{39}

969 67 11
                                    

Happy Reading
.

.

.

Jinan memandangi wajah mereka bertiga yang tampak biasa biasa saja,seperti tidak ada merasa bersalah sama sekali.

"tante... Hikss tante tau kalauhh devan bohong, tapi kenapa hikss tante biarin devanhh hiksss... " Isaknya kecewa seraya menatap selena.

" Sayaa tauhh hksss kalau devan anak tante... Tapi apakah harus perbuatan salah itu tante biarinhh?? Anak tante ngehancurin hikss hidup saya... Hidup saya hikss hancur!!"

"JINAN! SHUT UP YOUR MOUTH!! " Devan berteriak saat jinan tidak berhenti meracau, walaupun ia tau kalau itu tidak akan jadi masalah. Karna antara selena atau pun william mereka tdak akan peduli dengan itu.

"DEVAN BUNUH TEMAN TEMAN SAYA, DEVAN NGEBAKARIN SEKOLAH, DDEVAN HIKS YANG BIKIN RUMOR KALAU SAYA YANG NGELAKUIN ITU SEMUA HIKSS.... DAN SEKARANG DEVAN JUGA HIKSS YANG... YYANG HIKSS.... " Mulutnya sudah tidak sanggup untuk sekedar melanjutkan perkataannya, Isakannya benar benar memilukan.

"hikss tolong saya, Kkalau kalian memang benar benarhh ingin berniat memenjarakan saya... Hikss kalian penjarakan saya saja, saya gapapa hikss.. Daripada Saya di sini.... " Sambungnya dengan nada tersedu sedu, William hanya melihat dengan tatapan datar. Benar benar tidak punya hati.

Jinan bersujud di depan selena, hati selena berdenyut saat melihatnya. Jinan benar tidak seharusnya dia membela devan, apalagi dia tau kalau semua perbuatan anaknya salah.

Akan tetapi...

"Maaf jinan... Tapi saya juga sakit hati saat melihat anak saya elga, saya gak mau kalau anak saya sendiri yang merasakan sakit... Apalagi saat saya tau kalau kamu ada hubungan dengan gadis yang memfitnah anak saya... "Lirih selena bersamaan dengan air yang lolos keluar dari sudut matanya.

Deg!!!

Hanya dalam hitungan detik Jantung jinan seperti di tusuk dengan ujung belati yang tajam, ia mendongak ke atas menatap putus asa wajah selena yang juga menahan isakan.

"Huuuua... Hikss hksss..... "

Jinan semakin menangis histeris kala mendengar penuturan selena, ia sudah bingung harus melakukan apa, ia kehilangan arah. kepalanya sakit sekali ketika mendengar kata kata itu.

"Tuhan... Hksss" Jinan memukul mukul kuat dadanya yang terasa sesak, menyalurkan semua rasa sakit yang ia rasakan. napasnya seperti tercekat di pangkal tenggorokkan.

"Jinan okey, stop! jangan pukul dada lo lagi!! " Muncul rasa khawatir dari hati devan, dengan cepat ia mendekati sang empu dan mencekal tangan jinan agar berhenti memukul dadanya.

"Lepashh.... " Lirih jinan tak bertenaga, tangannya yang lemah berusaha melepaskan cekalan tangan devan yang semakin mengerat di pergelangan tangannya.

"Kenapahh? Kenapa lo mmasih peduli hkss sama guee?? Lloo senengkan semua hksss kemauan lo udah ttercapai!! " Kedua mata yang sembab itu melihat devan lelah, air mata tak berhenti luruh dari pelupuk matanya.

Devan hanya diam dengan dahi yang sedikit mengernyit. Tubuhnya terhuyung ke belakang manakala jinan mendorongnya kuat.

"Kenapa ttante bisa ngomonghh begituu? Dulu saya hkss emang ppunya hubungan sama hksss icha.. Ttapi bukan berati tante bisa alihin ssemua kesalahn dia ke sa-ssayaa.. Hikss saya gak tau apa apa... Kenapa harus saya yang ngerasain sa-saakitthhh" Ungkap jinan hancur, ia kembali bersujud tepat di kaki selena.

STALKER OBSESSION (TUNDA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang