesialan saat  kakinya tersandung dan menabrak dada Victor yang langsung menangkap tubuh Ruby.

"Ceroboh! Belajarlah berdiri dengan benar, baru kau tujukan kemarahan." ucap Victor melepaskan tangannya dari pinggang Ruby. "Bagaimana apa kau siap melanjutkan studi di Toronto?" sambung Victor.

𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 𝐁𝐀𝐁𝐘 𝐁𝐎𝐘𝐒 𝐌𝐑. 𝐁𝐈𝐋𝐋𝐈𝐎𝐍𝐀𝐈𝐑𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang