{44}

862 62 5
                                    

Happy reading
.

.

.

Tw// self harm

Ini semua karna lo, jinan

Lo harus mati

Lo pembawa masalah

Lo pembunuh

Gue mati karna lo

Suara suara delusi yang muncul begitu saja, mengacak-acak akal Jinan, pikirannya semakin kacau."Maaaffhhh.... " Hanya sepatah kata singkat itu yang terus keluar dari bibirnya yang bergetar.

Jinan memukul keras kepalanya berharap suara suara aneh itu menghilang, ia tidak sanggup, kepalanya sangat pening. "Stoppphhh, stophhh hikss" Teriaknya dengan tangan yang menutup erat kedua telinganya.

Jinan yang semakin tidak terkendali mengedarkan pandangannya ke segala arah, mencari sesuatu benda yang mungkin bisa membantunya untuk menghilangkan suara itu. Lalu tanpa sengaja pula ia melirik sebuah benda tajam yang tersimpan di atas meja, cutter hitam yang ia lihat itu seakan akan menghipnotisnya.

Jinan terdiam sejenak lalu beranjak berdiri, dengan tatapan kosong ia berjalan mendekati meja coklat tersebut. Kemudian Langkah kakinya terhenti di depan meja.

"Mati.... "

dengan keadaan yang sangat mengkhawatirkan tanpa pikir panjang jinan meraih cutter dan langsung menyayat tangan kirinya.

"Aaakhh.... " Rintihnya pelan.

sensasi perih dan juga panas bercampur menjadi satu, tapi hal itu tidak berlangsung lama karna ketika Jinan melihat sayatan itu rasa takut dan sakitnya yang tadi seakan menghilang dalam sekejap.

Tes, tes, tes

Jinan menatap darahnya yang mengalir deras dari sayatan hingga cairan merah tersebut menetes ke lantai. Hatinya merasa puas, lega, dan juga tenang karena telah meluapkan rasa emosinya.

Sakit...

Jinan dengan langkah gontai berjalan ke pojok kamar dan tak membiarkan cutter itu terlepas dari tangannya, lalu seketika tubuhnya merosot ke bawah dan isakan menyakitkannya kembali.

Cutter yang berada di genggamannya kembali ia gunakan untuk menyayat tangannya lagi, satu sayatan, dua sayatan, tiga sayatan.

Setiap sayatan yang ia buat, rasanya mampu membuat dirinya tenang. Jinan kehilangan akal, rasa sakit yang ia alami selama ini membuatnya nekat untuk melukai dirinya sendiri.

Jinan meraung kencang di sana. menutup gorden, tidak membiarkan sedikitpun cahaya masuk ke dalam kamar, memeluk kedua lututnya, seraya mengucapkan maaf"maaafffhkss... Guee minta maaff" Ia tidak bisa menghilangkan bisikan bisikan yang menganggu telinganya.

"Maaaff.... Gue mintaa maaff, semuanya salah gue hiksss"
.

.

{12:43}

Di sana, di dalam sebuah cafe tampak seorang pemuda dan pria yang lebih tua darinya sedang duduk di kursi, seraya menikmati minuman yang baru saja datang.

Tatapan tajam yang pemuda itu berikan untuk pria yang berada di depannya, tidak berpengaruh apa apa. Pria itu, tetap pada pendiriannya menunjukkan tatapan dan sikap yang tegas.

STALKER OBSESSION (TUNDA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang