{37}

1.3K 79 11
                                    

Happy Reading
.

.

.

"Gak apa? Beneran Gak enak makanannya? " Jelas devan sinis, Jinan yang mendengar menggelengkan kepala menyangkal semua perkataan devan. "Ggak devan,makanannya enak ttapi gue kenyang... " Jawab Jinan terbata bata.

"Lo kenyang makan apa, hah? " Tatapan matanya semakin dalam saat melihat jinan.

Jinan,pemuda yang di tanya itu hanya diam tidak berani menjawab.

Devan menghela nafas lalu menatap tegas kedua mata jinan, "lo.harus.makan.jinan!! " Tuturnya dengan penekanan di setiap kalimat.

"I-iiya... "

Melihat tatapan tajam dari kedua mata hazel devan, seketika nyali Jinan semakin menciut.ia menundukkan kepalanya pelan lalu tangannya ia gerakan alih mengambil garpu.

Spaghetti yang terlilit di garpu masuk ke dalam mulutnya, Ia makan dengan rasa mual yang bergejolak di dalam perutnya. Tetapi Persetan dengan tidak selera, karna sekarang nyawanya lebih penting dari pada apa pun.

Devan yang sejak tadi tidak mengalihkan atensi dari wajah Jinan, sadar bawah pemuda di depannya ini sedang menahan mual.

"Kenapa lo setakut itu sih nan? " Batin devan dengan tatapan yang terus ia berikan pada wajah Jinan.

Devan memutar bola matanya malas, lalu kembali melanjutkan acara makannya, setelahnya selesai ia mulai membereskan meja makan.

"Udah kalau memang gak selera gak usah di paksa, gue tau kalau lo mual! "Ujar devan tanpa melihat sang empu.

Jinan mendongakkan kepalanya sebentar, untuk menatap devan. "Gak gapapa, ggue bakalan habisin... Jjangan dibuang... "Jinan menahan tangan devan yang mencoba mengambil piringnya, tetapi tangan keras devan lebih cepat menepis tangannya.

"Udah gak usah!! " Titah devan, Lalu mengambil paksa piring jinan yang masih banyak berisikan makanan. Setelah beres pemuda tampan itu pergi ke dapur untuk meletakkan piring di wastafel.

"Padahal gak perlu dibuang... Kan jadi mubazir" Batin Jinan tiba tiba, kemudian ia melihat sekeliling bagian rumah devan. "Di sini banyak cctv ya... " Pikirnya saat melihat ada banyak cctv di setiap pojok langit rumah.

Dring... Dring..

handphone yang berada di atas meja makan berdering, menarik perhatian jinan yang masih di sana. Ia melihat sekilas nama penelpon yang tertera di layar hp milik devan.

"Nyokapnya nelpon " Lirih Jinan pelan, lalu dengan keberanian tipis ia mencoba meraih HP devan. Akan tetapi belum sempat ia menyentuh, devan yang dari dapur lebih dulu datang ke arah nya.

"Mommy??? " Seru devan saat melihat nama si penelpon, lalu dengan cepat ia mengangkat panggilan tersebut.

"Halo mom.. " Sapanya sopan, dengan langkah kaki yang terus bergerak menjauh dari Jinan.

"Halo sayang, devan hari ini kamu bisa ke rumah mommy? "

"Ke rumah mommy? Kayanya aku gak bisa "

STALKER OBSESSION (TUNDA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang