2335 kata Tolong vote dulu sebelum baca.
Hargai waktu author yah sayangku.*****
"Jaxon! Apa pita dasiku miring?"
"Jaxon! Sepatunya terlalu sempit!"
"Jaxon, Jaxon, Jaxon. Apa Ruby sudah siap?"
Siapa yang akan menikah dan siapa yang di buat pusing. Jaxon sampai harus bersembunyi di balik pintu menarik napasnya dalam lalu membuangnya dengan kasar, ia busungkan tubuhnya membenarkan letak posisi dasi, memasang senyum paling lebar sampai harus memperlihatkan barisan gigi rapi yang hampir kering terkena angin.
"Mr. Antony tidak bisakah anda tetap tenang? Duduklah, tarik napasmu dengan perlahan. Kau memang yang akan menikah, tapi aku yang kelelahan menghadapi dirimu," kata Jaxon membuka satu telapak tangannya meminta Victor untuk duduk di atas sofa.
Victor duduk lalu sedikit menunduk menarik napas dan membuangnya perlahan. "A-aku gugup Jaxon. Ini pernikahan pertamaku setelah sekian lama menunggu, sedari tadi sialnya tidak bisa aku tahan debaran ini." Victor menatap Jaxon dengan tangan yang memegang dadanya. Rasanya seperti memenangkan puluhan tender dalam sekaligus.
"Kau sudah sempurna. Kau pantas untuk mendapatkan semua ini," puji Jaxon dengan tulus. Jaxon juga merasakan perasaan senang dan sedih, ia yang menyaksikan perjalanan percintaan Victor yang menguras emosinya juga. Tapi melihat Victor dalam balutan jas licin yang berbeda dari biasanya, rasanya sangat bangga dan bahagia.
"Setelah gagal menikah. Aku harap ini menjadi pernikahan terakhirmu, Tuan."
"Kuharap ini juga yang terakhir. Tidak ingin kuucapkan janji suci kepada wanita lain, hanya Rubyjane seorang," balas Victor dengan penuh keyakinan.
Kedua pria gagah itu saling keluar dari ruangan. Ruangan Victor hanya terpisah dari ruangan Ruby yang berada tak jauh dari dirinya, mereka akan melakukan pemberkatan di halaman belakang gereja yang telah di hias dengan bunga mawar putih.
Seperti yang di inginkan Ruby. Wanita itu hanya ingin pemberkatan yang sederhana, tidak perlu terlalu banyak mengundang orang. Bahkan saat Victor menawarkan akan mengadakan resepsi pernikahan yang megah, Ruby menolak dan lebih mengusulkan untuk mereka berbulan madu saja.
Ada dua puluh kursi yang telah di hias. Dan diisi rekan- rekan Victor dan teman- teman Ruby yang sempat berkuliah di Shanghai.
Victor melangkah cepat menuju altar. Berdiri dengan gagah menautkan sepuluh jemarinya, wajahnya begitu tegas tanpa senyuman. Bukan karena dia tidak bahagia, tapi karena gugup yang melanda hatinya. Victor takut saat dirinya tersenyum, rusaklah wibawa pria tampan yang melekat pada dirinya.
Di waktu yang bersamaan Ruby juga merasa gugup dengan terus melihat pantulan dirinya di cermin. Gaun berwarna putih tulang dengan bahu yang terbuka begitu sederhana tanpa pernak pernik, Ruby mengenakan kalung berlian yang menambah kesan manis tanpa berlebihan. Penutup kepala yang di bordir Mrs Antony pada bagian ekor serta sentuhan riasan tipis tapi begitu elegan.
Ketukan pada pintu membuat kepala Ruby menoleh. Paman Liam muncul di sana dengan setelan jas licin yang begitu menawan, benar yang mendampinginya menuju altar nanti adalah paman Liam. Ruby sangat berterima kasih, masih ada orang- orang baik yang berada disekeliling dirinya dan Victor.
"Paman Liam, sudah lama tidak bertemu."
"Kau begitu cantik Ruby. Serasa baru kemarin aku mengatakan kalian berjodoh." Liam semakin mendekati Ruby.
Ruby tersenyum menahan rasa harunya. "Benar Paman Liam. Sampai saat ini aku masih merasa seperti bermimpi."
Liam tersenyum mengusap bahu Ruby. "Kau harus bahagia, nak. Mulai hari ini dan seterusnya Victor harus membahagiakanmu dan Rune."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 𝐁𝐀𝐁𝐘 𝐁𝐎𝐘𝐒 𝐌𝐑. 𝐁𝐈𝐋𝐋𝐈𝐎𝐍𝐀𝐈𝐑𝐄
Romance⚠️ Konten mengandung hal yang dewasa, brutal dan banyak bahasa yang kasar! CERITA AKAN DI PRIVATE SECARA ACAK JIKA INGIN BACA PART LENGKAP DI HARAPKAN FOLLOW DULU. BALAS BUDI! Begitulah yang terjadi Ruby tak menyangka. Victor Anthony meminta kemba...