{32}

1.4K 88 9
                                    

Happy Reading
.

.

.

"...tolong"lirih pilu pemuda manis yang sedang terbaring di atas kasur putih,Kegelisahan terus mengganggu kenyamanan tidurnya.

"Jinan Wake up, are you oke? "Pipi tirusnya di tampar pelan oleh devan yang berada di sampingnya, berupaya menyadarkan jinan. seraya mengelap dahi jinan yang berkeringat ia terus membangungkan pemuda itu.

" Hah..."mata yang tadi tertutup erat lantas terbuka, kedua mata itu beralih menatap devan yang alang tersenyum. Tiba tiba ingatan ingatan yang terjadi pada saat itu terulang kembali di benaknya.

Jinan panik,menatap sekeliling mencari sesuatu yang tadi ia alami ulang tahun,Keluarga,Teman temanya, tidak ada... Jadi semua itu hanya mimpinya saja?

"What's wrong? " Monolog devan memecah fokus Jinan terlihat linglung,kemudian ia menaikkan tangan berancang ingin mengelus rambut sang empu. Tapi belum sempat ia menyentuh,tangan jinan lebih cepat menepis keras tangan si pemilik.

"Jangan sentuh gue.. " Ujarnya penuh penekanan, kemudian suaranya kembali keluar"lo pembunuh!! "Lantas devan yang mendengar perkataan jinan secara spontan terkekeh pelan.

Ia menyeringai kecil" Bukan gue yang pembunuh, tapi lo jinan! "katanya sengaja, jinan yang terpancing menarik kasar kerah baju devan lalu meneriakinya "lo yang pembunuh, lo bunuh mereka, lo jahat... Lo gila, gue benci sama lo.. Hiks"perlahan lahan air matanya yang terbendung, meluruh lincir dari kedua matanya yang coklat.

" Hahaha tapi itu semua gara gara lo sendiri Jinan, coba lo pikir seandainya aja lo nurut dengan omongan gue saat itu, pasti semua ini gak bakalan terjadi... Jadi penyebab utamanya itu lo, lo yang bikin gue ngelakuin ini! "

"Gak...itu hiks semua atas kemauan lo sendiri, karna lo suka sama gue, lo jadi gelap mata....hiks padahal gue udah kasih tau kalau Gue gak suka.. Sama lo, tapi kenapa lo hiks.... "Sangkal Jinan seraya terisak, tangan yang tadinya mencengkram kerah baju devan semakin melemah, kepalanya mulai menunduk membasahi baju pemuda yang berada di depannya.

" Gak perlu nangis Jinan, masih ada gue.... Yang bakalan selalu nemenin lo!! "Pemuda yang tengah menangis itu kembali menatap wajah devan yang jaraknya tidak terlalu jauh dari wajahnya, di pandanginya wajah pemuda itu dengan mata sayu.

" Please hiks b-bbiarin gue pergi ya... Ggue janji gak bakalan laporin lo... Pppleasee hikss "sembari mengenggam tangan devan,jinan terus memohon, agar pemuda itu membiarkannya pergi.

Tangannya yang bergetar itu merambat ke tangan devan, pemuda itu dapat merasakan ketakutan yang sedang Jinan rasakan. Ia tersenyum bangga.

" Gue gak mau! "jawabnya singkat, Jinan yang mendengar semakin putus asa"pleasee ggue mohonn hikss" Ucapnya lagi, tapi sayang sekali bahwa permintaannya itu akan menjadi hal yang sia sia.

"Kenapa lo jahat sama gue, gue salah apa...? Ggue gak mau di sini, gue mau pulang hiks... "Ucapnya di iringi dengan isakan kecil.

"Gue gak jahat sama lo Jinan, sama sekali gak!! "Timpal devan serius, wajah tegas itu terus menatap wajah jinan yang rapuh.

"Kalau lo gak jahat sama gue hiks,kenapa lo ngelakuin ini...kenapaa hikss??"tangan devan yang sedari tadi ia genggam, terlepas begitu saja karna devan menghempaskannya dengan kasar.

STALKER OBSESSION (TUNDA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang