CHAPTER 28

7.9K 247 10
                                    

Gaun yang indah, buket bunga yang cantik serta riasan yang begitu menawan. Sungguh di sayangkan seorang wanita menyendiri duduk di ruang tunggu, yang juga dihias begitu indah dengan mawar segar seakan menyambut hari spesial untuknya.

Suara ketukan pintu kembali terdengar, mata Carly sempat melirik ke arah pelayan yang masuk mendekatinya. Wajah pelayan terlihat ketakutan, seperti ada hal besar yang terjadi. Tapi Carly masih terlihat santai meskipun sekali- sekali hembusan napasnya terasa berat.

"Permisi, Nona--"

"Calon suamiku tidak akan datang," kata Carly memotong ucapan pelayan.

"Ia tidak akan datang hari ini. Tidak perlu khawatir, biarkan saja waktu berlalu," sambung Carly tanpa sedikitpun menatap ke arah pelayan.

"Tapi Nona, para tamu sudah menunggu ballroom," sahut pelayan dengan kepala yang sedikit tertunduk, jemarinya meremas rok span yang ia kenakan.

"Biarkan saja. Karena memang tidak ada perayaan hari ini, kau boleh pergi sekarang," imbuh Carly menatap tajam ke arah pelayan yang akhirnya mengundurkan diri dan berlalu pergi.

Air mata turun membasahi kedua pipinya. Bibir Carly hanya terkatup, tapi air matanya terus jatuh membasahi gaun pengantin yang ia kenakan. Begitu sakit perasaanya, semuanya begitu hancur dalam sekejap mata. Carly masih mencoba untuk mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang di sebrang sana.

"Apa keadaanya baik- baik saja?"

"Semuanya baik-baik saja Nona. Kami berhasil menyelamatkannya."

"Bagus, terima kasih atas kerja kerasmu."

Sambungan ponsel terputus, Carly bahkan malu untuk menghubungi Victor dalam keadaan seperti ini. Setelah mengetahui bahwa ayahnya mencoba untuk mencelakai prianya. Carly dengan cepat juga menggagalkan hal itu dan mungkin saja, setelah kejadian seperti ini. Ia lebih memilih untuk tidak lagi bertemu dengan Victor, nyawa pria yang ia cinta terus saja terancam saat bersamanya. Carly tak akan membiarkan semua itu terjadi begitu saja, tidak akan! Dirinya rela menyelamatkan Victor meskipun ia harus melompat ke jurang yang menghancurkan tubuhnya.

Ketukan pintu kembali terdengar, Carly mendongak dan mengusap sudut matanya. Pintu kembali terbuka, wajah seorang pria muncul dalam setelan tuxedo putih tulang serta dasi kupu- kupu yang membuat pria itu terlihat sangat gagah.

"Hiro," gumam Carly dengan sangat pelan. Ia terkejut saat Hiro muncul di hadapannya, dengan penampilan seperti seorang pengantin pria.

"Kau sudah siap? Maaf sedikit terlambat, tapi aku tidak ingin lagi membuang- buang waktu," ucap Hiro meraih kedua tangan Carly, lalu membawa satu tangan kanan Carly dan mengecup kecil.

"Apa maksudmu, Hiro?" balas Carly masih tidak bisa mengontrol ekspresi wajahnya. Ia mencoba untuk menarik kedua tangannya, tetapi Hiro mencekam dengan begitu erat.

"Kau tidak menyadari bahwa hari ini merupakan hari pernikahan kita? Bahkan namaku tercetak jelas di bagian depan, tamu- tamu undangan sudah menunggu." Hiro mengatur posisinya di sisi Carly, mengambil jemari Carly untuk mengandeng lengannya.

Tidak bisa berkata-kata. Carly hanya mengikuti langkah kaki Hiro, ia terlalu bingung untuk mencerna semua yang pria ini katakan kepadanya. Pintu ballroom terbuka untuknya dan Hiro, alunan piano mengiringi mereka berdua mata Carly menangkap sebuah papan pernikahan yang menuliskan h
Happy Wedding Charlotte Matthews dan Hiro Jameson.

Kaki Carly dan Hiro berhenti di depan altar. Matanya tak pernah lepas menatap ke arah Hiro dengan tajam, otaknya berputar dengan berbagai pertanyaan. Mata Carly mencari- cari keberadaan ayah dan ibunya, entah di mana kedua orang tuanya.

𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 𝐁𝐀𝐁𝐘 𝐁𝐎𝐘𝐒 𝐌𝐑. 𝐁𝐈𝐋𝐋𝐈𝐎𝐍𝐀𝐈𝐑𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang